Notification

×

Iklan

Iklan

Aneh, Jenazah Pasien Kanker Lebam-lebam, Keluarga Curiga dan Minta Autopsi di Adam Malik

8 Agu 2021 | 17:23 WIB Last Updated 2021-08-08T10:23:06Z

Kondisi jenazah Nurmala Tambun

MEDAN, GREENBERITA.com
- Merasa curiga atas kondisi jenazah keluarganya, akhirnya perdebatan panas terjadi di Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM), Medan, pada Minggu, 8 Agustus 202.


Sebabnya, Eben Hercules Tambun beserta keluarganya, curiga berat dan mempertanyakan kondisi jenazah "namboru" bibinya Nurmala Tambun yang lebam-lebam, serta bola mata pecah, kepala bocor, kelopak mata dijahit.


Pertemuan tersebut pasca terjadinya penggerudukan di Rumah Pusat Haji Sakit Adam Malik Medan, Sabtu (7/8/2021), yang menuntut kejanggalan adaya lebam-lebam dan lainnya pada jenazah Nurmala Tambun. Emma Asih Valentina Siadari kepada Tribun Medan menyampaikan, Nurmala Tambun (48) keluarganya awalnya dirawat di Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM). Nurmala yang tinggal di Jalan Pintu Air ini, sejak lama telah menderita kanker payudara. Sejak lama dirawat di RSUP HAM. Hingga akhirya, kemudian dilakukan  


kemoterapi ke-6 pada sepekan Lalu. Saat korban mengalami lemas dan demam, dinyatakan oleh Pihak Medis Reaktif lalu dimsukkan ke Ruang Isolasi. "Saat tante mau kemo, dia demam. Dinyatakan reaktif lalu dimasukkan ke ruang isolasi. Tepat seminggu lalu,"ujar Emma.


Kemudian, setelah dirawat satu Minggu, pada Sabtu 7 Agustus Pukul 17.00 WIB Nurmala Tabun meninggal Dunia. Valentina merasa janggal, keluarganya meninggal menjadi stafus Covid-19 dan anehnya lagi mengalami lebam di wajah.


Hal ini, kata Eben Tambun sulit mereka terima karena dianggap janggal. "Kasus ini harus diusut,"kata Eben.


Lantas, mereka pun bertemu dengan pihak RSUP HAM meski sebelumnya dimintai KTP oleh manajemen RSUP HAM bernama Marisi Panjaitan dengan mengatakan akan mengadu ke kantor Polisi. Perdebatan semakin memanas, akkhirnya, KTP tersebut pun dikembalikan dan Marisi Panjaitan minta maaf.


Kemudian rapat pun digelar. Pihak keluarga memprotes keras atas kejanggalan pada tubuh jenazah Nurmala Tambun.


Pihak keluarga meminta penjelasan tentang kondisi jenazah yang lebam-lebam, kepala bocor, mata pecah hingga dijahit. Jawaban-jawaban dari pihak RSUP HAM dianggap tidak masuk akal oleh keluarga, sehingga mereka bersikeras untuk tetap dilakukan visum.


Dalam pertemuan itu, terdengar juga, bahwa pasien disebut jatuh oleh kelurga sesuai pengakuan dokter Sihombing sebelumnya. Perdebatan pun terjadi bahkan kelurga korban tidak terima dan merasa jengkel karena pihak rumah sakit menurutnya tak masuk akal.


Humas RSUP HAM Rosa Dolorothy Simanjuntak, menjawab mereka mengatakan sebelumnya telah menelpon keluarga pasien. Hal itu bertujuan untuk memberitahu kondisi Nurmala yang menurun.


"Saya ditelpon perawat, mereka mau mengedukasi keluarga, karena kondisi pasien menurun. Tapi kelurga Nurmala tak mengangkat telepon," Kata Ocha.


Lalu kelurga pasien langsu g menimpali dan membantah. "Saya sudah dihubungi perawat jngan bilang enggak hubungi. Jangan ibu bilang enggak dihubungi, dan kami menanyakan apa hasilnya. Jadi, kenapa ibu bilang enggak ada,"ujar Tambun.


"Tadi malam dr Sihommbing megatakan jatuh, berarti ada benda tumpul?,"tanya Tambun lagi.


"Hasil swab pertama dan kedua tidak ada. Dalam film imi tidak ada diterangkan, apa penjelasan di sini. Kenapa ini tidak diteranfkan. Foto ini diambil 29 Juli 2021.Kenapa tidak ditanya ? Kenapa disebut karena lasak oleh dr Sihombing,"tanya Tambun.


Atas hal itu, keluarga pasien meminta Jenazah Nurmala Tambun diautopsi. Meski sebelumnya, laporam mereka ditolak dari Polrestabe Medan.


Emma Asih Valentina Siadari, keluarga pasien merasa janggal. Mereka mengku ingin keadilan atas kematian keluarganya.


"Kami butuh pembenaran dari pihak rumah sakit Adam Malik Medan atas meninggalnya Tante kami. Awal sakitnya Kanker Payudara. Setelah dilakukan kemoterapi ke-6, Tante kami lemas dan demam. Kemudian oleh pihak rumah sakit, dikatakan covid. Seminggu di isolasi, Hari ini meninggal dunia sekitar pukul 17.00 sore tadi,"ujar Valentina.


"Yang menjadi pertanyaan, kenapa di mayat Tante kami banyak terdapat lebam. Di tangan, di jari-jari tangan, mulut, kepala bendol, disamping mata bolong, mata berdarah dan bengkak besar. Apa sebenarnya yg terjadi? Kami butuh jawaban,"sebut Velentina lagi.



Rosario Dorotyh Simannuntak, Humas RSUP Haji Adam Malik, dikonfirmasi Tribun Medan, mengatakan pasien meninggal dengan status positif covid-19 disertai dengan penyakit penyerta (komorbid) kanker payudara stadium 4. Memurut Rosa, Pasien juga mengalami infeksi pada mata sehingga dikonsulkan juga ke dokter mata untuk pengobatan lebih lanjut.


Atas kejanggalan yang dirasakan keluarga tentag kondisi dan penyebab kematian pasien, RSUP HAM menurutnya RS sudah memfasilitasi keluarga bertemu dengan tim dokter dimediasi juga oleh Polsek Medan Tuntungan.


"Pada pertemuan itu tim dokter sudah menjelaskan riwayat perjalanan penyakit pasien mulai awal sampai meninggal. Tapi keluarga tetap tidak terima,"ujar Rosa.


Dalam pertemuan itu, tidak ada titik temu. Oleh polsek Medan Tuntungan keluarga disarankan untuk membuat laporan kepolisian agar dapat ditindaklanjuti.


(Gb-arkara21)