![]() |
Anggota DPR RI dari Komisi VII, Bane Raja Manalu |
GREENBERITA.com – Anggota DPR RI dari Komisi VII, Bane Raja Manalu melakukan kunjungan ke Pusat Informasi Geopark Sigulati di Sianjurmula, Kabupaten Samosir pada Rabu, 04 Juni 2025.
Kehadiran Bane Raja Manalu disambut Pemerhati Lingkungan dan Geopark Toba Wilmar Simanjorang, GM Geopark Kaldera Toba, Azizul Cholis, Kadis Pariwisata Samosir Tetti Naibaho, Manager Geosite Kaldera Toba Sigulati Ovi VH Samosir, Jurnalis Pemerhati Lingkungan Fernando Sitanggang dan Efendy Naibaho di Kantor Toba Caldera UNESCO Global Geopark, Samosir.
Secara tegas Bane Raja Manalu mendukung dan meyakini status Geopark Kaldera Toba dapat dipertahankan.
“Status Geopark Kaldera Toba dalam kartu kuning, setelah pertemuan, saya punya keyakinan dalam badan pengelola global geopark. Mudah-mudahan mereka bisa mengerjakan apa yang jadi kewajiban yang disampaikan UNESCO di sisa waktu ini,” kata Legislator dari Fraksi PDIP tersebut.
Bane menyatakan, pengurus Toba Caldera Global Geopark akan menyelesaikan pemasangan visibilitas di 16 site di Kawasan Danau Toba yang merupakan syarat dari UNESCO untuk mempertahankan status Geopark Kaldera Toba, seperti pembangunan gerbang, monumen dan panel interpretasi.
“Ada temuan site baru di beberapa wilayah yang akan dicek langsung oleh UNESCO, ini kabar baik. Kita harus memastikan juga semua berjalan baik, jangan hanya saat datang asesor baru kerja, sesudahnya diam lagi,” ucapnya.
Sementara itu, GM Toba Caldera UNESCO Global Geopark Azizul Cholis berharap ada dukungan dari pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan pemerintah pusat. Karena sebelumnya berada di bawah Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, saat ini nomenklatur Kementerian tersebut sudah tidak ada.
![]() |
Bane dan pengurus Toba Caldera Global Geopark sepakat akan mempertahankan status Geopark Kaldera Toba |
“Kami sebagai wakil rakyat akan mendorong kepastian nomenklaturnya, karena kalau nomenklaturnya tidak jelas berinduk ke mana. Maka tidak ada kepastian anggaran, tanpa anggaran, enggak mungkin ini bisa berjalan sesuai yang diinginkan,” ujarnya.
Menurut Bane Raja, status Geopark Kaldera Toba yang diakui secara global oleh UNESCO harus dipertahankan. Karena dapat membawa dampak pada pariwisata, mengembangkan ekonomi lokal, pelestarian lingkungan, dan peningkatan kesadaran akan warisan geologi edukasi wisata.
Dikertahui pada Juli 2025 mendatang, tim asesor dari UNESCO akan menilai ulang Geopark Kaldera Toba yang terletak di Sumatera Utara.
Sebelumnya Geopark Kaldera Toba diberi waktu dua tahun, terhitung mulai September 2023, untuk melakukan perbaikan, setelah mendapat kartu kuning.
Ada empat rekomendasi perbaikan yang disampaikan UNESCO, yakni badan pengelola harus meningkatkan kegiatan edukasi berbasis riset. Kedua, harus segera dilakukan revitalisasi dan optimalisasi badan pengelola.
Ketiga, harus dilaksanakan pembelajaran manajemen, agar badan pengelola dapat memahami dan melaksanakan prinsip UNESCO GLOBAL Geopark (UGGp).
Dan Keempat, harus ada perbaikan visibilitas, yakni dengan pembangunan gerbang, monumen, dan panel interpretasi.
Diakhir pernyataannya, Bane Raja Manalu meyakini Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba saat ini telah menunjukkan upaya positif, termasuk penambahan titik geosite baru dan penyesuaian visibilitas sesuai arahan UNESCO. Ia juga menyatakan keyakinannya terhadap tim baru di Badan Pengelola yang dinilai mampu memenuhi persyaratan yang diminta.*** (Gb-Ferndt01)