Notification

×

Iklan

Iklan

Cegah Penularan Virus PMK, Bupati Samosir Bagikan 509 Dosis Vaksin di Hatoguan

21 Jul 2022 | 19:46 WIB Last Updated 2022-07-21T12:46:05Z

SAMOSIR.GREENBERITA.com-
Guna mencegah penularan virus Penyakit Mulut dan Hewan (PMK) pada hewan dan ternak, 
Bupati Samosir Vandiko Timotius Gultom bagikan 500 dosis vaksin virus Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) ternak di Kabupaten Samosir. 


Pencanangan dilaksanakan pada vaksin PMK perdana di Desa Hatoguan, Kecamatan-kecamatan Palipi, (21/07/2022), dimulai dengan 100 ternak kerbau dan sapi akan divaksin di sekitar Kecamatan Palipi. 


Selain menyaksikan langsung vaksinasi ternak kerbau dan sapi, Bupati Samosir menyerahkan bantuan vaksin sebanyak 500 dosis dan sarana perlengkapan alat vaksin dari Dinas Ketapang dan Pertanian Propsu kepada Kepala Dinas Ketapang dan Pertanian Kabupaten Samosir dan  petugas vaksin ternak.


Masing-masing ternak yang sudah divaksin ditandai dengan kartu vaksin yang diserahkan langsung kepada pemilik ternak. 


Turut hadir, Kapolsek Palipi, Camat Palipi, Danramil Palipi,  Kades Hatoguan dan masyarakat pemilik ternak.


"Vaksinasi PMK merupakan langkah Pemkab Samosir  dalam  pengendalian dan penanggulangan penyakit mulut dan kuku di Kabupaten Samosir. Vaksinasi juga melibatkan unsur TNI/Polri guna mempercepat tracing dan mempersempit ruang penyebaran virus PMK," ujar Vandiko Gultom. 


Dia mengungkapkan, virus PMK muncul kembali setelah puluhan tahun lalu dan saat ini menerpa hewan ternak. Menurutnya, virus tersebut sampai ke Samosir terjangkit dari ternak dari luar Samosir. 


Ditambahkan, bahwa di Samosir sudah ada 8 suspek yang terkena PMK, sehingga harus dilakukan tindakan dan upaya pencegahan dengan cepat dengan membentuk satgas. 


"Sudah ada 8 suspek, kita akan bentuk satgas yang melibatkan TNI/Polri untuk melakukan pencegahan agar hewan yang terjangkit virus  tidak semakin banyak" tegas Bupati Samosir. 


Kepada pemilik ternak, Bupati Samosir menghimbau agar jangan terlalu panik berlebih karena, virus PMK tidak terjangkit pada manusia. 


"Hewan harus diobati, segera laporkan kepada kepala desa, camat maupun dinas terkait apabila ada ternak yang mengalami penyakit mulut dan kuku. Ciri-ciri umumnya, air liur berlebih, suhu badan naik dan muncul bisul-bisul pada kaki ternak," terang Vandiko.


Sementara itu, Kepala Dinas Ketapang dan Pertanian Kabupaten Samosir, Dr Tumiur Gultom menjelaskan bahwa pencegahan penyakit mulut dan kuku mulai merebak di awal Mei di Jatim dan Aceh yang berbatasan langsung dengan Sumut. 


"Dalam mengantispasi penyebaran di Samosir telah dilakukan sosialisasi dan cek point bersama jajaran polisi dan TNI kepada pemilik ternak, " ujar Dr Tumiur Gultom. 


Tumiur mengatakan, 8 suspek ternak yang terjangkit seluruhnya ternak kerbau. Terjangkit sekitar tgl 14, 18 Juli sebanyak 4 ekor di Pintusona, dan tanggal 19 Juli bertambah 4 ekor di tempat yang sama. 


"Setelah ditangani dan diobservasi dokter hewan, 2 ekor sudah pulih dan sehat, namun masih butuh pemulihan lanjutan," kata tumiur.


Menurut Tumiur, dugaan sementara terjangkitnya ternak kerbau tersebut, dikarenakan adanya aktivitas masyarakat yang membawa babi hutan dari Aceh. Virus PMK dapat menempel dibaju dan kendaraan dan menular kepada ternak. 


Namun belum ada informasi resmi dari balai veteriner yang sudah mengambil suspek.


Lebih lanjut diutarakan, Vaksin ternak yang tersedia hingga saat ini sebanyak 800 dosis dan keseluruhan untuk vaksin tahap 1. 


"Direncanakan vaksin PMK akan sampai pada vaksin ke-tiga (booster). Vaksin ke-2 akan dilaksanakan 1 bulan dari vaksin pertama dan 6 bulan kemudian akan dilakukan vaksin booster (tahap 3 )," pungkas Dr Tumiur Gultom, 

(Gb-ferndt 01)