Notification

×

Iklan

Iklan

Oknum Polisi Disebut Jadi Pengawas di PT Artha Gita Sejahtera

15 Mei 2023 | 19:09 WIB Last Updated 2023-05-15T12:09:16Z


MEDAN. GREENBERITA.com
  – Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Belawan Lorita Tupaida Pane menghadirkan saksi dalam persidangan kasus pencurian pupuk milik PT Artha Gita Sejahtera yang digelar di ruang Cakra 5 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Senin (15/5/2023).


Dalam keterangannya, saksi Fauzan yang merupakan pekerja di PT Artha Gita Sejahtera mengatakan para terdakwa sebelumnya telah dipanggil oleh perusahaan melalui pengawas sebelumnya diserahkan ke pihak kepolisian.


Hal itu dikatakannya di hadapan majelis hakim  yang diketuai Abdul Hadi Nasution. "Awalnya para terdakwa sudah diperiksa oleh Pengawas di PT Artha Gita Sejahtera, kebetulan pengawas PT Artha Gita Sejahtera seorang polisi, majelis," katanya.


Mendengar hal itu, hakim pun langsung mencecar saksi. "Siapa nama oknum polisi itu, kok bisa jadi pengawas? Itu pengawas illegal ya. Masak polisi bisa jadi pengawas di Perusahaan," tegas hakim.


"Namanya Fajri majelis," jawab saksi.


"Kamu ini, sulit sekali menyebutnya nama oknum polisi itu. Pak Jaksa, apakah Fajri ini memberikan keterangan di BAP," kata majelis hakim yang diketuai Abdul Hadi Nasution.


"Tidak majelis," jawab JPU.


"Dimana Fajri itu bertugas," tanya hakim kepada saksi. "Saya tidak tahu pak," jawab saksi.


Sebelumnya, tiga terdakwa kasus pencurian pupuk milik PT Artha Gita Sejahtera diadili dalam sidang yang digelar secara virtual (online) di Ruang Cakra 5 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Senin (15/5/2023). Ketiga terdakwa yakni Ari Anggara Siregar, Chandra Dwi Cahyo Rumahorbo dan Yogi Dirmawan.


Jaksa Penuntut Umum (JPU) Lorita Tupaida Pane dalam dakwaannya mengatakan perkara bermula pada Senin 23 Januari 2023 sekira pukul 17.00 WIB, terdakwa Yogi  dihubungi oleh Mentesen Simaremare (DPO) dan bersepakat untuk mengambil pupuk milik PT. Artha Gita Sejahtera.


“Lalu, Mentesen yang merupakan Security PT Artha Gita Sejahtera  melakukan pembagian tugas di antaranya terdakwa Ari Anggara Siregar dan Chandra Dwi (berkas terpisah), sementara terdakwa Yogy bertugas untuk mencari pembeli pupuk,” katanya di hadapan majelis hakim yang diketuai Abdul Hadi Nasution.


Selanjutnya kata JPU, sekira pukul 17.30 WIB, terdakwa Yogi bertemu dengan Mentesen dan terdakwa Ari Anggara serta terdakwa Chandra Dwi Chandra Dwi Cahyo Rumahorbo berkumpul di dalam gudang PT. Artha Gita Sejahtera.


“Kemudian, Mentesen dan para terdakwa berniat untuk mengambil pupuk urea milik PT. Artha Gita Sejahtera, lalu merencanakan untuk mengeluarkan pupuk tersebut,” ujarnya.


Lanjut dikatakan JPU, kemudian pada 24 Januari 2023 sekitar pukul 01.00 WIB, Mentesen Simaremare yang sedang bertugas sebagai jaga malam pada saat itu kembali berkumpul dengan kedua terdakwa yakni Ari dan Chandra bersama empat orang kuli pikul yang tidak dikenal.


“Sementara terdakwa Yogi menunggu di lokasi bongkar muat, kemudian sekira pukul 02.00 WIB, sebanyak 200 sak pupuk atau seberat 10.000 kg milik PT Artha Gita Sejahtera berhasil diangkut ke dalam mobil cold diesel yang sudah dipesan oleh Mentesen tanpa seizin dari pemilik  PT. Artha Gita Sejahtera,” urai JPU Lorita. 


Selanjutnya, kata JPU, Mentesen menghubungi terdakwa Yogi dengan mengatakan bahwa mobil sudah menuju ke jalan Pulau Menjangan KIM II, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli yang sudah disepakati sebelumnya.


“Setelah berhasil mengambil pupuk, para terdakwa langsung menjual pupuk tersebut sebesar Rp45 juta. Kemudian uang itu dibagi-bagi dengan rincian Mentesen mendapatkan Rp17 juta, terdakwa Yogi mendapatkan Rp5 juta, sementara sisa uang sebesar Rp23 juta dibagikan kepada terdakwa Chandra dan terdakwa Ari Anggara,” ujarnya.


Akibat dari perbuatan para terdakwa, sambung JPU, PT Artha Gita Sejahtera mengalami kerugian sekitar Rp100 juta, merasa keberatan, pihak perusahaan pun langsung melaporkan kejadian itu ke Polres Pelabuhan Belawan.


“Perbuatan para terdakwa tersebut diancam pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 363 ayat (1) ke-4  KUHPidana,” pungkasnya.


Usai mendengarkan dakwaan, majelis hakim yang diketuai Abdul Hadi Nasution melanjutkan persidangan dengan keterangan para saksi yang dihadirkan JPU dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Belawan.


(Gb--Raf)