Notification

×

Iklan

Iklan

Bocah SD di Biru-biru Meninggal Akibat Disambar Petir

1 Okt 2020 | 19:42 WIB Last Updated 2020-10-01T12:42:46Z

Jenazah Randy disemayamkan di rumah duka. (ist/metro24jqm.com)

DELISERDANG, GREENBERITA.com || 
Seorang siswa Sekolah Dasar di Dusun II Namo Pinang, Desa Namo Tualang, Kecamatan Biru-biru tewas disambar petir, Selasa (29/9/2020) malam kemarin. 


Korban bernama Randy Syahputra Ginting (9), diduga disambar petir saat bermain handphone ketika menjaga adiknya yang sedang tertidur di ruang tamu rumahnya. Peristiwa itu terjadi saat kedua orangtua sang bocah, Ramli Antonius Ginting (35) dan isterinya pergi ke Desa Sidomulyo, karena hendak membayar cicilan kredit mereka, sekira pukul 15.30 Wib. 


Saat berangkat dari rumah, ibu dan ayah Randy meminta bocah itu menjaga adiknya yang sedang tertidur di ayunan di ruang tamu rumah tersebut. 


“Korban juga saat itu tidur-tiduran sambil menjaga adiknya,” kata Kasubbag Humas Polresta Deliserdang Iptu Ansyari, yang dilansir dari Metro24jam, Rabu (30/9/2020). 

Sekira pukul 19.00 Wib, ayah dan ibu Randy kembali ke rumah dan melihat putra mereka dalam posisi telungkup dengan hanphone menempel di keningnya. 


Ramli coba membangunkan putranya itu, namun bocah tersebut tak bergerak. Karena tak mendapat jawaban, Ramli pun membalikkan tubuh anaknya tersebut. Namun, saat itu juga ia pun kaget karena melihat keadaan wajah Randy sudah gosong. Spontan, Ramli berteriak histeris sehingga para tetangganya langsung berhamburan berdatangan ke rumah tersebut. 


Peristiwa itu kemudian dilaporkan ke Bhabinkamtibmas Desa Namo Tualang, Briptu Esron Sembiring yang kemudian meneruskannya ke Polsek Biru-biru. Sekira pukul 20.15 Wib, personel Polsek Biru-Biru mendapat informasi dan langsung bergerak ke lokasi. 


“Saat personel Polsek Biru-biru tiba di lokasi kejadian sekira pukul 20.50 Wib, jasad korban sudah di semayamkan keluarga di rumah duka,” jelas Ansyari. 


Petugas kemudian berkoordinasi dengan keluarga korban agar jenazah Randy dibawa ke Puskesmas Biru-biru untuk visum. 


“Namun pihak keluarga menolak untuk dilakukan visum atau otopsi terhadap jenazah korban. Pihak keluarga mengaku sudah ikhlas menerima musibah tersebut,” ungkapnya. 


Polisi kemudian meminta dokter Puskesmas Biru-Biru untuk melakukan visum luar di rumah korban. Pada pukul 21.00 wib, dokter Puskesmas Biru-Biru diwakili Bidan Desa, Loren br Tarigan, tiba di rumah duka dan melakukan visum luar. Hasilnya, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh Randy.


(gb-ars/rel)