Notification

×

Iklan

Iklan

Renungan Minggu Pdt Rein Justin Gultom: Menjadi Gembala yang Baik

21 Apr 2024 | 09:23 WIB Last Updated 2024-04-21T02:23:37Z
Pdt. Rein Gultom, STh, MA



(Oleh
Pdt Rein Justin Gultom, STh.MA) 



Salam Sejahtera bagi kita semua dalam Nama Anak Nya Tuhan Yesus Kristus, 

Tuhan adalah gembala kita. Dia  memberi teladan yang baik bagi kita, dan Dia pinta supaya kita berbuat yang sama meneladani Dia  sebagai Gembala bagi domba dombaNya (Yoh 13:15). 

Kita coba periksa apa dan bagaimanakah sikap dan perilakuNya seorang  Gembala yang baik? Dan menghubungkannya dengan Mzm 23.  

Tentu ini menjadi gembala adalah tugas panggilan bagi  kita bersama.kita ditugaskan menjadi gembala  diperlengkapi dengan talenta (1 Kor 12, Mat 25), di tengahmana kita berada,  keluarga, pekerjaan, Greja dan pemerintahan, di lembaga lembaga pekerjaan kita.


Berbicara tentang "gembala yang baik", pasti tidak asing lagi bagi kita saat ini. 
Lagu terpopuler dari  Norma sanger tahun 60 han 'si gembala sapi,' yang digubah oleh AT Mahmud menjadi lagu keroncong seriosa, kembali mengingatkan dan memotivasi kita akan tugas dan tanggung jawab kita sebagai 'gembala'

Pengalaman kita  saat kita  marmahan horbo (kerbau), orang tua menugaskan kita membawa kerbau dari kandang pergi jauh ke hutan hutan sana untuk carikan rumput yang baik dan segar, air untuk minum.  

Kita bawa margulu atau memandikan ke Tao (danau) supaya tidak berlumpur, sehingga bersih dsn sehat, kita tancapkan talinya supaya tidak merusak dan mangaljahi tanaman orang lain, supaya dia tidak menjadi sasaran empuk jadi korban kekerasan orang lain.

Kita hidupkan bara api didekatnya supaya darah tidak dihisap nyamuk. Di sore hari kita bawa ke kandang agar kerbau kita menyegarkan badan. 

Sungguh, Kita dekat sekali dengan mereka: kekompakan kita terjalin.  kita naik ke punggung, kita hapus bulu bulunya  supaya tertidur, kita hibur dengan alunan lagu  sambil kita main suling, kita benar menjalin kekompakan dengan mereka. Itulah yang membuat  mereka kenal dan tanda siapa kita gembalanya. 

Tak jarang Kita punya banyak kenangan dsn pengalaman, acap kita berhadapan segudang resiko, kita kecarian, binatang lain mengganggu, dan lainnya. Sering kita menangis kalau kerbau kita sakit, hilang dan pergi ntah kemana. 


Pekerjaan yang kita lakukan di atas, Yesus telah  melakukan sebelumnya. Dia menyatakan diriNya, dalam perikop kotbah kita ini: Akulah Gembala yang baik. Coba kita periksa bagaimana sikap, perangai dan tingkah laku, serta tanggung jawab seorang gembala yang baik? Menurut perikop ini supaya sikap dan kelakuan kita sebagai gembala kita rubah dan perbaharui. 

Dalam Ayat 11 seorang Gembala Yang baik harus mampu 'memberikan nyawa bagi domba dombaNya'. 

Dalam Yoh 15:13 disebut  inilah kasih yang lebih besar mau memberikan nyawanya bg yang lain (saudara saudaranya). 

Ini tidak sekedar kata dan isapan jempol tetapi Yesus benar benar sudah lakukan ini di dalam pekerjaanNya. Dalam Yoh 3:16, Dia diutus Bapa dari sorga karena kita butuh keselamatan di bumi.  Dia rela mati, Hingga di siksa, dibunuh, di salib?  Memberi nyawanya bagi tebusan banyak orang dsn segala mahluk? 

Di dalam kehidupanNya di dunia 33 tahun, mengimplementasi tugasnya sebagai gembala, mencukupkan segala kebutuhsn holistik segala mahluk.

 Lihat Dalam Mazmur 23: , rumput hijau, air yang tenang, jalan yang benar dan keamanan dalam kekelaman, dilengkapi bagi domba supaya sejahtera dsn berkelimpahan (Yoh 10:10). 

Manusia tidak perlu kuatir tentang segala kebutuhan,  sebab Dia tetap besertsnya sepanjang jaman ( Mat 28:20)

Sungguh Dia sebagai Gembala yang baik tidaklah hanya memikirkan kepentingannya sendiri, tidak memikirkan kemuliaanNya dan keagungan ya  sendiri, bahkan rela turun dari sorga, ke bumi, blusukan merakyat, menjadi sama seperti hamba, mengosongkan diri (Filp 2).

