Notification

×

Iklan

Iklan

Dalam Gelap, Nurhayati Tetap Setia Merajut Handicraftnya

9 Des 2018 | 23:28 WIB Last Updated 2019-11-10T13:48:30Z
Kondisi penerangan yang tidak maksimal, Nurhayati Turnip  (40) tetap setia berkarya suvenir tradisional batak
HARIAN, GREENBERITA.com - Keterbatasan fasilitas kadang kala sering melemahkan sebagian orang untuk berkreatifitas melahirkan karya yang menarik perhatian orang lain.

Tapi tidak demikian dengan Nurhayati boru Turnip (40), pelaku handicraft asal Desa Sosor Dolok, Kecamatan Harian Kabupaten Samosir ini.

Walau listrik belum mengaliri rumahnya dan hanya mengandalkan sinar matahari yang masuk, Nurhayati tetap setia menekuni karyanya untuk melahirkan suvenir suvenir untuk para wisatawan yang hadir ke Samosir ini.

Handicraft yaitu keterampilan atau kerajinan tangan yang merupakan bagian dari ekonomi kreatif, telah ditekuni dengan setia oleh Nurhayati selama lebih dari dua tahun ini walaupun tanpa dukungan pemerintah.

"Listrik belum masuk ke rumah kami, belum ada uang kami untuk membayarnya. Tapi pekerjaan ini harus tetap saya lakukan karena saat ini hanya ini yang menopang hidup keluarga kami," ujar Nurhayati boru Turnip kepada GREENBERITA.com ketika ditemui dirumahnya pada Sabtu, (8/12/2018).

Dari hasil karya tangannya, Nurhayati yang walaupun kondisi kesehatannya belum prima, telah menghasilkan kerajinan seperti gelang tangan, sortala, sortala, stola dan ikat pinggang yang kesemuanya bermotif budaya batak.

Nurhayati Turnip bersama suami Malau dan anak, bahu membahu berkarya sekaligus memasarkan hasil kerajinannya di Objek Wisata Permandian Air Terjun Efrata Harian | tanbaw
Menurutnya, sebagian hasil kerajinan tangannya dijual langsung kepada wisatawan oleh suaminya bermarga Malau di sekitaran objek wisata Air Terjun Efrata di Harian. Sebagian lagi dibeli oleh para pedagang baik itu dari Kota Pangururan maupun Tomok, Simanindo.

Dari penjualan hasil kerajinan tangannya,  Nurhayati dapat memperoleh penghasilan  300 - 400 ribu rupiah perminggunya.

"Saya setiap harinya mulai merajut kerajinan ini dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Lumayanlah untuk kebutuhan keluarga bisa dapat 300rb sampai 400rb setiap minggunya, " ujar Nurhayati.

Walau sampai saat ini belum ada bantuan dari dinas terkait Pemkab Samosir, namun Nurhayati tetap berkarya dengan setia.

"Memang pernah ada datang dari dinas koperindag tapi program mereka justru kurang mendukung kami. Jadi sampai saat ini belum ada bantuan dari pemkab Samosir untuk membantu saya. Saya sangat berharap dapat dibantu terutama untuk permodalan yang sesuai supaya bisa saya lebih mengembangkan usaha saya ini, " harap Nurhayati.

Dukungan dari pemerintah memang sangat diperlukan para pelaku handicraft terutama pendampingan atas mereka dalam permodalan.

Handicraft atau kerajinan tangan adalah salah satu  ekonomi kreatif yang saat ini giat dikembangkan pemerintah Indonesia.

Pemkab Samosir diharapkan dapat membantu pelaku ekonomi kreatif yang dapat memproduksi suvenir suvenir wisata karena berkaitan erat dengan para wisatawan sehingga lebih banyak uang dari wisatawan tinggal di daerah ini dengan membelanjakan suvenir suvenir tersebut. (tanbw)