Notification

×

Iklan

Iklan

Demo di DPRD Samosir: Apa Jaminan Kami Bila PPKM Diperpanjang?

15 Sep 2021 | 15:00 WIB Last Updated 2021-09-15T08:00:11Z

Demonstran

SAMOSIR, GREENBERITA.com -
Peserta Aksi Demonstrasi Pelaku Bisnis Hiburan dan Wisata di Samosir meminta kepastian kepada Pemkab Samosir terkait kelanjutan profesi nya bila PPKM di Samosir tetap dilanjutkan setelah tanggal 21 September 2021 nantinya.


Pernyataan itu disampaikan oleh Juwita Tampubolon ketika menyampaikan aspirasinya di DPRD Samosir pada Rabu, 15 September 2021 di Parbaba, Pangururan, Kabupaten Samosir.


"Bila PPKM di Samosir tetap dilanjutkan, apa jaminan bagi keberlangsungan profesi kami bila pesta tetap tidak diperbolehkan," tanya Juwita Tampubolon.


Menurutnya, pihaknya tidak pernah menerima bantuan apapun dari Pemkab Samosir selama masa PPKM di Samosir.


"Kami tidak pernah lagi terima orang bersalon karena pesta dilarang, nggak mungkin suami saya salon kan,?" ujarnya.


Untuk mengatasi kebutuhan sehari-hari, Juwita Tampubolon dan keluarga nya mengaku sudah bercocok tanam kedepannya.


"Karena suami saya bukan PNS yang setiap bulan nya menerima gaji dari negara,' pungkas Juwita Tampubolon.


Sebelumnya diberitakan, menyikapi persoalan perekonomian yang semakin sulit karena situasi Covid-19 yang menyerang dunia dan Kabupaten Samosir khususnya, para Pelaku Bisnis Hiburan dan Wisata Demo melakukan aksi demonstrasi dan datang Geruduk Kantor Bupati dan DPRD Samosir pada Rabu, 15 September 2021.


Di kantor Bupati Samosir, para demonstran diterima oleh Bupati diwakili Sekda Samosir Jabiat Sagala dan di DPRD Samosir diterima hanya oleh seorang wakil rakyat yaitu Wakil Ketua DPRD Samosir Pantas Maroha Sinaga.


Para pelaku bisnis hiburan dan wisata di Samosir ini menyampaikan persoalan yang dihadapi profesi mereka akibat kebijakan penerapan PPKM.


"Akibat PPKM di Samosir, kami tidak bisa tampil dan berbisnis sehingga menghilangkan pendapat kami," ujar Penanggung jawab Aksi, Charles Malau.


Menurutnya penerapan kebijakan PPKM saat ini, para pelaku bisnis hiburan dan wisata lah yang paling merasakan dampaknya.


"Profesi pedagang boleh dibuka, Supir bisa jalan, warung kopi bisa buka, tapi kami dengan musik tidak bisa berbuka," jerit hati komunitas profesi ini.


Ditambahkannya, bahwa tidak ada satupun kebijakan yang diberikan pemerintah untuk memberikan bantuan kepada para pelaku bisnis hiburan dan wisata di Samosir selama ini.


Terpisah, seorang Orator Edison Naibaho mengatakan seharusnya pemerintah dapat memberikan jaringan pengaman sosial.


"Karenanya kami minta SKPD yang berkaitan tentang itu dapat hadir pada pertemuan ini," tegas Edison Naibaho.


Adapun tuntutan resmi Pelaku Bisnis Hiburan dan Wisata di Samosir adalah sebagai berikut:


1. Pemerintah harus bertanggungjawab atas nasib kami selama hampir 2 tahun akibat Covid 19 ini karena Profesi kami tidak pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah, sementara lapangan pekerjaan kami di tutup dan di jaga ketat).


2. Kami memohon kepada Pemerintah Daerah, Provinsi dan Pusat agar dalam  pengalokasian Anggaran sedikit berpihak kepada kami Masyarakat terdampak Covid 19 ini.


3. Atas Kebijakan penerapan aturan PPKM, kami melihat banyak ketidak adilan di lapangan, di sebahagian daerah Samosir bisa mengadakan Pesta dan menggunakan full alat musik sementara di tempat lain Peraturan sangat ketat, bahkan sampai ada yang bongkar- bongkar tenda dan Sound Sistem.


4. Kami tidak menolak aturan dan ketetapan Pemerintah Kab.Samosir tetapi kami minta perlakuan yang adil dan tidak diskriminatif.


(GB-ferndt01)