Notification

×

Iklan

Iklan

Kematian Personil Polres Samosir, Ditemukan Resi Pemesanan Pembelian Zat Beracun dari Bripka Arfan Saragih

20 Mar 2023 | 16:56 WIB Last Updated 2023-03-20T09:56:09Z

Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman menyatakan menemukan resi pemesanan pembelian Sianida secara COD dari sebuah toko Friza Tani Bogor

GREENBERITA.com- Pasca kematian personil nya beberapa waktu lalu, Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman menyatakan berdasarkan hasil penelusuran Tim Opsnal Satreskrim menemukan resi pemesanan dan pembelian Sianida secara COD (Cash On Deliverry) dari sebuah toko Friza Tani Bogor.


Hal ini disampaikan oleh AKBP Yogie Hardiman kepada media saat ditemui diruang kerjanya pada Senin (20/3/2023).


"Jadi, almarhum memesan racun Potasium Sianida sebanyak 1 kg atas nama Arfan Saragih seharga Rp 131.000 dan dimulai pengiriman tanggal 23 Januari 2023," kata Yogie.


Yogie menyebut, sebelumya persoalan ini juga sudah dilaporkan ke Polda Sumut berdasarkan laporan korban penggelapan pada 31 Januari 2023. Kemudian, Polda Sumut melakukan pemeriksaan di Polres Samosir khususnya terhadap kaitan anggota yang keterlibatan permasalahan.


"Kemudian selanjutnya beriring dengan waktu kami mendapatkan informasi tanggal 6 Februari 2023 ditemukan mayat di Simullop,"terangnya.


Hingga saat ini, kasus ini sedang dalam tahap proses penyidikan lanjutan Polres Samosir. Menurutnya, sejumlah saksi sudah menjalani pemeriksaan dan sedang klarifikasi pada saat proses penyelidikan. 


"Namun akan segera kita lakukan penangkapan setelah munculnya Daftar Pencarian Orang (DPO). Untuk saat ini memang sudah ada yang hadir 5 orang memenuhi panggilan Polres dan mereka cukup kooperatif. Dan bila sudah ditetapkan jadi tersangka nanti akan kita lakukan penangkapan," lanjutnya.


Yogie juga menyampaikan, pihaknya akan mengejar keterlibatan pelaku tindak pidana pencucian uang (TPPU) dalam kasus ini. Dalam pengungkapan ini, Polres Samosir nantinya akan bekerjasama dengan PPATK.


"Terlebih dahulu kita buktikan perbuatan pidana pokok, yaitu tipu gelap atau pemalsuan dokumen. Jika pidana tersebut terbukti dan ada indikasi menyamarkan hasil pidana, maka kita akan bekerjasama dengan PPATK untuk menelusuri aset yang bersumber dari tipu gelap dan kita akan menerapkan UU TPPU,"ujarnya.


Sebelumnya diketahui berdasarkan keterangan Dokter Ahli dr Ismurozal S H, M H, SpF, telah dilakukan pemeriksaan luar dan dalam kepada sesosok jenazah laki-laki panjang badan 170 cm, kemudian rambut hitam lurus.


"Pada saat itu dari hasil pemeriksaan luar saya menjumpai warna kemerahan kepada bagian belakang dan telinga kiri kemudian warna kemerahan pada dahi kiri," kata Ismurozal.


Kemudian, lanjutnya, pihaknya juga menemukan adanya cairan berwarna merah kehitaman yang keluar dari kedua lubang hidung, bibir berwarna biru kehitam,kedua ujung jari jari tangan berwarna kebiruan luka lecet pada kiri bawah.


"Pada pemeriksaan luar, kemudian kita lakukan otopsi pemeriksaan dalam, disitu saya menjumpai adanya memar kulit kepala belakang bawah,"terangnya.


Menurutnya, berdasarkan hasil pemeriksaan tambahan, disimpulkan penyebab kematian korban adalah kematian lemas akibat masuknya cairan kesaluran makan hingga ke lambung dan saluran nafas disertai adanya perdarahan pada rongga kepala.


Sementara itu, keluarga almarhum Bripka Arfan Saragih belum bisa menerima kematiannya dikarenakan bunuh diri, terlebih Binneria Boru Purba ibu kandungnya. 


Meninggalnya Bripka Arfan Saragih akibat minum racun sianida, menurut Bineria tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi.


Baginya, anaknya meninggal tidak seperti apa yang disampaikan oleh pihak kepolisian, karena bunuh diri dengan meminum racun sianida usai menggelapkan uang pajak kendaraan sepeda motor.


Binneria mengaku bermimpi didatangi oleh Bripka Arfan Saragih setelah ziarah ke makamnya. Dalam mimpinya, Bripka Arfan terus menangis sambil meminta tolong.


"Itu yang ku minta sama dia, jadi kemarin itu ziarahlah aku, ku bilang di kuburnya, bilanglah nak, dibunuh atau bunuh diri," kata Binneria kepada awak media, Kamis (16/3) lalu.


Setelah kembali ke rumah, pada malam harinya, Benneria Purba mengaku didatangi oleh Bripka Arfan dalam mimpi. Saat itu putranya terlihat menangis dan meminta minta tolong.


"Malamnya aku mimpi, mak aku tidak bunuh diri, yang dijebaknya aku sama kawan-kawan ku itu, katanya anak ini," ujarnya


Dalam mimpinya, Arfan mengatakan, jika dirinya dijebak dan dipaksa oleh sejumlah orang untuk menenggak air keras.


Begitu pula dengan Fince Saragih, yang merupakan ayah Bripka Arfan, dia tidak berterima anaknya meninggal karena bunuh diri. 


"Waktu itu jenazahnya datang kemari, aku heran kenapa badannya kok buram. Wajahnya hitam sebelah, tanganya hitam, kakinya juga. Instingku ini bukan bunuh diri melainkan dibunuh, tapi siapa orangnya kami tidak tau," kata Fince Saragih ayah Bripka Arfan, saat ditemui di rumahnya di Dusun Pagar Janji, Mariahbuttu, Silau Kahean, Simalungun, Kamis (16/3/2023) lalu.


(Gb-Ferndt01)