Notification

×

Iklan

Iklan

Nihil Kasus Gagal Ginjal Anak, Kadinkes Samosir Minta Nakes dan Apotek Stop Jual Obat Sirup

22 Okt 2022 | 22:33 WIB Last Updated 2022-10-22T15:33:55Z

Kadis Kesehatan Samosir Dr Dina Hutapea melakukan pengecekan ke beberapa Puskesmas di Samosir, Jumat (21/10/2022)


GREENBERITA.com-
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Samosir, Dr Dina Hutapea MM mengatakan, saat ini belum ditemukan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak di Samosir yang diduga akibat senyawa kandungan tiga zat kimia berbahaya, yakni ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE).


"Sampai saat ini kami belum mendapat laporan ada kasus gagal ginjal misterius pada anak di Samosir, tapi kami terus memantau di lapangan sambil mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan gaya hidup dan perilaku hidup bersih," tegas Dr Dina Hutapea.


Guna mengantisipasi dan mencegah hal tersebut,  pihaknya mengaku telah mengeluarkan surat kepada Kepala Puskesmas se-kabupaten Samosir dan pimpinan Klinik, praktek dokter, Apotek dan toko obat se-kabupaten Samosir.


"Kepada tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair atau sirup sampai dilakukan pengumuman resmi dari pemerintah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan," tegas Dr Dina Hutapea dalam suratnya nomor 440.443.2/5236/X/2022 tertanggal 20 Oktober 2022.


Himbauan yang sama disampaikan Dinas Kesehatan kepada seluruh Apotek dan Toko Obat untuk sementara tidak menjual obat bebas dan atau obat bebas terbatas dalam bentuk cairan atau sirup.


Terpisah, Direktur RS Hadrianus Sinaga Dr Iwan Sihaloho juga menyatakan tidak ada pasien anak yang sedang dirawat dengan diagnosis Gagal Ginjal.


"Sampai saat ini, RS Hadrianus Sinaga juga tidak ada merawat pasien anak dengan diagnosis Gagal Ginjal akut misterius tersebut," ujar Dr Iwan Sihaloho.


Sementara itu, Kementerian Kesehatan mengumumkan kenaikan kasus gangguan ginjal akut pada anak, yang beberapa hari lalu ada 206 anak yang dinyatakan terkena gangguan ginjal akut, namun per hari Jumat (21/10/2022) total kasus naik jadi 241 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 133 anak meninggal.


“Artinya kematian atau case fatality rate tinggi sebanyak 55 persen,” tegas Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan virtual, Jumat (21/10).*



(Gb-Ferndt01)