Notification

×

Iklan

Iklan

OJK Sumbagut: Di Mei 2023, Sektor Jasa Keuangan Tetap Terjaga Stabil dengan Permodalan Kuat

18 Jul 2023 | 13:24 WIB Last Updated 2023-07-18T06:24:24Z

Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut)
GREENBERITA.com- Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), menilai sektor jasa keuangan di Sumatera Utara (Sumut) sampai data Mei 2023 masih tetap terjaga stabil dengan permodalan yang kuat serta likuiditas yang memadai dan kinerja intermediasi yang baik, di tengah masih tingginya ketidakpastian pada perekonomian dan pasar keuangan global.


Kepala OJK Regional 5 Sumbagut, Bambang Mukti Riyadi menyampaikan, seiring berjalannya pemulihan ekonomi yang terus berlangsung, kinerja korporasi turut terangkat. Asesmen OJK sampai pada  kuartal pertama 2023 menunjukkan jumlah korporasi dalam tekanan yang sempat meningkat selama pandemi terus menurun.



“Selain iyu, OJK juga mendukung pemulihan juga pengembangan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Sumut. Berbagai upaya dilakukan OJK bersama Pemerintah Daerah dalam memperkuat kapasitas UMKM, diantaranya dengan program digitalisasi hingga memperluas akses pembiayaan,” tuturnya lewat siaran pers, Senin (18/7/2023).


Dijelaskan Bambang  stabilitas sistem keuangan regional terus terjaga baik dengan buffer permodalan dan likuiditas perbankan yang diperkirakan mampu menyerap risiko yang muncul. OJK juga telah meminta perbankan dan perusahaan pembiayaan untuk terus membentuk pencadangan yang memadai sebagai antisipasi berbagai ketidakpastian yang bersumber dari perekonomian global ke depan.


Perkembangan Sektor Perbankan


Diman perbankan Sumut tetap terpantau akan resilien melalui permodalan yang kuat dan likuiditas memadai meskipun fungsi intermediasi bertumbuh terbatas. “Hingga Mei 2023, total kredit perbankan di Sumut mencapai Rp248,66 triliun atau terkontraksi -2,40 persen yoy,” ucapnya. 


Penyaluran kredit didominasi oleh kredit produktif sebesar 71,22 persen dengan pertumbuhan -5,89 persen yoy. Terbatasnya pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh penyaluran kredit sektor kelapa sawit (perkebunan dan pengolahan) yang termoderasi sepanjang tahun 2023, sementara kredit sawit memiliki porsi cukup signifikan terhadap terhadap kredit produktif Sumatera Utara (37,49 persen).


Hal ini, ikut dipengaruhi oleh menurunnya harga crude palm oil (CPO) di pasar global akibat rendahnya demand dari negara lain dan terganggungnya produksi tandan buah segar pengaruh cuaca ekstrim di awal tahun.


“Dalam mendukung pembiayaan dan meningkatkan kualitas industri kelapa sawit di Sumut, OJK bersama Bank Sumut dan Himbara melakukan business matching untuk potensi kerja sama antara petani kelapa sawit, perusahaan sawit, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Lembaga Jasa Keuangan (LJK),” paparnya. 


Kegiatan dilakukan juga untuk mengidentifikasi isu pembiayaan replanting sawit, menggali informasi yang komprehensif dari pelaku sektor jasa keuangan terkait penyaluran dana replanting kelapa sawit, serta menyusun skema penyaluran dana replanting kelapa sawit dari masing-masing bank melalui KUR maupun pembiayaan lainnya.


Selain itu, lanjutnya, peningkatan akses keuangan UMKM terus berlanjut guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Penyaluran kredit UMKM di Sumut mencapai Rp72,58 triliun dan terpantau bertumbuh optimal sebesar 11,21 persen yoy di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global.


“Porsi kredit UMKM terhadap kredit total juga semakin mendekati target yang dicanangkan pemerintah sebesar 30 persen (Mei 2023 29,40 persen, meningkat cukup signifikan dibanding Mei 2022 25,80 persen),” imbuhnya lagi. 


Selanjutnya, penyaluran kredit konsumtif terpantau bertumbuh 7,07 persen yoy, dengan pertumbuhan tertinggi pada kredit untuk kepemilikan kendaraan bermotor sebesar 13,25 persen yoy.


Kemudian, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) selama tahun 2023 cenderung terbatas namun mulai menunjukkan peningkatan.

(GB-RizalDM)