Notification

×

Iklan

Iklan

Pembunuhan Sesama Marga Gegara Pilkades, FKTM Samosir: Manat Mardongan Tubu

27 Agu 2019 | 11:33 WIB Last Updated 2019-08-27T04:44:32Z
Ketua FKTM Samosir, Okbin Naibaho
SAMOSIR,GREENBERITA.com- Perdebatan tentang pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Piilkades) di Kabupaten Samosir yang akan dilaksanakan secara serentak pada 31 Oktober 2019 diseluruh desa yang melaksanakannya, tampaknya semakin hangat dan seru. 
Terakhir, akibat perdebatan tentang beda calon yang didukungnya masing-masing, Rumapea bunuh Rumapea di Desa Hutarihit, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara pada Jumat, (23/8/2019).

Pembunuhan sesama marga akibat perdebatan calon yang dukungnya berbeda di pilkades desanya ini dibenarkan oleh Kapolres Samosir melalui Kasat Reskrim Polres Samosir, AKP. Jonser Banjarnahor ketika dikonfirmasi greenberita.com pada Minggu, (25/8/2019).

"Benar, telah terjadi pembunuhan pada Jumat, (25/8/2019) lalu di Desa Hutarihit, Kecamatan Nainggolan. Korbannya adalah Sundung Rumapea yang dibunuh oleh dua pelaku bermarga Rumapea yaitu Dorlan Rumapea dan Lamboi Rumapea. Menurut keterangan pelaku, motif pembunuhan selain karena dipengaruhi minuman tuak juga akibat diduga percekcokan ketika berdebat tentang dukungan kepala desa yang berbeda antara kedua pelaku dan korban," ujar Jonser Banjarnahor.

Korban Pembunuhan Sesama Marga di Samosir, Sundung Rumapea
Menyikapinya, Forum Komunikasi Tokoh Masyarakat (FKTM) Kabupaten Samosir menyatakan kerpihatinannya atas peristiwa pembunuhan sesama marga hanya karena beda pilhan dalam Pilkades. FKTM mengimbau seluruh pihak untuk menahan diri dan tidak gampang emosi hanya karena beda pilihan dalam Pemilihan Kepala Desa. 
Terutama seluruh warga wajib mengingat dan melaksanakan sebuah pesan yang penuh kearifan lokal yaitu Dalihan Natolu khususnya Manat Mardongan Tubu.

"Kepada seluruh warga Samosir terkait masalah pilkades dihimbau untuk menahan diri dan jangan terpancing isu yang tidak benar. Kami menghimbau supaya Dalihan Natolu dipegang  teguh yang mana manat mardongan tubu, elek marboru dan somba marhula-hula. Dan jangan sampai terjadi lagi peristiwa seperti di Desa Hutarihit Kecamatan Naiggolan, dihimbau  kepada akka natua-tua nihuta supaya ikut serta untuk mengamankan warganya karena para orangtua lah yang paling berperan untuk membuat suasana kondusif," ujar Ketua FKTM Samosir, Okbin Naibaho ketika dikonfirmasi greenberita.com melalui selulernya pada Senin, (26/8/2019).

Ketua FKTM yang sering disapa Amani Siska ini juga meminta kepada seluruh warga di Desa Hutarihit untuk menahan diri dan tidak terpancing serta tidak memupuk dendam lagi dan saling memaafkan sesama keluarga.
"Kita telah meminta pengurus FKTM kecamatan disana untuk mendatangi desa Hutarihit dan melakukan penyejukan didesa itu supaya saling memaafkan apalgi na mardongan tubu, ikkon manat mardongan tubu," tambah Amani Siska.

FKTM kedepannya akan menggandeng Polres Samosir dan aparat TNI serta Pemkab Samosir untuk berkunjung kedesa tempat peristiwa tersebut serta seluruh kecamatan di Kabupaten Samosir sambil mengumpulkan para orangtua untuk menghimbau jangan sampai terjadi insiden yang sama hanya karena beda pilihan pada Pilkades 31 Oktober 2019.

Menurut FKTM, perbedaan pilihan dalam Pilkades nanti adalah sebuah demokrasi, karenanya harus saling menghormati perbedaan tersebut sebagai sebuah kekayaan demokrasi di negeri ini terkhusus di Kabupaten Samosir.

(gb-fet)