Notification

×

Iklan

Iklan

Banjir Lagi di Sianjurmula, Ladang Petani Jadi Korban

23 Mei 2019 | 10:15 WIB Last Updated 2019-11-10T13:33:36Z
Petani yang memegang bawangnya yang terkena banjir
SIANJURMULAMULA, GREENBERITA.com - Bencana banjir merupakan suatu momok yang paling tidak diinginkan oleh manusia khususnya para petani, karena akan menyebabkan kerusakan bagi tanamannya.


Bencana banjir kembali menerjang tanaman petani di Desa Sari Marihit, Kecamatan Sianjur Mula-Mula, Kabupaten Samosir pada Selasa (21/05/2019) sekitar pukul 9 malam.

Penyebab nya diduga akibat tingginya curah hujan sementara pepohonan penahan air sudah sedikit akibat ditebangi di Hilir.

Derasnya debit air yang mengalir dari hilir ke sungai disekitar perladangan petani membuat air meluap ke ladang yang sudah ditanami.


Tanaman bawang para petani merupakan lokasi yang paling parah terkena dampak banjir tersebut.

Kejadian banjir ini merupakan kejadian yang kedua kalinya yang dirasakan oleh petani yang berada di pinggir sungai Desa Sari Marihit, Kecamatan Sianjurmula.


Dari data yang didapatkan greenberita.com di Desa Sarimarrihit, sebanyak 21 KK yang memiliki ladang bawang nya tergenang oleh banjir tersebut, dengan total luas 34 rantai.

Pasca terjadinya banjir tersebut, aparat desa sudah melakukan pendataan untuk dilaporkan kepada Camat Sianjur Mula-mula.

Diperkirakan, masing-masing kerugian yang di rasakan para petani 5 juta rupiah untuk biaya bibit nya saja, belum lagi biaya yang lainnya.

"5 juta ini hanya bibit nya saja, belum lagi biaya perawatannya, obat-obatnya, mungkin lebih dari 5 juta, jika terjadi kembali banjir yang sama, maka kami akan mengalami gagal panen, ya kami pun berharap, bantuan ke kami akan segera datang " ujar Jadi Habeahan seorang petani yang ladangnya terkena dampak banjir pada Selasa, (22/5/2019).


Janses Limbong, Kepala Desa Sari Marihit
Sementara itu, Kepala Desa Sari Marihit menyatakan bahwa terjadinya banjir yang berulang ini dikarenakan adanya penebangan hutan di hilir dikawasan Hutan Tele.


"Kejadian ini, sebelumnya belum pernah terjadi. Saya merasa, kejadian ini dikarenakan terlalu banyak penebangan-penebangan yang terjadi di Hariarapittu, jadi efeknya mengenai kami, petanj yang dibawah ini " pungkas Janses Limbong, Kepala desa Sari Marihit, Sianjurmula mula.

(Green-Anggi)