Dia tidak mengobyekkan dan mengorbankan  dombanya menjadi sasaran empuk dalam kepentingan dan keuntungannya. Dia tidak mendiskreditkan yang lain. Demi  menambah gaji dan pendapatannya. Menikmati daging yang digembalakannya sebaliknya  sekali lagi memberikan nyawanya, berani mati bagi keselamatan dan kesejahteraan sesamanya

Sungguh berbeda dengan gembala yang jahat hanya memeras susu, melihat gaji, lari disaat dombanya terserang binatang buas? BD disaat gejolak yang terjadi. 

Pengorbanan Yesus Kristus  ini membuat Bapanya suka dan cinta terhadap Kristus, hingga semua bersembahyang sujud kepadanya (Filp 2)


Sikap dan perlakuan Kristus ini hendaknya menjadi telada yg harus kita ikuti di dalam kehidupan kita, kini dan di tempat ini, here St nun, kalau kita domba domba yang telah diselamatkan. 

Diberi dan dilengkapi dengan segala kebutuhan hidup makanan dan minuman, dan kebutuhan lainnya, kita dikawal dan dijaga, dilindungi diselamatkan dengan darahnya yang Kudus. 

Benar Tuhan adalah gembalaku, 'Because the Lord is my shepperd i have everything i need' (Mzm 23), mestinya kita harus berbuat yang sama bagi sesama kita, umat, masyarakat kita dan segala mahluk.

Puso tapi tersedia. Inilah muzizat Tuhan yg sering terjadi di tengah hidup kita. Dia bukanlah gembala yang semu, tetapi realita mencukupksn kita disaat kita tidak sadar dsn paham. Disaat kita Tidak memiliki apa apa, tidak bisa mengakses apa apa, tapi semua selalu tersedia bagi kita. 

Buktinya Kita masih hidup, beroleh makan dan minum bisa menyekolahkan anak, danrmbaea berobat seperti burung yang tidak pernah menuai tapi beroleh hidup, bukankah ini suatu muzizat.


 Tuhan memberi burung si gak, mencukupkan minyak dan gandum bagi seorang janda, bagi Elisa ditengah suasana paceklik


Ditengah pembangunan yang cukup dahsyat yang kita lalui di tempat kita Samosir ini.kalwu Kristus Gembala yang baik, telah berbuat yang terbaik bagi kita, kita juga harus berbuat melebihi pengalaman yang telah kita perbuat. 

Kita diingatkan kembali untuk tidak lupa tanggung jawab pengorbanan kita kepada sesama, di tempat mana kita ditugaskan mestinya bertindak sebagai Gembala. Meneladani tugas dan tanggung jawab gembala yang baik. Kita mesti Dekat dengan gembala, merangkul, mensejahterakan bahkan berkorban hingga tetes darah penghabisan demi gembala.

Dalam  Mzm 23 ada beberapa hal yang diingatkan kembali mencukupkan segala kebutuhan gembala di tempat mana kita berada demi aktualisasi visi dan misi di tengah Samosir ini: membaringkan ke padang yang berumput hijau, agar akses makanan tersedia, sehingga tidak kelaparan membimbing  ke air yang tenang; persoalan kekurangan air yang kita temukan diberbagai tempat di Samosir dsn di tempat lainnya mestinya tidak terjadi. 

Bila kita ingin disebut Sebagai Gembala yang baik maka tugas ini sudah harus sudah selesai, agar semua warga mendapat jeseegarkan jiwa . Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Akses akses jalan yang tidak ada dsn kurang dan bahkan tidak dapat dilalui juga harus diselesaikan, sebab kita tidak akan disebut gembala yang baik, bila persoalan jalan transportasi bagi unreached people tidak diperhatikan atau belum selesai. Aku tidak takut bahaya. Sebab Tuhan besertaku. Orang tidak akan mengalami ketakutan karena semuwnya akses sudah tersedia.

 Tentu ketersediaan akses ini adalah tugas semua pihak, tugas kita bersama baik Greja dan pemerintahan, dan dinas dinas terkait, cross cultural multi disiplionet untuk sama sama berusaha meneladani dan menjadi gembala yang baik, yaitu Kristus Yesus Tuhan kita, menyediakan sarana prasarana akses  bagi domba domba yang diserahkan Tuhan bagi kita. 

Tentu penting melatih dan memberdayakan para domba dlm berbagai skill dan keahlian spy gembala tidak hanya karikatif, hanya mengharap tanpa berusaha. Tetapi ikut berperan bersama, demi mewujudkan bersama visi dan misi kita, demi masyarakat sehat sejahtera, dan sorak Sorai segala mahluk

Semoga Tuhan memberkati kita semuanya, Selamat Hari Ibadah Minggu. 


( _Penulis saat ini melayani sebagai Praeses HKBP distrik VII Samosir)_