Oleh Pdt. Dr. Robinson Butarbutar
“Bersoraklah
bagi Tuhan” (1 Taw. 16:31-36)
Saudara-saudara
terkasih di mana pun berada, salah satu keistimewaan dari orang-orang yang
teguh beriman kepada Allah, adalah meskipun di dalam kesesakan dan pergumulan,
kita tetap dimampukan untuk memuji nama-Nya dan bersyukur atas kehidupan yang
dianugerahkan-Nya.
Firman Tuhan pada Minggu Jubilate hari ini mengajak kita
untuk bersorak-sorak memuji nama Tuhan, dan semua ini kita lakukan di
tengah-tengah situasi yang sangat sulit di masa pandemi ini. Teks khotbah kita
yang tertulis dalam 1 Tawarikh 16:31-36 ini sungguh menarik, di satu sisi
memperlihatkan puji-pujian bangsa Israel, di mana Daud meminta Asaf dan saudara-saudaranya
untuk menyanyikan syukur bagi Allah. Di sisi lain, nyanyian syukur ini juga
berisikan permohonan untuk diselamatkan oleh Allah.
Melalui teks ini, di satu sisi, kita
diajak untuk belajar dari bangsa Israel di kala mereka bersorak-sorak memuji Tuhan
karena berhasil membawa Tabut Perjanjian dari rumah Obed-Edom yang diberkati
itu ke Yerusalem (Lih. 1 Taw. 13 dan 15). Mereka menjadi bangsa yang diberkati
sebab Allah tinggal di tengah-tengah mereka. Apa isi puji-pujian mereka?
Kebesaran Allah, penyertaan-Nya dalam perjalanan mereka, dan keadilan-Nya dalam
menghakimi manusia.
Mereka mengajak pula bangsa-bangsa lain yang belum mengenal
Allah untuk ikut bersorak bagi Dia, bahkan langit dan bumi, dan seluruh ciptaan
pun diajak untuk bersorak bagi Tuhan. Alasan untuk bersyukur ini disampaikan
dengan tegas: …sebab Dia datang untuk menghakimi, Dia baik, dan untuk
selama-lamanya kasih setia-Nya (ay.33-34).
Di sisi yang lain, kita diajak untuk
belajar keberanian dari bangsa Israel, berani meminta kepada Allah untuk
diselamatkan (Ibrani: yisyanu,
selamatkan), agar dikumpulkan (Ibrani: kabetsenu),
dilepaskan dari antara bangsa-bangsa (Ibrani: hatsyilenu, lepaskan), supaya mereka bisa memuji nama Tuhan yang
kudus (ay. 35-36).
Oleh sebab itu, saudara-saudara terkasih,
di tengah-tengah perjuangan kita melawan Covid-19, di tengah kesulitan hidup
akibat pandemi ini, di tengah rasa sakit karena virus ini, sangat penting bagi
kita belajar kembali dua hal di atas.
Pertama,
marilah memuji nama Tuhan atas banyak hal yang selama ini sudah Dia perbuat
bagi kita secara individu, keluarga, gereja, dan bangsa. Ingatlah segala
kebaikan-Nya.
Kedua, setelah itu,
dalam keyakinan dan keteguhan, sampaikanlah kepada Allah segala yang kita
butuhkan dalam menghadapi ragam kesulitan belakangan ini.
Dalam keyakinan kita
meminta, sebagaimana Dia menyelamatkan bangsa Israel demikian jugalah Dia
kiranya menyelamatkan kita dari Covid-19 ini. Sebagaimana Dia sudah
menyelamatkan kita dari dosa dan maut, biarlah kini pun kita diselamatkan dari ketakutan
dan kekhawatiran di masa pandemi ini.
Di dalam keyakinan pada Dia, kita juga
meminta supaya dalam perlawanan terhadap Covid-19 ini kita “dikumpulkan”
kembali, agar kita menjadi satu, tidak terpecah-pecah, memiliki pikiran dan
langkah yang sama sebagaimana diharapkan oleh pemerintah dan para pemimpin
kita, tidak anggap remeh, tetap waspada, tetap jaga jarak dan bersih, agar kita
semua menang dan selamat bersama-sama pada waktunya.
Dalam kesatuan itulah,
melalui doa dan nyanyian, kita memohon kepada Allah agar Dia datang membantu
kita, memberkati segala usaha kita, agar kita diselamatkan dan dilepaskan, dan
dapat melanjutkan cita-cita gereja dan bangsa untuk membangun kehidupan yang
damai sejahtera bagi semua. Bersoraklah bagi Dia! Amin.
Salam,
Pdt. DR. Robin Butar-butar.
Ketua KRP HKBP.