Notification

×

Iklan

Iklan

BNN Ajak Masyarakat Perangi Narkoba

27 Apr 2019 | 17:56 WIB Last Updated 2019-09-19T07:07:47Z

GISTING, GREENBERITA.com - Setiap hari diperkirakaan sebanyak 30 orang meninggal dunia akibat penyalahgunaan narkoba.

Parahnya, mayoritas korban narkoba di Indonesia adalah pekerja sekitar 59 persen, 24 persen dari kalangan pelajar, dan masyarakat umum 17 persen. Kebanyakan pengguna narkoba adalah pria mayoritas berusia 15-19 tahun. .

Hal itu disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tanggamus Kolbidi pada acara Pengembangan Kapasitas dan Pembinaan Masyarakat Antinarkoba di Lingkungan Perusahaan Swasta.

Kegiatan ini dikemas dalam bincang-bincang santai di Aula Serumpun Padi Kecamatan Gisting, Jumat (26/04/19). Dihadiri

Kolbidi mengatakan, gambaran di atas merupakan hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Puslitkes Universitas Indonesia pada 2017.

Menurut penelitian itu, kata dia, ada sekitar 1,77 persen atau 3,3 juta penduduk di Indonesia menjadi penyalahguna narkoba dengan kerugian ekonomi maupun sosial mencapai Rp84,7 triliun.

"Angka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun 2016 yang hanya 0,02 pesen," sebutnya seperti dikutip dari harian momentum.

Pemerintah bersama dengan seluruh komponen masyarakat harus bersungguh-sungguh berperang terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Setiap individu diminta untuk memproteksi diri dan lingkungannya sejak dini dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Masyarakat dituntut proaktif mendukung aparat penegak hukum dengan cara melaporkan tindakan mencurigakan terkait penyalahgunaan dan peredaran narkoba, ungkapnya.

"Saya berharap para peserta akan menjadi, relawan atau penggiat antinarkoba yang menyampaikan infomasi, mensosialisasikan tentang narkoba di lingkungan masing masing," ujarnya.

Perlu dukungan semua pihak untuk memerangi bahaya narkoba. Kabupaten Tanggamus yang strategis karena merupakan jalan lintas Sumatera sehingga rawan penyalahgunaan narkoba. Bahaya narkoba telah menyerang hingga ke pedesaan tanpa memandang usia, gender, pendidikan dan pekerjaan.

Kepala Bagian (Kabag) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Sekretariat Tanggamus Arpin mengatakan, narkoba sangat rentan menyerang siapa pun. Jika sudah terkena narkoba pikiran dan tubuh tak lagi seimbang. Bahkan, jika sudah kecanduan, akan muncul tindakan kriminal yang merugikan keluarganya.

Perlu diingat, mengobati kecanduan narkoba membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Saat ini lanjut Kolbidi, yang banyak tertangkap adalah kurir, serta yang paling banyak dikonsumsi adalah narkoba jenis sabu, yang sulit diberantas karena transaksinya dilakukan secara sembunyi.

"Peran orang tua juga penting dalam mengontrol pergaulan anaknya, kebebasan bisa diberikan namun harus ada batasan yang diberikan. Lingkungan sekolah perlu menjadi perhatian khusus, karena jika anak-anak terkena narkoba, prestasi menurun, dan watak menjadi berubah, dengan guru dia melawan, karena merasa dirinya hebat," imbuhnya.

Hadir dalam kegiatan itu, perwakilan Dinas Kesehatan Tanggamus David Erwin, dan perwakilan perusahaan seperti Bank Lampung, Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank Syariah Mandiri, PLN Rayon Talang Padang, PT. Pertamina Gheotermal Energi (PGE) Ulu Belu, PT. Tirta Ivestama (AQUA), PT. Pertamina Region Teluk Semaka, PT. Telkom Indonesia, PT. Nataran Mining, PT Way Ku, Grapari Telkomsel, RS. Panti Secanti Gisting, Dealer Honda, PT. Japfa Comffed. (HM/G5)