Notification

×

Iklan

Iklan

Terkait Kapal Wisata, Eks Kadispar Samosir Ombang Siboro: Saya Sedih Lihat Kondisinya

7 Sep 2021 | 11:22 WIB Last Updated 2021-09-07T04:22:54Z

Ombang Siboro

SAMOSIR, GREENBERITA.com
- Kapal wisata milik Pemerintah Kabupaten Samosir yang dibangun pada Tahun 2017 dan pernah menjadi primadona wisata di Samosir kemarin nyaris tenggelam di perairan Danau Toba tepatnya di kawasan Tuktuk Siadong.


Informasi yang dihimpun, dalam proses pembangunan kapal bernilai Rp 2,3 miliar pada tahun 2017 mengusung rumah Batak terapung ini.


"Saya sangat sedih melihat kondisi kapal itu, sempat menjadi primadona dan sudah mendatangkan PAD bagi Kabupaten Samosir. Bahkan, dalam pembangunannya, semua pihak dilibatkan bahkan Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D) juga dilibatkan," kata Eks Kepala Dinas Pariwisata Samosir, Ombang Siboro saat dihubungi pada Senin 6 September 2021.


Tidak itu saja, diakui Ombang saat baru di Launching pada 29 Desember 2017 oleh Bupati Samosir, Rapidin Simbolon, kapal wisata milik Dinas Pariwisata Samosir, Kapal yang sudah dinaiki Ibu Negara, Iriana Jokowi ini sudah menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 229 juta. 


Manajemen pengelola pada Juli 2018 lalu kepada juga  menyampaikan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) KM Wisata Kabupaten Samosir sudah tembus sebesar Rp 229 juta, dengan target PAD TA 2018 ketika itu sebesar Rp 500 juta.


"Sejak dikelola manajemen pada Februari lalu, hingga saat ini sudah ratusan pemesan (pengguna jasa kapal), dan PAD yang dihasilkan sudah mencapai Rp 229 juta. Mencapai target Rp 500 juta, kita gencar melakukan promosi, baik melalui media sosial, didalam dan luar Kota," papar Manajer Pengelola KM Wisata Kabupaten Samosir, Ezrayani Rizky Simbolon,  Kamis (19/7/2018) lalu dikantornya.


Namun, sejak 24 Oktober 2020, kapal ini sudah tidak lagi beroperasi. Pandemi yang melanda membuat wisatawan mengalami penurunan ke Samosir.  Kapal yang memiliki patung Sigale-gale ini dibiarkan terbengkalai selama 2 tahun dan akhirnya nyaris tenggelam.


Kapal yang konon katanya dibuat dari kayu ingul, meranti, dan jior dan memiliki panjang 21,5 meter, lebar 7,5 meter, dan tinggi 9 meter dan diluncurkan Desember 2017 lalu hingga mampu menampung 60 orang.


Sumber terpercaya mengakui sangat menyesalkan kapal itu ditelantarkan dan rusak hingga nyaris tenggelam, sebab pemerintah daerah lewat APBD tetap menampung semua pemeliharaan kapal hingga honor para petugas yang bekerja di kapal itu.


Honorarium teknisi kapal, nahkoda dan manager kapal pun jika ditotal ditampung hingga mendekati angka Rp 100 juta dan ditampung pada Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir.


Oleh karena itu, Dinas Pariwisata Samosir diminta bertanggungjawab dan menjelaskannya kepada publik. 


"Dinas Pariwisata Samosir harus menjelaskan, perihal kapal itu nyaris tenggelam, padahal anggaran perawatan masih tetap ditampung dan kapal itu adalah Primadona yang pernah mendatangkan PAD bagi Kabupaten Samosir," kata Naibaho salah satu warga di Pangururan.


Ketika dikonfirmasi kepada teknisi kapal, Candi Sidabutar menyampaikan, kapal sendiri mengalami kerusakan dibagian selang pompa yang berfungsi memompa air dari bawah. 


Kuatnya angin Danau Toba menghantam bagian lambung kapal membuat kapal   bergoyang dan kepala pompa dibagian belakang goyang hingga pengikat pompa longgar dan air pun masuk ke dalam kapal. 


Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Samosir, Dumoch Pandiangan membenarkan adanya anggaran pemeliharaan, akan tetapi adanya pemotongan karena Pandemi Covid ini membuat pemeliharaan kapal tidak maksimal


"Kapal sudah diperbaiki dan posisinya sudah tidak tenggelam lagi, ombak cukup besar diduga mengakibatkan lepasnya selang penghisap air radiator, namun berkat kerjasama semua tim, kapal pun sudah naik kembali," kata Dumoch kemarin.



 (GB-fres11)