Notification

×

Iklan

Iklan

Refleksi Dirgahayu RI: Merdeka dari Perbudakan

16 Agu 2020 | 23:00 WIB Last Updated 2020-08-16T16:00:20Z

Oleh Pdt. Freddi Sitanggang, S.Th

GREENBERITA.com- Kata Merdeka menjadi sorak-sorai yang disuarakan bangsa Indonesia ketika menyatakan Merdeka dari penjajahan bangsa asing pada 17 Agustus 1945.

Dan  kata itu juga yang disuarakan juga pada Senin, 17 Agustus 2020  yang merupakan Hari Kemerdekaan RI ke 75 tahun. 

Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Namun nyatanya, godang bangso na diliat portibion nasai tongtong marbadai, bersaing, patuduhon huasona, gabe patubuhon angka parbadaan

Tentu bangsa kita telah merdeka dari penjajahan selama 75 tahun, tetapi belum seluruhnya menikmati hasil kemerdekaan itu. Banyak masyarakat yang miskin, menderita, tertekan, tertindas, teraniaya, tidak menerima keadilan. Bisa jadi masyarakat, agama minoritas tidak mendapat keadilan, kemerdekaan dengan minoritasnya hak, bahkan dipinggirkan, disingkirkan dan di nomor-duakan di negeri sendiri, akibat tidak menghayati nilai dan isi dari Pancasila.

Tidak sedikit yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin, tertindas, tertekan. Apakah Negara yang sudah menyatakan Kemerdekaan, namun nyatanya masih terjadi ketidakadilan, ketidakbenaran, kekerasan terhadap anak-anak dan kaum perempuan, apakah itu kemerdekaan? Bagaimnana ditengah-tengah bangsa kita, bila terjadi ketidakadilan, ketidakbenaran, itukah kemerdekaan? 

Kita hanya merdeka dari penjajahan 350 tahun dan hanya masih dalam peringatan seremonial kemerdekaan, detik-detik, tetapi belum benar-benar kemerdekaan itu diisi, dijalankan dengan baik. Dan semoga kita bukan termasuk didalamnya.

Kitab Ulangan merupakan pengulangan atau mereview apa yang telah Tuhan lakukan kepada bangsa Israel ketika mereka kembali dari Tanah Perbudakan Mesir. 

Kitab Ulangan 15 : 12 – 18 mengingatkan bangsa Israel akan perbuatan Tuhan dalam membebaskan bangsa-Nya dari Perbudakan Mesir. Tidak hanya mengingatkan, namun bagaiamana mereka berlaku kepada saudara-saudaranya orang Ibrani yang datang kepada mereka.

Hal ini menjadi Hukum yang mereka lakukan, termasuk Hukum Pembebasan.

Melihat bagaimana tentang hukum tahun sabbat, tidak hanya pembebasan budak, tawanan, tetapi juga menyangkut tentang utang dan pembebasan Alam. 

Saudara yang terkasih, memerdekakan bukanlah hal yang sulit, namun apakah kita mau menjadi pelopor kemerekaan itu. Atau sebaliknya, kita menjadi penjajah bagi sekeliling kita? Sangatlah perlu untuk mengulang dan mengingat agar tidak pernah melupakan apa yang telah terjadi pada masa lalu sebagaimana yang dikatakan Presiden RI pertama, “Jangan sekali-kali melupakan sejarah”

Kitab Ulangan adalah mengulangi apa yang sudah terjadi untuk diingat umat Allah. Apa yang perlu di ulang untuk diingat umat Allah? 

Tidak lain tidak bukan adalah untuk mengingat segala perbuatan Allah, penyertaanNya, pemeliharaanNya, pengajaranNya, hukumNya, ketetapanNya, peraturanNya, perintahNya, berkatNya terhadap umatNya Israel.

Kemerdekaan menjadi suatu kebahagiaan akibat terbebasnya dari perbudakan kepada suatu hidup baru yang penuh sukacita. Kebebasan-kemerdekaan umat harus semakin menyadarkan umat, bahwa itu adalah anugerah dari Allah. 

Demikian halnya dalam konsep Perjanjian Baru, bahwa kemerdekaan menjadi konsep teologis yang sangat penting tentang keselamatan manusia dari perbudakan perhambaan dosa yang telah ditebus, dibayar, dibebaskan, diselamatkan, dimerdekakan di dalam Yesus.

Kemerdekaan itu harus di isi dengan ketaatan, kesetiaan kita kepada Allah dengan melakukan kehendaknya selaku hambaNya, umat yang ditebus. Kemerdekaan adalah pembebasan dari perhambaan kepada kuasa-kuasa yang menentang Allah. Karena kemerdekaan bukan atas hasil usaha, upaya kita manusia, melainkan pemberian Cuma-Cuma dari Allah yang sama sekali tidak dapat diraih, dimiliki, dirasakan oleh kita manusia tanpa Allah yang bertindak.

