Notification

×

Iklan

Iklan

Presiden Jokowi Perintahkan Kapolri Usut Tuntas Kerusuhan Tragedi Kanjuruhan Tewaskan 130 Supporter

2 Okt 2022 | 15:09 WIB Last Updated 2022-10-02T08:09:19Z

Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak nafas terkena gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan saat kericuhan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022. 

GREENBERITA.com-
Presiden Jokowi memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menginvestigasi secara tuntas Tragedi Kanjuruhan. Jokowi juga melaporkan adanya tambahan korban jiwa menjadi 129 orang dalam kejadian pasca laga BRI Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, tersebut pada Sabtu, 1 Oktober 2022.


"Usut tuntas kasus ini," kata Jokowi dalam keterangan pers di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu, 2 Oktober 2022 seperti dilansir dari tempo.


Jokowi juga memerintahkan Kapolri, bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali dan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan untuk mengevalusi secara menyeluruh pelaksanaan pertandingan sepak bola dan prosedur pengaman penyelenggaraannya. 


Berikutnya, Presiden Jokowi memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1.


"Sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan," kata dia.


Tragedi Kanjuruhan terjadi pasca laga Arema FC vs Persebaya Surabaya berakhir dengan skor 2-3. Kekalahan itu menyulut emosi Aremania, sebutan untuk supoter Arema FC. 


Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta, menyatakan suporter merangsek ke dalam lapangan setelah pertandingan. Mereka menyerang para pemain Arema FC dan official. 


Melihat situasi tak kondusif, polisi lantas melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan massa. Suporter kemudian berdesakan keluar stadion yang kemudian menyebabkan sebagian diantaranya mengalami kekurangan oksigen dan sesak nafas. 


Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud Md menegaskan Tragedi Kanjuruhan bukanlah bentrok antar suporter Persebaya dan Arema. Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton.


Mahfud pun menduga adanya kesalahan panitia pelaksana dalam tragedi Kanjuruhan ini. Menurut laporan yang dia terima, polisi telah meminta agar jumlah penonton dibatasi 38 ribu orang saja dari kapasitas maksimal stadion 42 ribu orang. Selain itu, polisi juga telah meminta agar pertandingan dilakukan pada sore hari, bukan malam hari. 


"Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam dan ticket yang dicetak jumlahnya 42 ribu," kata dia saat dihubungi.


Terakhir, Presiden Jokowi juga telah memberi perintah kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk memonitor pelayanan medis bagi korban yang dirawat di rumah sakit agar mendapatkan pelayanan terbaik.


"Saya menyesalkan terjadinya tragedi ini, saya harap ini tragedi teakhir sepak bola di tanah air, jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang," kata Jokowi.


Akibat tragedi Kanjuruhan ini, PT Liga Indonesia Baru menghentikan seluruh laga BRI Liga 1 selama sepekan ke depan.