Notification

×

Iklan

Iklan

Hari Tani, STKS Lakukan Diskusi Persoalan Para Petani Samosir

24 Sep 2021 | 12:48 WIB Last Updated 2021-09-24T05:48:21Z


SAMOSIR, GREENBERITA.com -
Serikat Tani Kabupaten Samosir (STKS) bersama sekitar 30 petani yang merupakan perwakilan para petani Kabupaten Samosir berkumpul dan berdiskusi merayakan Hari Tani ke-76 di Puro Coffe and Resto di Kompleks Kantor Praeses HKBP Distrik VII Samosir, Pangururan pada Jumat, 24 September 2021.


Didampingi KSPPM, STKS mengundang para jurnalis untuk berdiskusi dan menyampaikan persoalan yang terjadi ditengah para petani Samosir saat ini.


"Kami berharap agar para petani yang menjadi profesi terbanyak yaitu sekitar 80 persen di Samosir mendapatkan perhatian dari pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan kami,"' ujar Ketua STKS Samosir Esbon Siringoringo.


Isu kelangkaan pupuk dan teknologi pertanian serta isu pendidikan dan bibit serta irigasi menjadi topik diskusi yang disampaikan para petani yang hadir sebagai pembicara.


Hadir dalam kegiatan tersebut Angel Manihuruk dari KSPPM, Zefri Siboro, Jonter Simbolon, Tiurina Simbolon, Kaslem Situmorang, Paler Sitanggang, Nurita Simbolon, Narisa Simanjuntak dari STKS dan Pdt Samuel Sihombing dari Puro Coffe and Resto.


Sementara itu, peringatan Hari Tani juga dilakukan oleh Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) DPD Sumatera Utara dalam konfrensi pers yang diadakan oleh KSPPM, Aman Tano Batak, BAKUMSU, Walhi Sumut dan Aliansi Gerak Tutup TPL. 


 “Satu diantara tujuan sejati kemerdekaan sebuah bangsa, yaitu : Merdeka dari belenggu kerja perbudakan, Bebas dari berbagai bentuk kerja yang menghisap dan menindas manusia atas manusia, Menghargai waktu kerja dan tenaga kaum buruh sebagai penghasil laba. Oleh sebab itu, layak dimerdekakan dari keterbelakangan sistem kerja sisa-sisa warisan abad kekuasaan tuan budak tersebut dan memberikannya kesejahteraan berdasarkan nilai (peran) kerja yang dihasilkannya. Namun, di usia kemerdekaan Indonesia yang ke 76 momentum peringatan ini, asa kemerdekaan tersebut tidak tersentuh oleh ribuan buruh yang bekerja nun jauh di Tapanuli” ujar Admadsyah (Eben).


(GB-ferndt01/rel)