Umat dan kita saat ini di ingatkan, agar Kemerdekaan yang dari Allah harus benar-benar dilakukan umat dengan mengingat, bahwa umat pun dahulu budak di tanah Mesir yang telah ditebus Tuhan. 

Jangan umat melupakan hal itu, sehingga umat melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan, yaitu: “Membebaskan-melepaskan-memerdekakan.” 

Umat jangan lupa diri, tetapi harus tahu diri-kenal diri, sadar diri, jangan seperti istilah yang mengatakan: “Lupa kacang akan kulitnya.” Umat yang telah ditebus-dimerdekakan Tuhan, bukan berarti penebusan-kemerdekaan itu mutlak menjadi hak milik umat itu sendiri, melainkan turut menjadi hak milik orang lain, sesama manusia bahkan budak laki-laki dan budak perempuan, sebagaimana umat dahulu budak di tanah Mesir. 

Itu sebabnya Allah memberikan perintah dengan dua perkataan: “Jangan-janganlah,” sebagai larangan, tidak boleh, tidak usah dilakukan, dan: “harus-haruslah,” sebagai kewajiban, mesti, patut, tidak boleh tidak untuk dilakukan. 

Untuk itulah umat di ingatkan: “Apabila seorang saudaramu menjual dirinya kepadamu, baik seorang laki-laki Ibrani ataupun seorang perempuan Ibrani, maka ia akan bekerja padamu enam tahun lamanya, tetapi pada tahun ke tujuh engkau harus melepaskan dia sebagai orang merdeka.” Perintah Tuhan, pada tahun ketujuh harus menjadi tahun pelepasan budak sebagai orang merdeka. 

Dan tidak hanya sampai dim situ saja, bukti melepaskan, memerdekakan “janganlah” dengan tangan hampa, melainkan “harus” dengan limpahnya memberi bekal sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu.

Tidak ada bedanya dengan kita manusia yang dahulu adalah hamba dari dosa, tetapi yang telah ditebus-dilepaskan-dibebaskan-dimerdekakan Allah di dalam Yesus melalui penderitaan, salib, kematianNya. 

Itu sebabnya Yesus mengatakan: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa” (Yoh 8:34). Paulus mengatakan: “tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran” (Roma 6:17,20). “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu. Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. 

Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat” (I Kor 6:20 ; 7:23 ; I Ptr 1:18). 

Sebab di dalam Dia dan oleh darahNya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karuniaNya (Efs 1:7). Kemerdekaan lewat penebusan Allah dalam Kristus kepada kita, bukan berarti penebusan-kemerdekaan itu mutlak menjadi hak milik kita sendiri, juga menjadi hak milik sesama kita lewat hidup kita yang menyatakan penebusan-kemerdekaan itu. 

Akhirnya! “Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah. Sebab Tuhan adalah Roh, dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan”.

Sebagaimana tahun ini adalah tahun pemilihan kepala daerah (Pilkada serentak 9 Desember 2020),bagi seluruh warga Negara Republik Indonesia dimana pun berada, Jadi pemilih yang merdeka, bukan pemilih yang memilih dibawah tekanan, pemilih yang takut, Pemilih yang memilih karena sesuatu janji, dan lainnya. Sebab kita telah Dimerdekakan.!

Tuhan Allah ingin umatnya berkeadilan dalam hidup mereka. Jangan angkuh atau menjadi sombong sebab mereka adalah dulunya budak ditanah Mesir dan Allah lah yang membebaskan dan yang memerdekakan mereka. 

Kemerdekaan dari Perbudakan di Tanah Misir, Kemerdekaan dari Dosa, dan Kemerdekan dari Penjajahan, mengingatkan kita Begitu Banyak Perbuatan Tuhan “Godang ma Tongon Pambahenan ni Jahowa”. Berbuatlah baik untuk membungkam kepicikan orang-orang bodoh, Hiduplah sebagai orang merdeka, tetapi jangan menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi segala kejahatan, Hiduplah Sebagai Hamba Allah, dan Takutlah Akan Allah. 

Jadilah Pemilih Yang Merdeka dan bukan:
- Pemilih yang Memilih Karena Tekanan
- Pemilih yang Memilih utk Kepentingan Pribadi
- Pemilih yang Memilih Hanya Karena Iming-iming atau janji

Tetapi jadilah Pemilih dan Memilih Pemimpin yang Takut akan Tuhan, Sebab Kamu, Kita Adalah Pemilih yg Telah Dimerdekakan. 

Selamat Menyongsong Kemerdekaan RI yg ke 75 Tahun dan Selamat Menyongsong PILKADA SERENTAK 09 Desember 2020.

MERDEKA..MERDEKA..MERDEKA…!

(Penulis melayani sebagai Pendeta Ressort HKBP Buhit-HKBP Distrik VII Samosir)