GREENBERITA.com- Pasca kebakaran SDN 8 di Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir pada Jumat, (5/4), warga mengeluh dan menyesalkan lambat nya kehadiran Damkar.
Petugas hadir melakukan pemadaman kebakaran sekolah setelah api melahap 3 kelas dan 2 rumah dinas guru.
Jauhnya jarak mobil pemadam kebakaran dari Kecamatan Pangururan ke Kecamatan Ronggur Nihuta menjadi penyebab lambat nya penanganan kebakaran di lokasi.
"Memang ada komplain warga atas keterlambatan Damkar tapi itu kita bisa maklumi karena jauhnya jarak dari Pangururan ke Ronggur Nihuta dan berharap kedepannya ada kebijakan penempatan mobil Pemadam kebakaran di setiap kecamatan sehingga penanganan kebakaran dapat cepat ditindaklanjuti," pungkas Darwan Purba ketika itu.
Menanggapi hal tersebut, salah satu staff Damkar Samosir, A Sinaga langsung menyuarakan alasannya, ketika di konfirmasi greenberita.com, Senin (8/4/24).
"Memang saat kejadian, kami tidak di pos. Kami disuruh pimpinan kerumah dinas (rumdis, red) buat bersih-bersih. Belum lagi mengisi air, tidak bisa disini harus ke Buhit (Isi air, red), makanya lama," jelasnya.
Masih kata A Sinaga menambahkan keluh kesahnya tentang hanya satu mobil Damkar yang standby di Pangururan yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Samosir.
"Hanya satu mobil inilah andalan di sekitar Pangururan. Unit hanya 3 kan satu di Ambarita, satu lagi di Nainggolan. Jadi kalang kabut lah disitu, jalan ga bagus, tekongan lagi. Udah lelah lah kami mendapat kalimat menjelekkan seperti itu. Memang kalau bisa, dibikin lah per Kecamatan, karna kewalahan kami," keluhnya.
Ikut menimpali, staff lain bermarga Naibaho pun berikan himbauan pada masyarakat Samosir.
"Kalau bisa, saat kebakaran langsung lah menelepon. Yang diperlukan disini bukan hanya kesiagaan Damkar tapi kesadaran masyarakat juga," katanya.
Pihak Damkar berharap agar Pemkab peduli dan mau menempatkan pos damkar di tiap Kecamatan di Samosir.
"Juga mau memberikan unit Tambahan mobil Damkar," pungkasnya.
(Gb-Ribka05/org)