Notification

×

Iklan

Iklan

Hari Guru : Guru Harus Menunjukkan Kasih Sayang (2)

25 Nov 2018 | 14:52 WIB Last Updated 2019-11-10T13:31:02Z
Destrima Manurung
Destrima Manurung, mahasiswa FKIP Universitas HKBP Nommensen Prodi Fisika dan juga kader GMKI Siantar-Simalungun, dalam refleksinya mengugah, apa yang mendasari diperingatinya hari guru yang jatuh pada 25 November 2018 ini. Apa tujuan diperingati dan apa maknanya bagi guru saat ini.

Menurut Destrima, hari guru mewakili sebuah kepedulian pemahaman dan apresiasi yang ditampilkan demi peran vital guru yaitu, mengajar ilmu pengetahuan dan membangun generasi muda.

Dengan adanya hari guru, untuk memberikan dukungan kepada guru dan menyakinkan mereka, bahwa keberlangsungan generasi di masa depan dapat ditentukan oleh seorang guru dengan mengamalkan ilmunya kepada para calon penerus bangsa ini.

Momentum peringatan Hari Guru Nasional, para guru di Indonesia hendaknya dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh sebab itu tidak boleh memandang sebelah mata seorang guru, hormati guru dan amalkan yang telah diajarkannya, karena guru merupakan pembawa perubahan masa depan generasi muda.

Lalu kenapa guru saat ini masih ada yang gagal mendidik anak didiknya, sehingga guru tersebut dikatakan tidak dapat mencapai tujuan pendidikan. Karena sering terlihat saat ini para siswa, khususnya di Pematangsiantar, pada saat jam pelajaran berlangsung, banyak siswa bolos. Dari situ dapat disimpulkan bahwa guru tersebut gagal dalam mendidik anak didiknya.

Dalam dunia pendidikan masalah yang sering dihadapi guru adalah menyusun strategi proses pembelajaran yang akan diterapkan kepada murid. Jika guru tak mampu menerapkan strategi yang tepat dan menyentuh, alhasil tak akan membuahkan hasil pendidikan sesuai harapan.

Kebanyakan guru memandang bahwa mengajar itu hanya sebagai suatu rutinitas dalam kehidupannya, tidak adanya tantangan membuat para siswanya berfikir keras, sehingga memunculkan mudah bosan.

Ketertutupan seorang guru kepada muridnya tentang materi yang akan disampaikan, dimana ia khawatir akan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepadanya, ini juga bisa berdampak pada menurunnya wibawa guru.

Masih saja ada guru lebih sering memberikan tugas-tugas yang banyak serta sulit untuk dikerjakan siswa. Akibatnya, banyak siswa kewalahan mengerjakan dan merasa tidak mampu mengerjakan. Para siswa akhirnya memberontak, tidak mau belajar dengan serius bahkan tidak mau masuk kelas.

Seharusnya seorang guru harus dapat menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran, untuk mempersiapakan bagaimana konsep mengajar yang baik. Materi yang akan disampaikan di dalam kelas, seharusnya terlebih dahulu diupdate dan mengevaluasinya sebelum mengajar.

Seorang guru harus menunjukkan sikap kasih sayang, antusias mendengar dan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswanya, menjauhi sikap emosional.

Seorang guru hendaknya dapat menjadikan muridnya sebagai subyek dan mitra, bukan hanya sebagai objek. Guru harus menjadi fasilitator yang energik dan ikhlas yang menumbuhkan kreatifitas, interaksi, serta komunikasi dengan muridnya.

Sehingga kemudian, hari guru diperingati bukan hanya sebagai formalitas belaka yang dirayakan setiap tahun, yang berlalu begitu saja setelah hari tersebut tanpa ada hikmat yang diambil.

Hari guru, harusnya menyadarkan para guru dengan posisinya sebagai seorang pendidik generasi penerus sebuah bangsa, sebagai guru buat bangsa. Selamat Hari Guru Nasional, kepada para guru yang dinamakan Pahlawan Cendikia. (bersambung)