Notification

×

Iklan

Iklan

4 Fakta Motif Kasus Pembunuhan Calon Pendeta Melindawati

29 Mar 2019 | 11:09 WIB Last Updated 2019-09-19T07:00:40Z
GREENBERITA.com - Kasus pembunuhan seorang calon pendeta bernama Melindawati Zidoni beberapa hari lalu membuat banyak netizen geram atas perbuatan pelaku yang terbilang sadis. Atas kesigapan pihak kepolisian, dua pelaku akhirnya dapat ditangkap.

Mayat korban ditemukan di area perkebunan sawit dalam kondisi tanpa busana. Korban diduga diperkosa terlebih dahulu kemudian dibunuh.

Saat itu dia tengah bersama siswi SD NP (9) berboncengan pakai sepeda motor. Namun di tengah perjalanan keduanya dihadang dua pelaku dengan penutup wajah. Kedua korban diseret ke kebun sawit. Di sanalah terjadi pembunuhan terhadap Melindawati.

Ada 4 motif pembunuhan yang himpun dari berbagai sumber termasuk dari merdeka.com, yaitu:

1. Motif Pembunuhan Dendam Pribadi


Ilustrasi
Polisi berhasil menangkap dua pelaku pembunuhan dan pemerkosaan calon pendeta Melindawati Zidoni. Dari penangkapan itu, terungkap motif pembunuhan Melindawati. Motif sementara kedua pelaku menghabisi calon pendeta tersebut lantaran tak suka dengan kepribadian korban.

Kebencian tersebut tidak berhubungan dengan agama, tetapi lebih cenderung ke tingkah laku. "Motifnya karena ada kebencian, tapi bukan masalah agama, hanya benci kepribadian saja," kata Kapolres Ogan Komering Ilir AKBP Donny Eka Syaputra.

2. Korban Diperkosa Sebelum Dibunuh


Ilustrasi
Aksi keji yang dilakukan oleh pelaku pembunuhan calon pendeta wanita, Melindawati Zidemi membuat banyak orang geram. Ternyata sebelum dibunuh, Melindawati diperkosa lebih dulu oleh pelaku. Korban diperkosa dalam keadaan hidup.

Hal ini sesuai hasil visum di mana ditemukan adanya bercak sperma di kemaluan calon pendeta. Usai diperkosa, pelaku mencekik leher korban hingga tewas dan membuang jasadnya ke semak-semak tak jauh dari TKP perkosaan.

"Hasil visum sementara diketahui diperkosa sebelum mati. Korban meninggal dunia karena tidak bisa bernapas karena dicekik," terang Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara.

3. Saksi Kunci Masih Trauma
Ilustrasi
Sebelum peristiwa nahas terjadi, calon pendeta wanita Melindawati Zidemi bersama siswi SD bernama NP (9) berangkat dari Divisi 4 dengan menggunakan sepeda motor menuju Pasar Jeti. Ketika hendak kembali pulang, tepatnya di Divisi 3, keduanya dihadang di jalan dengan cara jalan diblokir menggunakan kayu balok.

Kemudian, datang dua pelaku memakai penutup wajah menggunakan sarung. Kedua korban diseret pelaku ke kebun sawit. Di sana, mereka dicekik dan tangannya diikat menggunakan karet bekas ban motor. Korban NP pingsan dan dibuang pelaku ke semak-semak tak jauh dari lokasi namun berhasil selamat.

Meski selamat, tapi NP masih trauma. Dia lebih banyak murung. Untuk memulihkan kejiwaan NP, polisi melakukan pendampingan dari penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak serta psikolog. Karena, keterangan NP sangat dibutuhkan untuk mengungkap kasus ini.

"Mulai membaik tapi banyak diam, murung saja," ucap Kapolres OKI AKBP Donny Eka Syaputra.

4. Dimakamkan di Nias

Jenazah Melindawati Zidemi dibawa ke kampung halamannya di Nias Selatan, Sumatera Selatan. Sebelumnya disemayamkan di Gereja Kristen Injili Indonesia (GKII) Palembang setelah dilakukan visum di RS Bhayangkara Palembang.

Sebelum diberangkatkan, dilakukan prosesi peribatan yang dihadiri ratusan rekan, pimpinan gereja dan civitas akademika Sekolah Tinggi Teologi Injili Palembang (STTIP).

"Kediamannya cukup jauh, dari jalur darat nanti dibawa lewat sungai pakai speedboat," ucap Rekan korban, Dewistina Finowa'a. (G5/mdk)