Notification

×

Iklan

Iklan

Renungan Minggu, Pdt Dr Anna Pangaribuan: 'Tuhan Mendengar Seruan UmatNya'

21 Mei 2023 | 09:29 WIB Last Updated 2023-05-21T02:30:21Z

Oleh: Pdt Dr Anna Ch Vera Pangaribuan 



"Tuhan Mendengar Seruan UmatNya(  2 Samuel 22:1-7)"


GREENBERITA.com- Saudara-saudari yang dikasih Tuhan Yesus Kristus..,

Ada syair lagu rohani yang berjudul, 

'Berliku-Liku kehidupan ini, jalan mana yang harus kupilih. Rintangan dan cobaan slalu membayangi bila kuingin datang padamu.

Ku layangkan pandangan di awan-awan, Sejenak anganku bertanya-tanya dapatkah hati ini bagaikan pelangi setiap saat pancarkan damai.

Tuhan berikanlah Kuasamu jadikan aku pelangimu kelak akan dapat menerangi kegelapan bumi.

Tuhan pegang lah tanganku ini bila mendaki bukit terjal dapatkah di omban ambingkan iman percayaku?

Karna kasihmu Tuhan ada pengampunan., Karna kasihmu Yesus.'


Saudaraku Terkasih.,

Syair lagu ini sangat menyentuh kehidupan seseorang. Ini merupakan doa orang yang sedang menghadapi pergumulan berat. Memohon agar Tuhan campur tangan atas penderitaannya itu sehingga dia bisa cerah kembali karena iman percaya dan kasih Tuhan.


Saudaraku Terkasih.,

Bila kah syair lagu itu menyentuh kehidupan kita. Apakah pengalaman rohani yang pernah kita rasakan saat kita jatuh ke jurang yang dalam karena perbuatan yang tidak senonoh; saat kita hancur hati ini karena disakiti, dilukai, difitnah; saat kita hampir tenggelam di tengah ombak yang menderu. Apakah terkena PHK, putus cinta, broken home, kehilangan yang dicintai. Apakah di saat-saat itu semakin kita butuhkan, Tuhan kah atau sebaliknya semakin jauh dari Tuhan kah?


Saudaraku Terkasih.,

Kita bisa bercermin lewat firman Tuhan dari 2 Samuel 22:1-7 dimana merupakan nyanyian syukur Daud kepada Tuhan atas pelepasan dari cengkeraman semua musuh, terlebih si Saul. Sesuatu yang sangat amazing bagi Daud atas perbuatan tangan kasih Tuhan menyelamatkannya. Daud fokus pada Tuhan yang memberi keselamatan baginya, bukan fokus pada masalah. Sebagaimana Mario Teguh berkata : 

" Apapun yang membuat Anda tersenyum pertahankan. Apapun yang membuat Anda sedih, tinggalkan." Dari sini dapatlah menolong kita memaknai hidup yakni Tuhan membuatmu tersenyum. Jadi karena Tuhan maka kita bisa tersenyum. Sebagaimana Daud mengatakan dalam 2 Samuel 22: 2-3 :


Tuhan Bukit Batuku, Kubu Pertahananku dan Penyelamatku, Gunung batuku, Tempat Perlindunganku, Perisaiku, Tanduk Keselamatanku, Kota bentengku, Tempat Pelarianku, Juru Selamatku. 


Demikianlah pengakuan iman kita kepada siapa Allah itu bagi kita. Pengakuan iman kita bukanlah hanya kata-kata indah atau manis diucapkan tetapi lahir dari pengalaman hidup yang berat dirasakan. 


Saudaraku Terkasih.,

Apakah kekuatan Daud dalam menghadapi pergumulan imannya ? Yakni dengan DOA.!

Ketika Daud sudah diperhadapkan dengan cobaan sebagaimana digambarkan ayat 5-6 :

 " Gelora-gelora maut telah mengeliling aku, banjir-banjir jahanam telah menimpah aku, tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku." 

Tentu gambaran ini sangat menyeramkan dan mengerikan sekali. Tidak ada pilihan. Daud harus menghadapi kenyataan yang terjadi. Daud tidak menghindar dari persoalan yang berat. Daud bersandar pada Tuhan Allah saja yakni dengan menyerahkan segala kekuatirannya pada Tuhan ( 1 Pet 5:7). 


Saya teringat dengan Teologi salib, Martin Luther mengatakan bahwa Teologi salib adalah inti dari ajaran dan kehidupan gereja. Oleh karenanya Teologi salib mengajak orang Kristen termasuk semua orang percaya untuk berpikir serius tentang panggilan dirinya dalam dunia, dalam perwujudan solidaritas terhadap sesama. 


Saudaraku Terkasih.,

Dari renungan ini mengajak kita semua para pembaca untuk,

1. Melalui penderitaan, kita semakin mengenal Allah yang peduli terhadap keadaan kita masing-masing.Mari kita datang padaNya dengan berserah diri.


2. Menumbuhkan rasa solider terhadap sesama.Apakah kita sudah solider terhadap orang-orang sedang menderita saat ini di tengah dunia. Sebagaimana Allah solider terhadap penderitaan Daud. Dia mendengarkan Daud.Demikianlah kita terpanggil untuk mendengarkan jeritan mereka. Amin.


(Penulis saat ini melayani sebagai Pendeta Resort HKBP Kramat Jati Jakarta)