Notification

×

Iklan

Iklan

Ratusan Ton Ikan Mati, Peternak KJA di Pangururan Rugi Miliaran Rupiah

24 Okt 2020 | 17:03 WIB Last Updated 2020-10-24T10:03:34Z

Alat berat pekerjaan Tano Ponggol dikerjakan angkut bangkai ikan dalam karung

SAMOSIR, GREENBERITA.com
||  Ratusan ton ikan kerambah jarin kmg apung (KJA) mati milik warga mendadak, akibatnya warga peternak ikan di atas Danau Toba ini mengalami kerugian miliaran rupiah.


Bencana yang menimpa peternakan milik warga ini dibenarkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Samosir Viktor Sitinjak ketika dikonfirmasi tagar di Kelurahan Pasar Pangururan, Kabupaten Samosir tempat puluhan ikan dikumpulkan sebelum dikuburkan secara massal.


"Benar, setelah kami data ada 109 ton ikan ternak KJA milik warga mati," terang Viktor Sitinjak.


Dijelaskannya, ada 38 warga pemilik KJA di Kelurahan Siogung-ogung dan Desa Tanjung Bunga yang ikannya mati, terdiri dari peternakan ikan Mas dan ikan Nila.


Bila dihitung harga jual ikan mas di pasaran sekitar dua puluh tiga ribu per kilogramnya, maka dikali 109 ton kerugian ditaksir sekitar 2,5 miliar rupiah.


"Benar, diangka miliaran rupiah kerugian peternak ikan KJA,' jelas Viktor Sitinjak.


Ketika disinggung penyebab matinya ikan tersebut karena dorongan lumpur dari pengorekan proyek Tano Ponggol, Viktor Sitinjak berkilah dan membantahnya.


"Penyebabnya bukan karena penggalian proyek Tano Ponggol, tapi karena ikan-ikan tersebut kekurangan oksigen, dimana beberapa hari ini angin agak kencang sehingga dibawah danau juga putaran arus air mengakibatkan semua kotoran-kotoran dibawah naik ke atas dan memperkeruh air sehingga mendesak ikan dan sulit bernafas," tegasnya.


Dangkalnya air tempat peternakan KJA tersebut juga menjadi salah satu penyebab matinya ikan kekurangan oksigen.


"Sebenarnya tempat ini tidak cocok jadi peternakan KJA dan sudah kita anjurkan di zona pantai Boho tapi warga tidak mau dengan alasan terlalu jauh dan takut ikannya dicuri," jelas Viktor Sitinjak.


Seorang warga peternak KJA, Frengky Sitanggang mengaku kejadian matinya ikan-ikan di keramba mulai terjadi dari hari Selasa, 20 Oktober 2020.


"Pada Selasa lalu, ikan-ikan mulai mengapung keatas sampai mati secara keseluruhan," terang Frengky.


Frengky memiliki 16 tempat KJA tempat dia menternakan ikan-ikannya. "Ada sekitar 5 ton ikan yang siap dipanen, kami rugi sekitar seratus juta rupiah" pungkasnya.


Menurut rencana, Pemkab Samosir akan menguburkan secara massal bangkai ikan tersebut di daerah Huta Ginjang,Ronggirnihuta, Samosir. (fernando)