Notification

×

Iklan

Iklan

Dokter Penyuntik Vaksin Kosong ke Siswi SD Resmi Jadi Tersangka

29 Jan 2022 | 22:54 WIB Last Updated 2022-02-14T05:35:09Z

Ket Foto : Kapoldasu saat memaparkan kasus suntik vaksinasi kosong di Mapoldasu. (Istimewa)

MEDAN, GREENBERITA.COM
-- Polda Sumut menetapkan Dokter G yang memberikan vaksin kosong kepada siswi SD saat pelaksanaan vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Kecamatan Medan Labuhan, sebagai tersangka. Penetapan tersangka itu pun disampaikan Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, Sabtu (29/1/2022).


"Sudah meningkatkan perkara ini ke tingkat penyidikan dan sudah menetapkan tersangka satu orang yaitu Dokter G," kata Irjen Panca.


Panca menyebutkan, dari hasil pemeriksaan laboratorium kepada siswa itu tidak ditemukan adanya vaksin. Penyidik masih mendalami hal ini apakah karena kesengajaan atau kelalaian.


"Perkembangan terakhir, penyidik sudah melakukan pengembangan kepada saksi-saksi termasuk melakukan pemeriksaan secara laboratorium terhadap anak yang viral itu terkait kandungan imunnya. Ternyata hasilnya dugaan kita memang tidak ditemukan vaksin itu di tubuh si anak," sebutnya.


Panca menambahkan, Polda Sumut juga mendalami penyebab banyaknya sisa vaksin dari acara vaksinasi itu. Menurutnya proses penanganan kasus ini bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).


"Kita melihat apakah ini ada unsur kesengajaan atau kelalaian. Ini berkaitan dengan sebuah profesi yang harusnya paham dengan jarum suntik. Ini yang sedang kita dalami bersama teman-teman IDI," pungkasnya.


Sebelumnya diberitakan, video yang menunjukkan vaksin kosong disuntikkan ke anak SD di Medan viral. Polisi pun turun tangan menyelidiki kasus ini.i


Dirreskrimum Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja mengatakan ada 5 orang yang diperiksa dalam kasus ini. Lima orang itu yaitu dokter yang melakukan vaksinasi, perawat, orang tua siswa, dan penginput data.


Tatan menyebut pihaknya juga mengamankan jarum suntik, daftar anak yang divaksin dan video yang menunjukkan vaksin kosong disuntikkan yang direkam oleh orang tua siswa.


"Kami sampaikan prosesnya masih berjalan dengan melibatkan beberapa ahli, labfor, dalam menganalisa dan melakukan perbandingan tentang video viral tenaga kesehatan menyuntik vaksin kosong kepada siswa itu," tuturnya.


Pengacara dokter G, OK Dedek Kurniawan, sempat menyampaikan bantahan jika suntikan itu kosong. Dedek mengatakan suntikan itu berisi namun sedikit.


"0,5 mili itu memang untuk anak di bawah umur. 0,5 itu memang sedikit sekali, nampak di kamera itu kosong, padahal berisi," kilah Dedek. 



(Gb--Diaz)