Notification

×

Iklan

Iklan

75 Tahun Merdeka, 5 Dusun di Kawasan Danau Toba Ini Belum di Aliri Listrik

11 Jul 2021 | 18:42 WIB Last Updated 2021-07-11T11:42:23Z


TOBA, GREENBERITA.com
- Setelah 75 Tahun Indonesia Merdeka akhirnya Kawasan Danau telah ditetapkan menjadi Destinasi Pariwisata Internasional.


Namun sangat menyesakkan dada masih ada masyarakat di Kawasan Danau Toba khususnya di Desa Meranti Barat, Desa Meranti Utara dan Desa Meranti Tengah Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba Provinsi Sumatera Utara hingga saat ini seakan belum merasakan sesungguhnya

kemerdekaan lantaran belum menikmati fasilitas penerangan milik negara.


Dari tiga desa tersebut yang belum dialiri listrik PLN yaitu Desa Meranti Barat meliputi tiga ( 3 ) dusun yakni Dusun satu ( 1 ) Huta Lapo Onan, Dusun dua ( 2 ) Huta Dolok dan Dusun tiga ( 3 ) Huta Toruan, 


Kemudian

Desa Meranti Utara yakni Dusun Parduaan dan Dusun Suanan yang berada di Kecamatan Silaen.


Sementara di Kecamatan Pintu Pohan Desa Meranti Tengah terdapat tiga Dusun ( 3 ) yakni, Dusun Baturangin, Huta Godang dan Huta Regar. Sampai saat ini masyarakat yang tinggal di Tiga Desa meliputi delapan Dusun tersebut masih 

mengandalkan lampu pelita dan lampu taplok di malam hari.


Ketika dikonfirmasi, Anggota DPRD Sumatera Utara Viktor Silaen menyatakan keprihatinannya atas derita rakyat Kabupaten Toba ini.


"Sangat ironis, ternyata ketiga desa meliputi delapan dusun tersebut berdekatan dengan perusahaan penghasil listrik terbesar dan milik Negara yaitu PT. Inalum Persero," ujar Viktor Silaen ketika menggelar Sosialisasi Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019, di Kecamatan Silaen, pada Jumat 11 Juli 2021.


Ketika dirinya menggelar reses di Desa Meranti Barat Kecamatan Silaen beberapa hari yang lalu, masyarakat yang tinggal di Tiga Desa tersebut

menyambut luar biasa dengan diiringi dengan Gondang Bolon ( Alat Musik Tradisional Batak, red ) sehingga membuat dirinya meneteskan air mata mendengarkan keluhan masyarakat Desa Meranti Barat.


"Masyarakat dari tiga desa meliputi delapan dusun dari dua kecamatan itu, menyampaikan permohonan agar pemerintah secepatnya membangun jaringan aliran listrik ke desanya, Sebab, semenjak Indonesia merdeka ke tiga ( 3 ) Desa dari Dua ( 2 ) Kecamatan tersebut belum menikmati aliran arus listrik dan masih mengandalkan lampu teplok atau obor ( lampu pelita ) sebagai alat penerangan di malam hari," tambah Viktor.


"Mendengar apa yang telah disampaikan masyarakat tersebut, membuat hatinya miris karena ke tiga ( 3 ) Desa tersebut berada di kawasan PT. Inalum Persero yang berdiri sejak puluhan tahun silam sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA ) yang produksi arus listriknya juga dialirkan ke Kuala Tanjung untuk memutar turbin mesin pengolah Aluminium di Kuala Tanjung," ujarnya miris.


Perusahaan PT Inalum Persero memproduksi arus listrik, namun Perusahaan milik Negara tersebut belum mengalirkan jaringan listriknya ke Tiga ( 3 ) tersebut hingga membuat masyarakat dari tiga Desa tersebut belum dapat menikmati jaringan telepon disebabkan belum ada jaringan listrik," tambah Viktor.


Politisi Partai Golkar itu berharap dan meminta agar pemerintah segera melakukan pemasangan jaringan listrik ke Desa Meranti Utara dan Desa Meranti Tengah Kecamatan Silaen sehingga masyarakat di sana merasakan aliran listrik.


Pernyataan itu juga dibenarkan Kepala Desa Meranti Barat, bahwa masyarakat dari ( 3 ) Desa di 2 Kecamatan Kabupaten Toba sangat merindukan dialiri arus listrik. 

"Masyarakat disini belum pernah merasakan nikmatnya lampu penerangan arus listrik, meskipun sebuah perusahaan milik Negara sebagai pembangkit Tenaga listrik berdekatan dengan Desa kami," muda-mudahan dengan kehadiran Politisi Partai Golkar yang juga anggota DPRD Sumatera Utara ke Desa kami beberapa hari yang lalu, membawa angin segar untuk perubahan masyarakat di Desa kami ini," ujar Robinson Kepala Desa Meranti Barat.


Robinson juga menuturkan bahwa kehadiran Politisi Partai Golkar yang juga anggota DPRD Sumatera Utara ini merupakan suata kebanggaan bagi masyarakat kami, karna baru kali ini seorang Anggota DPRD datang untuk menggelar reses ke desanya.


"Anggota DPRD tingkat Kabupaten saja berpikir dua kali untuk datang ke desa kami ini, karena jauh di pedalaman ditambah lagi sulitnya jalan menuju desa kami," pungkas Robinson.


(Gb-ferndt01)