Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengaku kehilangan dan turut berdukacita atas gugurnya dua guru hebat di tanah Papua.
GREENBERITA.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengaku kehilangan dan turut berdukacita atas gugurnya dua guru hebat di tanah Papua.
Kedua guru itu adalah Yonatan Randen yang merupakan guru di SMPN 1 Julokoma dan Oktavianus Rayo, guru Sekolah Dasar (SD).
Bahkan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) juga menyampaikan dukacita mendalam.
"Turut berbelasungkawa atas gugurnya dua guru hebat dalam menjalankan tugas di Distrik Beoga, Papua," ujar Nadiem seperti dilansir dari laman resmi Instagramnya @nadiemmakarim, pada Rabu 14 April 2021.
Dia mengucapkan terima kasih atas pengabdian kedua guru tersebut untuk pendidikan Indonesia.
Sebelumnya diberitakan, dua guru di tanah Papua tewas tewas ditembak mati dalam keberingasan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Kedua guru itu, yakni Yonatan Randen yang merupakan guru SMPN 1 Julokoma dan Oktovianus Rayo yang merupakan guru Sekolah Dasar (SD).
Selain penembakan dua guru tersebut, Kepala Sekolah SMPN 1 Julukoma Junedia Arung Salele juga sempat diculik anggota KKB.
Gugurnya dua guru di tanah Papua juga direspons oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). PGRI mengutuk keras atas penembakan yang menyebabkan dua orang guru tewas oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di tanah Papua, selama dua hari berturut-turut.
"Untuk kesekian kalinya beberapa guru di daerah konflik kembali menjadi korban kekerasan oleh KKB. Kami mengutus keras atas tindakan itu," kata Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PGRI, Unifah Rosyidi.
PGRI juga sangat menyesalkan terjadinya pembakaran terhadap tiga gedung sekolah dasar (SD) Jambul, SMPN 1, dan SMAN 1 Beoga, Puncak Papua. "Dan ada pembakaran rumah guru juga pada Kamis, 8 April 2021," jelas dia.
Dia menegaskan, guru adalah penyuluh peradaban bangsa yang mengabdikan diri untuk mencerdaskan generasi bangsa, sehingga harus dilindungi dalam menjalankan tugasnya, untuk itu, dia berharap negara dapat hadir dapat melalui pemerintah pusat, pemerintah daerah, aparat pertahanan dan keamanan, tokoh masyarakat (adat) untuk dapat memberikan perlindungan terhadap keselamatan para guru. "Terutama yang bertugas di pedalaman yang saat ini tersulut konflik agar mereka mendapatkan jaminan keselamatan diri, dan keluarganya," ujar dia.
Apabila guru tersebut merasakan ketidakpastian akan jaminan keselamatan dalam menjalankan tugasnya, lanjut dia, maka mohon bantuan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat memfasilitasi mereka. "Dengan begitu tempat tugas mereka aman dan terlindungi," ungkapnya.
Dia juga berharap Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan perlindungan kepada kaum guru dan seluruh masyarakat yang berada di daerah konflik. Begitu juga, permasalahan yang terjadi di daerah konflik, agar dapat segera teratasi dan masyarakat kembali menjalani kehidupan yang tenang dalam satu rumah negara tercinta, yakni Indonesia.
"Selamat jalan kawan! Semoga mendapatkan tempat yang tinggi di sisi-Nya. Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan dan kesabaran," ujar Unifah.
(gb-rizal/rel)