Notification

×

Iklan

Iklan

100 Rapid Tes Diterima, Satu Digunakan Memeriksa Bupati Samosir

4 Apr 2020 | 16:40 WIB Last Updated 2020-04-04T09:42:04Z
Bupati Samosir, Rapidin Simbolon Mengaku Telah diperiksa dengan Rapid Tess
SAMOSIR,GREENBERITA.com- Pemerintah Kabupaten Samosir secara resmi telah menerima alat pemeriksaan tes Covid-19 yang biasa disebut rapid test pada Kamis, 2 April 2020 lalu dari Kementrian Kesehatan RI.

Hal ini disampaikan Bupati Samosir Rapidin Simbolon pada jumpa pers di Rumah Dinas Bupati Samosir pada Jumat, 3 April 2020, Pangururan Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

"Kita telah terima rapid test sejumlah 100 buah dan dari jumlah itu sudah saya pakai sendiri karena saya demam, saya minta diukur ternyata negatif," ujar Bupati Rapidin Simbolon.

Terkait dengan kebijakan pemakaian rapid test, Bupati Samosir mengatakan bukan untuk anggota DPRD Samosir atau untuk pejabat manapun.

"Tetapi yang diutamakan kepada mereka yang ODP, ini dicatat ya, walaupun pejabat saya kalau bukan ODP tidak boleh memakainya, dan kita harus hati jangan terlalu boros menggunakan kepada yang tidak perlu," tegasnya.

Menurutnya, rapid test digunakan kepada orang yang sudah dicurigai terinfeksi oleh Covid-19. "Setelahnya baru dilihat situasinya setelah tes apakah negatif atau positif baru ditentukan apa tindak lanjut penanganannya," pungkas Bupati Rapidin Simbolon.

Dikutip dari covid19.go.id, rapid test atau tes cepat Corona Covid-19 merupakan tes yang bertujuan untuk mendeteksi dini kasus Covid-19 sehingga pemerintah bisa melakukan tindakan tepat untuk penyebaran virus.

Rapid tes hanya dilakukan kepada orang yang beresiko tertular corona covid-19 seperti pernah berkontak langsung dengan orang sakit Covid-19, pernah berada di negara penularan lokal, dan memiliki gejala demam atau gangguan sistem pernapasan.

Harga rapid test masih tergolong mahal dan unitnya pun termasuk langka di pasar. Petugas kesehatan yang mengambil sampel darah untuk rpid test juga harus mengenakan alat pelindung diri (APD).

Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu melakukan pemeriksaan dengan rapid test cepat dalam keadaan sehat dan tidak ada kontak langsung dengan pasien Corona Covid-19.

Sebelumnya diberitakan bahwa RS. Hadrianus Sinaga juga telah menggunakan satu rapid test kepada ODP yang datang ke rumah sakit dengan keluhan demam dan batuk.

"Maaf saya terlambat, tadi menangani pasien ODP baru di rumah sakit, seorang laki-laki usia 43 tahun di Pangururan," ujar Direktur RS. Hadrianus Sinaaga dr. Friska Situmorang.

Menurutnya pasien mengalami demam dan batuk setelah beberapa hari kepulangan anaknya seorang mahasiswa dari Yogyakarta.

"Diduga sang anak adalah carier kepada bapaknya, dan kita sudah minta seluruh keluarga untuk dilakukan isolasi diri," jelas Friska.

Pihak rumah sakit sebelumnya sudah melakukan pemeriksaan rapid test kepada orang ODP tersebut namun hasilnya ternyata samar-samar.

"Kami sudah melakukan pemeriksaan test namun ternyata hasilnya samar-samar dan tidak berbayang dan kami simpulkan negatif sehingga kami anggap ODP," tambahnya.


(gb-Andrey Siregar/fs)