Notification

×

Iklan

Iklan

Titik Api Kelilingi Destinasi Wisata Samosir, Wilmar Simanjorang: Kebakaran Hutan Ancam Ekologis dan Status Geopark

30 Mei 2025 | 11:16 WIB Last Updated 2025-05-30T04:16:53Z

 

Wilmar Simanjorang Khawatir Kebakaran Hutan dan Lahan Ancam Status Geopark Kaldera Toba (greenberita/ferndt)

GREENBERITA.com- Titik Api Kelilingi Destinasi Wisata Kabupaten Samosir akibat kebakaran Hutan Pinus dan lahan di beberapa tempat di bebukitan Samosir.


Terlihat kebakaran hutan terjadi sejak Rabu malam sampai Kamis, 28 sampai 29 Mei 2025.


Titik api tersebut semakin meluas dan masih terlihat di Lereng Gunung Pusuk Buhit Desa Siogung Ogung Kecamatan Pangururan, Lombang Nabagas Desa Hutaginjang, Pandulangan Desa Hutaginjang, Gotting Desa Hutaginjang,

Siro Pantai Tulas Desa Hutaginjang, Desa  Sikam Kecamatan .


Kebakaran Hutan dan Lahan juga terjadi di jalan Raya Tele,

Turpuk Limbong dan Sosor Dolok Kecamatan Harian dan Sigarantung Lottung Kecamatan Simanindo serta di sekitar Kecamatan Ronggurnihuta.


Menurut Pemerhati dan Penggiat Lingkungan Kawasan Danau Toba, Wilmar Simanjorang, akibat kerugian pembakaran lahan dan hutan sangat luas dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan. 


"Untuk dampak ekologis adalah kerusakan Habitat, karena kebakaran hutan dan lahan gambut mengakibatkan rusaknya habitat flora dan fauna, mengancam keanekaragaman hayati di area tersebut," ujar Wilmar Simanjorang kepada greenberita pada Jumat, 30 Juni 2025.


Serta kerusakan fungsi ekologis Gambut akibat kebakaran lahan gambut dapat merusak fungsi ekologis gambut dan dirasakan hingga jauh setelah kebakaran selesai.



"Dan paling parahnya lagi bila kebakaran ini terus berlanjut saat kedatangan Asesor Unesco pada Juli 2025 mendatang untuk revalidasi Geopark khusus Geosite Tele dan Geosite Pusuk Buhit yang merupakan 16 Geosite Geopark Kaldera Toba, maka diyakini nilai kita akan merah dan status Geopark Kaldera Toba terancam dicabut," tegas Wilmar Simanjorang.


Bahkan akibat kebakaran hutan dan lahan di Samosir juga akan mengakibatkan pencemaran Air Sungai.


"Lihatlah, Air Sungai Sebangau menjadi lima kali lipat lebih asam setelah kebakaran hutan dan lahan gambut pada tahun 2015," terang Wilmar Simanjorang.


Dampak Kesehatan yang diakibatkan kebakaran hutan dan lahan juga terjadinya infeksi saluran pernapasan.


"Kebakaran hutan dan lahan gambut juga dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan pada jutaan orang, seperti yang terjadi pada tahun 1997 dan 2015," tegas Eks Pj Bupati Samosir 2024-2025 ini.


Bahkan akibat kebakaran hutan dan lahan dapat mengakibatkan kematian Dini dan kecelakaan.


"Kabut asap juga dapat meningkatkan kasus kematian dini dan kecelakaan lalu lintas karena jarak pandang terbatas, khususnya di Tele," ungkap Wilmar Simanjorang.


Naiknya Emisi Gas Rumah Kaca akibat Kebakaran hutan dan lahan gambut mengakibatkan dilepaskannya emisi gas rumah kaca yang signifikan, seperti 1,6 juta ton CO2 pada tahun 2015, yang berkontribusi pada percepatan laju pemanasan global.

Dampak Ekonomi


"Kerugian Negara akibat kebakaran hutan dan lahan gambut dapat menyebabkan kerugian signifikan sampai 16 miliar USD pada tahun 2015 dan 5,2 miliar USD pada tahun 2019," jelasnya.


Kerugian ekonomi juga dirasakan pada sektor pertanian, kehutanan, transportasi, perdagangan, industri, dan pariwisata.


"Terganggunya aktivitas masyarakat akibat kebakaran hutan dan lahan gambut dapat mengganggu aktivitas masyarakat sekitar, bahkan hilangnya mata pencaharian masyarakat di sekitar hutan," pungkas Wilmar Simanjorang.



 Sebelumnya diberitakan setelah terjadi kebakaran sejak pagi di jalanan Tele, Mobil pemadam kebakaran (Damkar) Samosir dipimpin Ferdy Simbolon melakukan pemadaman bersama 3 Anggota Koramil Harian.


"Kita kerahkan satu unit mobil damkar karena mobil damkar yang besar sedang diperbaiki di Medan, dan Mobil Damkar Simanindo juga memasarkan api di Lottung Simanindo," ujar Ferdy Simbolon didampingi Parman Limbong, Kamis, 29 Mei 2025.


Usai melakukan pemadaman, mobil damkar terlihat naik ke Tele untuk mengisi air untuk kemudian melakukan pemadaman kembali.


Sementara, seorang warga mengaku kebakaran hutan pinus ini sudah terjadi sejak Rabu malam dan dengan inisiatif pribadi berupaya memadamkan api dengan manual.


"Dari kemarin sudah ada api, kemungkinan ada orang yang tak bertanggungjawab melakukan ini," ujar Amsal Sihotang.


Dirinya berharap petugas Damkar Samosir tetap standby di sekitar jalan Tele supaya api tidak merambat ke lokasi lain sehingga tidak membahayakan keselamatan pengguna jalan.


"Kebakaran ini sangat membahayakan keselamatan pengguna jalan di Tele, juga dapat merusak ekosistem hutan dan pertanian terutama membahayakan kesehatan saluran pernafasan khususnya bagi anak-anak," pungkas Amsal.


Seorang pengguna jalan di Tele berharap Pemerintah Kabupaten Samosir segera menuntaskan kebakaran di sekitar jalan Tele ini.


"Waktu kami turun tadi terlihat kabut, kami kira awan ternyata asap karena kebakaran hutan, kami sangat khawatir bila tiba tiba api merambat ke jalanan, ini sangat tidak baik untuk para wisatawan ke Samosir," pinta Andi, seorang wisatawan dari Medan. *** (Gb-Ferndt01)