Oleh Pdt. Dr. Robinson Butarbutar, Ketua Rapat Pendeta HKBP
“Menyanyikan
Keselamatan dari Tuhan” ( Wahyu 12:10-12)
Saudara-saudara
terkasih di mana pun berada, salah satu kunci untuk memenangkan sebuah
pertempuran ialah keberanian untuk
melihat kemenangan tersebut meskipun ia belum tiba. Ini tidak mudah. Itu
sebabnya dibutuhkan keberanian untuk melakukannya. Hal inilah yang ditunjukkan
olehorang-orang Afrika-Amerika ketika mereka memperjuangkan hak-hak sipil pada
tahun 1950-an.
Dengan gagah berani dan yakin mereka melihat kemenangan ini di
tahun 1959 dengan menyanyikan: We shall
overcome, we shall overcome, we shall overcome one day. Oh deep in my heat, I
do believe, we shall overcome one day.
Lima puluh tahun kemudian, pada
tahun 2008, Barack Obama, seorang berkulit hitam, terpilih menjadi presiden
Amerika Serikat. Malah terpilih Kembali taon
2012. Pada Asian Games yang diadakan di Indonesia tahun 2018 lalu, bangsa kita
hanya menargetkan posisi 10 besar.
Namun, dengan dorongan Presiden Jokowi dan
dukungan luar biasa dari masyarakat kala itu, Indonesia mampu finish di posisi
ke-4. Begitu juga dengan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. Minggu lalu,
setelah sembuh dari Covid-19 dan kembali bekerja, dia menyatakan, meskipun
masih banyak warga yang terinfeksi Covid-19, dia sudah melihat kemenangan
bangsanya dalam melawan pandemi virus ini.
Orang-orang Kristen abad pertama
juga mengalami persoalan yang besar dalam mempertahankan iman mereka. Mereka
dikejar dan dibunuh oleh Kaisar Domitianus, mereka dipaksa untuk menyangkal
Kristus dengan menyembah ilah-ilah lain.
Namun, seperti janji-Nya, Yesus
Kristus selalu menyertai mereka. Melalui wahyu kepada Yohanes di Patmos, Yesus
menyatakan keselamatan yang akan segera datang bagi orang-orang percaya itu.
Dalam Wahyu 10:10-12, Yesus mengungkapkan apa yang terjadi di sorga,
sebagaimana para malaikat, orang-orang percaya itu pun bisa bersuka-cita sambil
bernyanyi di dunia ini. Kepada mereka ditunjukkan bahwa dalam pertarungan
melawan iblis (ay. 7-9, 10-11), kemenangan itu sudah terjadi, sudah didapat
(Yunani: egeneto).
Satu hal yang
perlu kita perhatikan di sini, kemenangan itu tidak saja karena kuasa Allah dan
darah Anak Domba (Yesus), tetapi juga karena kesaksian dari orang-orang Kristen,
yang di dalam teks dikatakan ‘saudara-saudara kita’ (Yunani: adelphon hemon), yang menderita karena
mempertahankan iman mereka, hingga kehilangan nyawa.
Saudara-saudara sekalian, firman
yang sama pada hari ini menyapa kita di tengah-tengah kesulitan dan penderitaan
karena pandemi Covid-19 ini. Tiap zaman memang memiliki pertarungannya sendiri.
Namun, seperti orang Kristen abad pertama, kita pun harus berani melihat
kemenangan di masa depan. Allah berjuang bersama kita, bersama seluruh
masyarakat dan pemerintah di dunia ini, agar pandemi ini segera berlalu.
Oleh
sebab itu, pertama, mari kita
nyanyikan keselamatan, kekuatan, dan kasih Tuhan Yesus memampukan kita untuk
taat mengikuti anjuran pemerintah dan para petugas medis dalam melawan Covid-19
ini; kedua, kita nyanyikan kepercayaan
kita bahwa kuasa darah Anak Domba akan menyembuhkan kawan-kawan yang terinfeksi
Covid-19; ketiga, kita hormati,
hargai, tupang dan doakan para tenaga medis yang berjuang untuk memulihkan
pasien-pasien yang terinfeksi, tidak sedikit dari mereka harus kehilangan nyawa
demi menyelamatkan para pasien tersebut, kita doakan pemerintah dan Gugus Tugas
Covid-19 agar dikuatkan dan tetap melakukan yang terbaik bagi semua warga, juga
kita doakan para ilmuwan yang sedang berusaha menemukan vaksin untuk virus ini,
dan tidak lupa kita
doakan pribadi dan kelompok-kelompok masyarakat yang suka dan setia bermurah
hati untuk menolong masyarakat yang lain yang lebih menderita karena virus ini.
Dengan semua ini, kita dimampukan untuk menyanyikan kemenangan kita meskipun sekarang
ia belum benar-benar tiba. Amin!
Salam,
Pdt. DR. Robin Butar-butar.
Ketua KRP HKBP.