Notification

×

Iklan

Iklan

Ully Sigar : Selamatkan dan Lestarikan Cagar Budaya Situs Sumur Tujuh dan Bunker Bogor

6 Jan 2019 | 13:39 WIB Last Updated 2019-11-10T13:37:51Z
Ully Sigar Rusyadi Minta Cagar Budaya Situs Tujuh Sumur dan Bunker Bogor di Selamatkan
BOGOR,GREENBERITA.com - Budayawan yang juga Penyanyi balada Ully Sigar Rusyadi turut berkumpul  bersama budayawan Bogor dan masyarakat menyuarakan agar situs sumur tujuh dan bunker yang sudah menjadi cagar budaya tidak digusur dan dapat diselamatkan, Jum'at (4/01/2019).

Selain prihatin ratanya situs akibat proyek yang akan dibangun itu, budayawan ini mengungkapkan, "hadirnya sebagai bentuk keharusan menjaga peradaban peninggalan kebudayaan dari para leluhur", ungkapnya.

Aktivis Lingkungan Hidup Indonesia, Budayawan yang juga aktris penyanyi balada Ully Sigar Rusady mengatakan terkait ramainya Situs Sumur Tujuh di Kota Bogor, Jawa Barat, pihaknya meminta untuk diselamatkan situs tersebut, karena tanpa adanya leluhur atau pendahulu yang meninggalkan sejarah mungkin saat ini tidak ada lagi kehidupan.

"Bagaimanapun sebuah sejarah atau cagar budaya harus kita selamatkan karena tanpa leluhur-leluhur terdahulu kita tidak akan ada, jadi kewajiban kita untuk menyelamatkan ini," kata Ully kepada wartawan di Bogor, Jumat (4/1/2019).

Dia menjelaskan, bahwa dirinya walaupun jarak jauh dari Jakarta bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi terpanggil ikut menyelamatkan situs tersebut. Sebab, kalau tidak mengutarakan rasanya bersalah yang dalam karena mempunyai dosa jika tidak bergerak.

"Ini adalah kebangkitan yang luar biasa dan menjadikan contoh bagi setiap warga negara Indonesia bagaimana cara budayawan Kota Bogor menyelamatkan cakar budaya ini," ujarnya.

Para Budayawan Bogor dan Jawa Barat Deklarasi Penyelematan Situs Tujuh Sumur dan Bunker Bogor
Ia menjelaskan, yayasan raja-raja nusantara (Raya Sutra) yang dipimpin oleh Sultan Palembang dan kebetulan membentuk lembaga yang bernama Majelis Cendekiawan Keraton Nusantara kebetulan karena dirinya dipercaya atau dianggap untuk memperjuangkan makam dan situs leluhur.

"Leluhur kami di sundalarang ditenggelamkan dan bunda membuat strategi dan lahirlah sebuah gerakan yang dinamakan Trisula (Trilogi Sumedang Larang) yang terdiri dari penyelamatan budaya dan lingkungan hidup saat itu," jelasnya.

Pada akhirnya, lanjut dia, karena keberhasilan itu dirinya diangkat sebagai Ketua Presidium Majelis Cendekiawan Keraton Nusantara Padjajaran, Provinsi Jawa Barat.

"Segala sesuatu yang bersifat ada kaitan dengan Padjajaran wajib hukumnya bunda turut mendukung dengan kemampuan yang ada," ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang membuktikan kepada masyarakat Kota Bogor termasuk jurnalis, harus penuh kesadaran untuk ikut mengangkat sesuai kebutuhan. Bukan menimbulkan satu konflik di dalam penulisan, media justru ikut mengangkat bagaimana bisa berhasil bersama.

"Pemerintah itu juga di luar daripada jabatannya adalah warga dan warga yang tinggal di Kota Bogor punya kewajiban untuk menyelamatkan lingkungan sejarah budaya khususnya cagar budaya yang sudah ada pengakuan dari pemerintah bahwa situs ini yang memang sudah ada undang-undangnya itu perlu dipertahankan karena tidak mudah itu," jelasnya.

(REL)