Notification

×

Iklan

Iklan

Diskusi IWO Sorong Raya: Mari 'Hijaukan' Papua

28 Mar 2019 | 08:50 WIB Last Updated 2019-11-10T13:35:29Z
Ketua IWO SR, Laurentius Reresi, SS, M.Pd (Kiri), Sekretaris, Hotbert Purba (Kanan), Drs. Niko Rahajaan selaku Dewan Etik (Tengah – Kiri), Gerry Sampono Jabatan Ketua Bidang Hubungan Masyarakat (Tengah – Kanan ), Dokumentasi ketika berkunjung ke Kantor Bupati Sorong
KOTA SORONG, GREENBERITA.com – Ikatan Wartawan Online (IWO) Sorong Raya (Papua Barat 2) meggelar diskusi menyusul peristiwa banjir bandang di Sentani Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua Barat. Dalam diskusi itu, pelajaran bernilai yang patut diwaspadai umat manusia di muka bumi ini perihal penebangan hutan tanpa hentinya.

Melansir dari Kobar Papua, telah banyak pendapat, bahwa Papua telah menjadi korban deforestasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan dalih untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Pada hal Papua memiliki sumber daya hutan berlimpah ruah, harus menderita di Tanah sendiri, banjir bandang melanda Sentani.

Ketua Ikatan Wartawan Online Sorong Raya, Papua Barat Laurent Vatikano mengadakan diskusi di parapara bersama teman-teman wartawan yang telah bergabung dalam wadah organisasi IWO berpendapat, membuat perubahan dengan cara sederhana yakni mengajak seluruh bangsa Indonesia agar tidak membuang biji-bijian buah-buahan ke dalam tempat sampah.

Pada musim buah, seperti saat ini  mangga, durian, rambutan, langsat, duku, manggis, nangka, alpukat dan lain-lain. Semua buah-buahan itu enak dimakan, namun hanya bisa ditanam oleh petani.

Dalam kesempatan itu, Ikatan Wartawan Online Sorong Raya mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk tidak membuang biji buah-buahan langsung ke tempat sampah, namun membersihkan dan mengeringkannya di bawah sinar matahari serta membungkusnya dengan kertas atau Koran bekas.

"Alasannya, biji-bijian tersebut dapat ditanam di pekarangan rumah sehingga tumbuh menjadi pohon yang bermanfaat bagi keluarga dan sekitarnya," ajak Laurent Dosen di Universitas Nani Bili Sorong, Papua Barat.

Lebih lanjut Ketua IWO Sorong Raya mengatakan, setiap kali wartawan IWO berpergian melakukan peliputan, bisa membawa satu biji buah, melemparkan atau meminta izin pemilik lahan tanah kosong agar diizinkan satu atau dua buah bijian tumbuh di lahan itu dan menjadi miliknya. Berdoa agar biji itu bisa tumbuh dan menghasilkan buah. Satu biji jika tumbuh menjadi pohon dapat menyelamatkan ribuan orang termasuk sejumlah habitat lain yang hidup di alam.

Senada dengan itu, Sekretaris IWO Sorong Raya, Hotbert Purba juga berpendapat jika setiap orang dari Wartawan IWO bisa menanam satu pohon maka bumi terhindar dari pemanasan global, tidak kekurangan oksigen.

Untuk itu Sekretaris IWO mengajak, bila menemukan tanah kosong terbuka, baik itu di jalan desa maupun di pinggir jalan raya, letakkan biji-bijian itu pada tempatnya. Bijian itu pasti tumbuh di musim hujan, terang Hotbert Purba. Jika dengan tindakan sederhana ini, kita dapat menyumbang satu pohon saja setiap musim bagi dunia kita, misi kita untuk menghijaukan dunia ini akan berhasil.

Juga, IWO Sorong Raya mendapat surat ajakan dari Pastor Bartolomeus Joko Wayan, SVD yang bertugas di Pulau Jawa mengajak wartawan IWO untuk menghijaukan bumi ini dengan menanam pohon. Pastor Joko panggilan akrabnya mencontohkan Pemerintah Thailand yang dengan giat mempromosikan penanaman biji buah – buahan kepada seluruh warganya selama beberapa tahun terakhir dengan tidak membuang biji buahan melainkan menanamnya.

Pemerintah Thailand dan sejumlah petugas distrik telah mengkampanyekan hal ini secara agresif dan kini berhasil. Jumlah pohon buah-buahan di alam telah berlipat ganda berkali-kali terutama di distrik utara Thailand, terang Pastor Joko yang prihatin dengan banjir bandang di Sentani.

Selain mengajak IWO Sorong Raya di Provinsi Papua Barat, Pastor Joko juga dalam isi suratnya kepada IWO Sorong Raya, mengajak rakyat Indonesia agar tetap menanam satu biji setiap hari untuk menyelamatkan bumi Indonesia dari mara bahaya, seperti tanah longsor, banjir bandang, erosi, kerusakan hutan dan lain sebagainya.

Belajar dari masa lalu untuk meraih yang terbaik di masa depan. Thailand sangat inisiatif dan cemerlang menyebarkan kelimpahan di alam dengan cara yang sederhana namun efektif dengan berkontribusi kembali bagi generasi berikutnya. Harapan, semoga rakyat Indonesia bisa menanam satu pohon untuk anak cucu. Demikian ajakan dari Pastor Bartolomeus Joko Wayan, SVD di Tanah Misi. (IWO SR/G5)