JAKARTA, GREENBERITA.com - Dr. Eduard Sigalingging MSi dan Drs. Robert Sumihar Sitanggang sah dilantik sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Punguan Pomparan Raja Sitempang se- Indonesia periode 2021-2025 pada Minggu, 10 Oktober 2021 di Jakarta.
Pelantikan disaksikan langsung baik yang hadir secara tatap muka maupun yang secara zoom virtual di daerah-daerah seluruh Indonesia.
Pelantikan DPP Punguan Raja Sitempang tersebut dilakukan oleh Dewan Penasehat yang diketuai Prof. Dr. Djuang Sitanggang dan Dewan Pembnina yang diketuai Ir. Jan Piter Sitanggang dan juga dihadiri pengurus PARNA Indonesia (PPI), Kolonel TNI Nasib Simarmata mewakili Ketua Umum PPI Letjen TNI-AD (purn) Cornel Simbolon MSc.
Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Penasihat DPP Punguan Raja Sitempang Prof. Dr. Juang Sitanggang MM ketika melantik Dr Eduard Sigalingging sebagai Ketua Umum Raja Sitempang.
"Benar, kita telah melantik Ketua dan Sekjen DPP Punguan Raja Sitempang beserta seluruh pengurusnya," ujar Prof. Dr. Juang Sitanggang.
Sementara itu, salah satu penulis buku "Raja Sitempang Anak ni Raja Naimbaton," Bachtiar Sitanggang menjelaskan secara umum tentang Ompung Raja Sitempang.
"Ompung Raja Sitempang adalah anak ni Raja Nai Ambaton yang merupakan marga terbesar di Marga Batak yang keturunannya tidak bisa saling mengawini dari dulu sampai saat ini, dengan tona (wasiat, red) Raja Nai Ambaton, dengan motto keturunannya “Si Sada Anak, Si sada Boru," oleh karena itu semua keluarga marga keturunan Raja Nai Ambaton (kurang lebih 52 Marga) di manapun berada selalu memegang teguh wasiat nenek moyang Raja Nai Ambaton sama-sama memiliki anak laki-laki dan anak perempuan sebgai putra dan putrinya, oleh karenanya sesama Marga keturunan Raja Nai Ambaton adalah bersaudara dan maka tidak boleh saling mengawini," jelas Bachtiar Sitanggang, sang penulis dan wartawan senior ini.
Tambahnya, Keturunan Raja Sitempang adalah Marga Sitanggang, Sigalingging (Pangulu Oloan), Simanihuruk, Sidauruk yang berasal dari Pangururan Samosir menyebar dan bermukim di wilayah kawasan Danau Toba dan Tapanuli Selatan, Aceh Selatan dan Tenggara seperti marga-marga lain juga sudah ada di seluruh Indonesia bahkan di manca negara.
"Dari Sigalingging, keturunannya ada yang tetap memakai Sigalingging dan yang merantau/menyebar ke Tapanuli Selatan (Manduamas) dan Pakpak (Dairi) yaitu Keturunan Mpu Bada menggunakan Marga Tendang, Banurea, Manik, Beringin, Gajah, Berasa" pungkasnya.
Acara pelantikan pengurus Punguan Pomparan (Pekumpulan Keturunan, red) Raja Sitempang yaitu Marga Sitanggang, Sigalingging (Pangulu Oloan), Simanihuruk, Sidauruk yang baru pertama kali dibentuk ini diawali ibadah yang dipimpin Pdt Dr. Lundu HM Simanjuntak serta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, kemudian pengukuhan pengurus oleh Penasehat yang diketuai Prof. Dr. Juang Sitanggang MM dan Pembina yang diketuai Ir. Jan Pieter Sitanggang sekaligus Penyerahan bendera Pataka dan pakaian kebesaran Adat Batak kepada Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal mewakili seluruh pengurus dan penyerahan tongkat kepemimpinan.
Menurut silsilah (Tarombo) Orang Batak, bahwa Suku Batak adalah keturunan Si Raja Batak, dan putranya dua orang yaitu Guru Tatea Bulan dan Raja Isumbaon.
"Raja Isumbaon putranya tiga yaitu Raja Sorimangaraja, Raja Asi-asi dan Songkar Somalindang," sebut Bachtiar Sitanggang.
Jelasnya, Raja Sorimangaraja putranya tiga yaitu Sorba Dijulu, Sorba Dijae dan Sorba Dibanua.
Sorba Dijulu (Raja Nai Ambaton) gelar Datu Sindar Mataniari putranya dua orang yaitu Raja Sitempang dan Raja Nabolon.
"Raja Sitempang putranya dua yaitu Raja Hatorusan dan Raja Natanggang (Raja Pangururan) .
Raja Natanggang putranya tiga yaitu Raja Panukkunan (Raja Tanjabau-Sitanggang Bau), Raja Pangadatan dan Raja Pangulu Oloan (Sigalingging).
