Notification

×

Iklan

Iklan

Krisis Air di Pangururan, Vandiko: Itu Layanan Dasar Yang Harus Dijamin Pemda

9 Agu 2020 | 14:56 WIB Last Updated 2020-08-09T07:56:56Z
Vandiko Gultom
SAMOSIR,GREENBERITA.com- Kota Pangururan mengalami krisis air yang terhitung sejak Rabu, 05 Agustus 2020, karena Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Samosir menghentikan pengaliran air ke rumah-rumah warga di Kota Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara sampai saat hari Minggu, 09 Agustus 2020.

Akibatnya banyak warga yang mengeluh karena tidak dapat melakukan segala aktifitas sehari-hari yang memerlukan air, dan hal ini juga cukup mengganggu roda perekonomian khususnya aktivitas dunia usaha di ibu kota Samosir ini.

Pihak PDAM Samosir mengatakan kendala tersebut terjadi lantaran pompa penyalur air ke bangunan yang berfungsi untuk menyaring benda-benda asing yang ikut tergenang dalam air mengalami kerusakan.

Menyikapi krisis air tersebut, tokoh milenial di Samosir, Vandiko Gultom menilai pemerintah daerah yaitu Pemkab Samosir gagal dalam menjamin pelayanan dasar yaitu ketersediaan air kepada rakyatnya.

"Pemerintah daerah yaitu Pemkab Samosir gagal menyediakan fungsi kedaruratan pelayanan dasar yaitu air kepada rakyatnya yang harusnya dijamin pemerintah daerah," ujar Vandiko Gultom ketika dikonfirmasi tagar Minggu, 09 Agustus 2020.

Vandiko Gultom yang juga seorang calon Bupati Samosir yang telah didukung 10 partai politik di Samosir ini dengan lantang bicara tentang tentang pentingnya pengelolaan infrastruktur air baik bagi kebutuhan warga sehari-hari maupun untuk pertanian.

"Jangan hanya karena air berhenti mengalir dari PDAM ke rumah warga, rakyat menderita dan dunia usaha menjadi terganggu, ini sudah bagian kelalaian pemerintah daerah dan seharusnya disediakan pompa cadangan," jelas Vandiko Gultom.

Dia mencontohkan sebuah rumah sakit yang tidak pernah mengenal istilah mati lampu, karenanya harus disiapkan genset listrik untuk menjaga bia aliran listrik mati.

"Contohnya di rumah sakit tidak ada istilah mati lampu, karenanya disiapkan genset yang harus standby 24 jam bila aliran listrik PLN mati, maka demikian juga pompa air cadangan dari pemerintah daerah harus ada bilamana aliran air berhenti dari PDAM," jelasnya.

Menurut Vandiko, sebenarnya tidak sulit melakukan pengadaan pompa cadangan dan pemeliharaannya itu dari APBD Samosir asalakan struktur dan penggunaan APBD Samosir digunakan hanya untuk anggaran untuk kesejahteraan masyarakat Samosir secara langsung.

"Dan oleh Bupati Samosir yang visioner, kita dapat menawarkan paradigma baru dengan menggunakan APBN untuk infrastruktur air di Samosir sehingga dapat menjamin pelayanan dasar rakyat guna kesejahteraan masyarakat Samosir," pungkas Vandiko Gultom.

Ketika hal tersebut dikonfirmasi kepada Bupati Samosir, Rapidin Simbolon namun tidak dapat dihubungi.

Sementara itu, Asisten II Pemkab Samosir Saul Situmorang mengatakan bahwa pihaknya tidak lepas tangan atas masalah ini dan sudah berupaya mencarikan solusinya.

"Pemda Samosir telah kerjasama dengan PDAM Tirtanadi provinsi dalam penyediaan air di Samosir dan kita tidak lepas tanggung jawab," jelas Saul Situmorang.

Menurutnya, fungsi kedaruratan tu telah diataso oleh PDAM Tirtanadi dan kerusakan ini pun telah diupayakan untuk segera diatasi dengan meminta PDAM Samosir untuk segera mengambil pompa baru dari Medan.

"Ini bukan pompa sembarangan kapasitasnya, karena untuk memenuhi 4000 rumah tangga, jadi tidak mungkin kita mencampuri operasional mereka," ujar Saul Situmorang.

Saul Situmorang juga mengatakan bahwa pihaknya sudah berupaya meminimalisir kesulitan rakyat dengan mengerahkan mobil BPBD Samosir untuk memenuhi kebutuhan warga Kota Pangururan sampai mengalirnya kembali air dari PDAM Samosir.


(gb-andrey05)