Notification

×

Iklan

Iklan

Opera Batak "Perempuan di Pinggir Danau" dari Sigapiton Rambah Batuaji

28 Nov 2018 | 22:21 WIB Last Updated 2019-11-10T13:46:23Z

Promo Opera Batak Perempuan di Pinggir Danau.
SIANTAR, GREENBERITA.com-Naskah Opera Batak Perempuan di Pinggir Danau kembali dipentaskan di Batuaji, Batam sejak 26-29 November 2018.

Sebelumnya, naskah Opera Batak karya Lena Simanjuntak-Mertes ini belum lama dimainkan di Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Tobasa persisnya pada Jumat (16/11/2018) lalu.

Pementasan di Sigapiton, dalam rangka peresmian kerja sama perekonomian masyarakat yang dilaksanakan Bank Indonesia Regional I Sumatera.

Thompson Hs dari Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) Siantar, menyebut sebanyak 18 orang pemain dilibatkan selama manggung di Sigapiton dan Batuaji. Di Batuaji, Lena sendiri yang bertindak sebagai sutradara pementasan.

Menurut Thompson, sejak 2013 naskah ini sudah dipentaskah di 20-an tempat atau kota di Indonesia dan Jerman. Hitungan pertunjukan naskah sampai ke Sigapiton adalah yang ke-27 kali, dengan jumlah penonton sampai 2018 sudah melebihi 10.000 orang.

"Naskah ini juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol dan Perancis, selain dengan empat bahasa dan satu aksara dalam cetakan buku yang diterbitkan 2013 lalu. Naskah opera ini mengekspose Danau Toba dalam bingkai mitologi, geologi, dan ekologi dalam konteks perempuan dan air," terang Thompson.

Dikatakan, setiap kesempatan pentas Perempuan di Pinggir Danau selalu ada penyesuaian, kompromi bahasa, dan siasat permainan yang kadang dilakukan karena salah satu pemainnya berhalangan  hadir. Malahan dalam beberapa kali kesempatan diciutkan dengan cara monolog.
"Yang penting bingkai dan pesan yang ingin disampaikan sesuai dengan misi naskah ini yang terkait dengan persoalan air bersih di masa depan," terangnya.

Dari antara para pemain sejak 2013 sudah ada yang berganti, terutama pemeran Samosir dan Putri Ikan. Kadangkala pemeran Toba juga berganti oleh dua pemeran yang kadang tak dapat hadir.

Sejak 2015 para pemusik total tergantikan dan dilengkapi dengan penyanyi yang juga kadang berganti. Para penari utama sejak 2013 masih bertahan dan ada kemungkinan ke depan harus berganti.

Selain pemeran yang sudah disebutkan, tokoh lakon cerita lainnya adalah narator dan Ibu Ikan. Namun satu kali pemeran Ibu Ikan pernah absen sewaktu pertunjukan di Janggadolok, Tobasa.

Lima tokoh lakon cerita kadang berperan ganda untuk menjadi penari dan pemusik untuk memaksimalkan kemampuan tim dalam setiap kesempatan pentas.

Kesempatan pentas di Sigapiton diwarnai oleh suasana lain dengan pemeran baru Samosir. Namun belum semaksimal pemeran sebelumnya yang dalam hitungan jam terbang sudah melebihi 10 kali.

Tim Opera Batak PLOt dalam garapan Perempuan di Pinggir Danau, mulai 2015 sudah diperankan oleh para personel yang sudah memiliki pengalaman akademis di bidang sastra, tari, musik, dan bidang-bidang lainnya.

"Jadi sudah berbeda dengan 2013 yang sebagian masih diperankan beberapa personel dari grup opera Batak terdahulu yang bergabung ke PLOt," katanya, seraya sebut
lima tahun mementaskan naskah ini sudah menghasilkan banyak catatan yang dapat diakses untuk kepentingan skripsi dan tesis.

Kemudian, selepas dari Sigapiton, tutur Thomspon, pentas dilakukan ke Batuaji, Batam. Pentas ke Batam sudah dibicarakan sejak Juli 2018 lalu.

Pentas di Batam akan berlangsung di Gedung Gereja HKBP Mahanaim, Batuaji. Dan untuk berikutnya direncanakan pada Mei 2019.

Selain pentas di HKBP Mahanaim, workshop tentang opera Batak akan dilaksanakan di Sekolah Tunas Harapan Jeung Seung, sebuah sekolah misi Korea Selatan di Batam. (red)