Raja Panukkunan putranya dua Raja Sitempang I dan Raja Tinita. Raja Sitempang I memperanakkan Raja Gusar (Sitanggang Gusar).
Raja Pangadatan putranya tiga orang yaitu Raja Lipan (Sitanggang Lipan), Raja Upar (Sitanggang Upar) Raja Silo (Sitanggang Silo). Raja Silo putranya tiga yaitu Silo, Simanihuruk, Sidauruk.
Raja Sigalingging (Pangulu Oloan)," ujarnya.
Sementara itu, Ketua PPI Kol Nasib Simarmata yang mewakili Ketua Umum PPI Letjen TNI-AD (purn) Cornel Simbolon MSc dalam sambutannya mengingatkan pengurus yang baru dilantik agar benar-benar bekerja dalam kasih (holong).
Sesuai pengalamannya sebagai Ketua Umum Punguan Pomparan Raja Simarmata (Si Mata Raja) amanat pengurus sungguh berat,
“Iyu baru satu marga Simarmata saja, sudah berat. Pengurus Punguan Raja Sitempang akan mengurus marga Sitanggang, Sigalingging, Simanihuruk dan Sidauruk," ujar Kolonel Nasib Simarmata.
Dia berharap, supaya seluruh keturunan Raja Sitempang merasakan kehadiran punguan ini, harus dibentuk di daerah-daerah apakah mengikuti struktur pemerintahan atau atas kebutuhan.
"Saat ini banyak perkumpulan tumbuh di tengah-tengah masyarakat Batak semua bertujuan untuk kebaikan dan mensejahterakan warganya, kita lihat saja buktinya.
Tentang kepengurusan Marga, setiap pelantikan pengurus baru, selalu meriah dan dihadiri banyak orang ternyata hanya tiga orang yang bekerja," ujar Kolonel Nasib Simarmata menyampaikan pengalamannya.
Ketua III Pengurus PARNA se Indonesia itu juga mengingatkan pengurus untuk bekerja sepenuh hati agar Punguan Raja Sitempang dapat mengukir prestasi di tengah Punguan Marga Parna, marga Batak, masyarakat bangsa dan negara Indonesia.
Sementara itu, Sesepuh sekaligus Ketua Dewan Pembina Ir. Jan Piter Sitanggang dalam sambutannya, mengharapkan dengan terbentuknya Pengurus Punguan Raja Sitempang diharapkan dapat memperkuat tali kasih persaudaraan di antara sesama bersaudara.
"Sejak tahun 1960-an saya telah tertarik dengan Raja Sitempang, sejak mahasiswa sering berdiskusi dengan Komisaris Besar Polisi Hompul Pane Sidauruk di Medan.
Kemudian dilanjutkan dengan Mayjen TNI-AD A.E. Manihuruk ketika keduanya ikut aktif di Yayasan Universitas HKBP Nommensen. Dan setiap ke Jakarta, saya sering singgah di Jl Prambanan kediaman Manihuruk dan membicarakan Raja Sitempang, karenanya saya berharap Pengurus dapat berbuat yang terbaik dan kepada seluruh Pomparan Raja Sitempang untk memberikan dorongan dan dukungan moral dan materi kepada Pengurus," ujar Ir JP Sitanggang.
Dijelaskannya bahwa Tarombo (silsilah) orang Batak banyak versi, karenanya dia mengingatkan perkataan orang tua-tua Batak berucap “denggan nidok ni pintor, alai dumenggangan do nidok ni dame”, artinya: baik kata tulus dan ikhlas tetapi lebih baik kata yang membawa damai”.
Kemudian JP Sitanggang mengingatkan agar semua taat pada aturan Dalihan Natolu, “manat Mardongan Tubu, somba Marhula-hula, elek Marboru: dan sesama bersaudara harus hati-hati dengan penuh hormat dan sopan santun sebab dalam orang Batak perselisihan sesama saudara hanya dengan hati saling mengasihi, tidak seperti kepada Hula-hula dan Marboru.
Pelantikan yang mengikuti Adat Batak tersebut turut juga mendengarkan sambutan dari Ketua-Ketua Pengurus Marga Sitanggang, Sigalingging, Simanihuruk, Sidauruk serta sambutan secara virtual dari pengurus daerah yaitu Papua, Bungaran Sitanggang, Pekanbaru oleh Amandus Sitanggang; Batam oleh Masmur Simanihuruk; Yogyakarta oleh Yully Tony Sitangang dan dari Samosir, Fernando Sitanggang, SH., MH.
Penasehat juga secara simbolis menyerahkan buku Tarombo Raja Sitempang Anak Ni Raja Nai Ambaton, Sitanggang, Sigalingging, Simanihuruk, Sidauruk kepada Pengurus PARNA Indonesia (PPI) Kol. TNI-AD Nasip Simarmata, Penguruan Punguan Raja Sitempang dan Ketua-ketua Umum Marga Sitanggang, Sigalingging, Simanihuruk dan Sidauruk.
(Gb-ferndt01)