Notification

×

Iklan

Iklan

Bersama Lamhot Sinaga, Wakil Menteri Perdagangan Kunjungi SRG dan Food Estate Humbahas

16 Okt 2021 | 14:31 WIB Last Updated 2021-10-16T07:34:09Z

Anggota DPR RI dan Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga Kunjungi Food Estate Didampingi Sekda Humbahas, Tonny Sihombing (16/10/2021)


GREENBERITA.com - Wakil Menteri Perdagangan RI, Dr. Jerry Sambuaga bersama Anggota DPR RI, Ir. Lamhot Sinaga, melakukan kunjungan kerja meninjau Resi Gudang, di Desa Sigumpar, Kecamatan Lintongnihuta dan Food Estate di Kabupaten Humbanghasundutan (Humbahas).


Memulai sarapan pagi dikediaman Lamhot Sinaga, keduanya menyantap menu Lappet dan Mie Gomak di Huta Marsiuruoan Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), pada Sabtu (156/10/2021).


"Agenda ini dilakukan untuk melihat langsung perkembangan dan kondisi terkini food estate dengan rencana mengoperasikan resi gudang," kata Lamhot Sinaga.


Anggota Komisi VII DPR RI itu menyampaikan untuk program pemerintah food estate, pihaknya meminta tata kelola perdagangan food estate didesain agar output dan outcome terukur dan tidak menimbulkan masalah kedepan.


"Food estate dengan konsep perdagangan yang terintegritasi, jangan hanya penanaman, supaya hasil dari food estate itu dapat dirasakan masyarakat sekitar kawasan Danau Toba," harap Lamhot Sinaga.


Terkait kehadiran SRG (Sistem Resi Gudang), Lamhot Sinaga berharap dapat dinikmati masyarakat,.


"Apalagi untuk tanaman jagung, kawasan Danau Toba dapat menjadi sentra pertanian jagung, tentunya dengan SRG, petani mendapatkan harga yang tinggi dan tidak dipermainkan tengkulak," tegasnya.


Sementara itu, Wamen Kementerian Perdagangan Jerry Sambuaga menyampaikan bahwa program SRG dapat menjadi peluang besar bagi para petani dan juga pedagang pengepul untuk meningkatkan kegiatan bisnisnya. 


"Pedagang pengepul dan petani dapat bekerja sama dengan membentuk kelompok tani (poktan) atau gabungan kelompok tani (gapoktan) dan membeli hasil panen anggotanya untuk disimpan di gudang SRG," jelas Jerry.


Selanjutnya, resi gudang yang diterbitkan pengelola gudang SRG dapat diagunkan di bank untuk mendapatkan pembiayaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 


Pembiayaan yang diperoleh dapat digunakan sebagai modal usaha untuk membeli produk pertanian kembali. 


Setelah harga membaik, komoditas yang disimpan di gudang SRG dapat dikeluarkan dan dijual kembali. 


"Dalam skema kerja sama ini, sebagian keuntungan yang diperoleh petani dan pedagang pengepul dari selisih harga pembelian dari poktan/gapoktan dengan harga penjualan pada saat harga tinggi dapat diberikan kembali kepada petani sebagai keuntungan bersama," jelas Jerry Sambuaga.


Menurutnya, kerja sama tersebut tentunya akan lebih menguntungkan kedua belah pihak. Selama ini, permasalahan klasik yang dihadapi para petani Indonesia pada umumnya adalah keterikatan dengan sistem ijon. 


Pada sistem ijon, petani sudah menerima uang dari pedagang pengepul atau pelaku usaha yang kemudian digunakan petani untuk modal kerja atau memenuhi kebutuhan hidup sebelum panen tiba. 


Sebagai konsekuensinya, petani harus menjual hasil panennya kepada pedagang pengepul dengan harga yang ditentukan pedagang pengepul tersebut. 


Sehingga petani tidak memiliki posisi tawar yang baik dan tidak bisa menikmati hasil usahanya secara optimal.


Tambah Jerry, keberadaan para tengkulak sulit dan bahkan tidak bisa dihilangkan. 


"Hal ini karena peran dan jasa pengepul membantu petani untuk memperoleh modal kerja dengan cepat. Secara psikologis, hubungan antara tengkulak dan petani juga sudah sangat dekat," pungkasnya.


(Gb-ferndt01)