Notification

×

Iklan

Iklan

Dikunjungi Menteri Nadiem Makari ke Sanggarnya, Martahan Sitohang Terharu Nangis

27 Okt 2021 | 15:15 WIB Last Updated 2021-10-31T10:03:10Z

Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim

SAMOSIR, GREENBERITA.com
- Salah satu komposer yang terlibat dalam Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) Lake Toba Ethnic Music Festival, Martahan Sitohang terisak menangis ketika pulang dari lokasi kegiatan FMTI dan menemukan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim di bengkel tempatnya membuat alat-alat musik tradisi di Desa Turpuk Limbong, Kecamatan Harian Boho, Kabupaten Samosir pada 26 Oktober 2021 malam.


Martahan Sitohang  merupakan penggiat budaya, bersama dengan adiknya Elvrida Sihotang. Martahan menggerakkan kegiatan-kegiatan kesenian seperti pelatihan tari Tor-Tor untuk anak-anak remaja, pembuatan kesenian kerajinan dari bambu untuk para ibu di desanya.


"Ikut terharu, Menteri Nadiem sekali lagi memuji penampilan para maestro dan pemuda pemudi di malam puncak FMTI Toba" ujar Martahan


Sambil diajarkan Martahan cara bermain alat musik taganing, Mas Menteri bertanya kepada Martahan tentang bunyi-bunyian yang Ia dengar di acara festival.


“Bunyi-bunyian yang saya dengar di FMTI Toba tadi tidak pernah saya dengar sebelumnya. Sangat cantik dan kental kesakralannya, namun relevan dengan zaman,” tanya Nadiem


Menurut Mendikbudristek, inovasi musik seperti itulah yang ingin dia dengar.


" Perpaduan musik tradisi dengan inovasi dimana sesekali saya mendengar musik hip hop, sesekali musik elektronik. Luar biasa” jelasnya


Martahan pun sepakat. Menurutnya, Musik seperti itu yang akan merangsang anak-anak muda lebih mencintai tradisi.


Selain belajar alat musik taganing, Mas Menteri meminta Martahan menjelaskan soal alat musik lainnya seperti hasapi, serune, dan garantung sambil bertukar pikiran.



“Terus terang saya selalu memikirkan bagaimana caranya musik ini laku dan dicintai masyarakat luas. Tapi lebih penting, bagaimana secara generik dapat dinikmati anak muda. Saya khawatir musik ini bisa hilang kalau kita tidak bergerak bersama. Ayo kita lanjut diskusi lagi,” ungkap Menteri Nadiem seraya mengajak Martahan lanjut mencurahkan isi hatinya. 


Setidaknya ada empat hasil diskusi yang akan didalami Mas Menteri. Martahan mengakui, sebelum bertemu dan bertukar pikiran pun, dirinya sudah yakin Mas Menteri serius dalam mengemban tugas. Setelah berdiskusi, Ia pun merasa pandangan Menteri Nadiem sejalan dengan pemikirannya.


Ditanya bagaimana pengalaman rumahnya diinapi Mas Menteri, Martahan berkata, “Terharu, karena mendapatkan perhatian. Sudah tiga tahun saya meninggalkan istri dan anak di Jakarta untuk memajukan kebudayaan Toba. Komitmen saya ini ternyata diperhatikan Mas Menteri” jelas Martahan kepada wartawan.


Mendikbudristek melanjutkan malam terakhir kunjungan kerjanya di Sumatera Utara dengan menginap di rumah keluarga Martahan Sihotang. Sebelum bertolak ke Jakarta, sambil sarapan mie gomak Menteri Nadiem juga melanjutkan obrolan dengan penggiat Budaya Batak, Ojax Manalu, dan bermain gondang di tepi Danau Toba.


Dari masukan 60 maestro dan pemuda-pemudi penggerak budaya di acara FMTI yang dicatatnya dan obrolan hangat di rumah Martahan Sihotang, Menteri Nadiem berharap kebudayaan dapat menyejahterakan masyarakat di kawasan Destinasi Super Prioritas tersebut.


(GB RIJON)