Notification

×

Iklan

Iklan

Akibat Kabut Asap Pekat, Pemkot Singkawang Liburkan Sekolah 3 Hari

16 Sep 2019 | 09:46 WIB Last Updated 2019-11-10T13:35:26Z
Para siswa Mengenakan Masker saat belajar
JAKARTA, GREENBERITA.com  -- Pemerintah Kota Singkawang, Kalimantan Barat, meliburkan murid sekolah tiga hari dari 16 sampai 18 September 2019 karena kualitas udara kota memburuk akibat asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang makin pekat.

"Sehubungan dengan itu, Pemkot Singkawang meliburkan siswa dari tanggal 16 sampai 18 September 2019, dan masuk kembali seperti biasa tanggal 19 September 2019," kata Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie, Senin (16/9) dikutip dari CNN Indonesia.

Dia meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dewan Pengawas Pendidikan Singkawang menyampaikan surat edaran mengenai kebijakan untuk meliburkan sementara kegiatan belajar tersebut kepada pengurus sekolah, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai Sekolah Menengah Pertama.

Selama kegiatan sekolah diliburkan, ia mengatakan, kepala sekolah dan guru tetap harus menjalankan tugas selaku aparat sipil negara seperti menyelesaikan pengurusan administrasi dan mempersiapkan rencana pembelajaran.

Tjhai juga meminta pengurus sekolah menyampaikan kepada orang tua atau wali murid untuk memastikan anak-anak tetap belajar di rumah dan mengurangi aktivitas di luar rumah selama kota diliputi kabut asap.


"Serta memperhatikan kesehatan anak-anak, dan memperbanyak konsumsi air putih dan buah-buahan," ujarnya.

Warga menyambut baik kebijakan pemerintah kota meliburkan sementara kegiatan sekolah selama kota berkabut asap.

"Mengingat kabut asap sudah semakin pekat dan cukup berbahaya," kata Wulan, warga Kota Singkawang.

Dia berharap kabut asap segera berlalu dan hujan segera turun, karena persediaan air semakin tipis.

"Meskipun kita menggunakan air ledeng, tapi keluarnya kurang lancar. Dalam seminggu, tiga hari saja yang jalan, selebihnya tidak jalan," katanya.

Perubahan Jam Masuk SD di Palembang

Sejumlah sekolah dasar di Kota Palembang, Sumatera Selatan juga terkena imbas dari asap karhutla, SD Kartika II-2 misalnya yang bersama sekolah lain memundurkan waktu masuk kelar satu jam demi menghindari asap karhutla yang pekat.

Siswa SD Kartika mulai Senin diminta guru untuk pergi ke sekolah sedikit lebih siang menyesuaikan dengan jam masuk baru dari pukul 07.00 menjadi pukul 08.00 WIB.
Salah seorang guru, Sumartini mengatakan perubahan jadwal masuk dan jam belajar itu sesuai instruksi Kepala Dinas Pendidikan setempat dan Kepsek SD Kartika karena kabut asap karhutla yang semakin parah dengan kondisi kualitas udara mencapai level bahaya.

Sementara waktu perubahan jadwal diberlakukan per dua hari sambil melihat perkembangan kondisi kabut asap dan kualitas udara di sejumlah kabupaten sekitar.

Jika kondisi asap masih tebal akan dilanjutkan pemunduran jam masuk untuk beberapa hari berikutnya. Begitu pula sebaliknya jika kualitas udara membaik jam masuk dikembalikan pada jadwal semula.

"Mudah-mudahan bencana asap dampak kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau 2019 ini bisa segera diatasi satgas gabungan penanggulangan karhutla Sumsel, sehingga anak-anak bisa kembali belajar dan masuk sekolah seperti biasanya," ujar Sumartini.

(rel- Anrosag)