Notification

×

Iklan

Iklan

Diundang Kapoldasu, Ini Yang Disampaikan Aktivis Lingkungan Tentang Danau Toba

26 Agu 2021 | 09:28 WIB Last Updated 2021-08-26T02:28:08Z

Oleh Delima Silalahi

TOBASA, GREENBERITA.com - Ketika ada undangan bertemu Pak Kapolda dari bang @Tigor Siahaan, untuk ngobrol santai tentang lingkungan Danau Toba dengan pemerhati lingkungan Danau Toba dan pendamping masyarakat adat, ada rasa enggan untuk ikut.


"Masih ada gunanya ngga bicara Danau Toba dan segala permasalahannya dengan pihak kepolisian?", berkecamuk dalam benak saya. Ada rasa enggan dan malas, merasa pertemuan seperti ini akan penuh ketegangan. 


Saya ngga pernah bisa ngobrol santai dengan aparat kepolisian dan militer. Seperti ada tembok yang tinggi, sehingga sampai sekarang sepertinya saya ngga pernah berphoto dengan para beliau dengan seragamnya.  


Ada banyak peristiwa tak mengenakkan bagi saya selama 21 tahun menjadi staf di KSPPM. 


Bang Tigor mengatakan pertemuan ini terbatas hanya sekitar 10 orang. Beliau ingin tau tentang  kondisi sosial dan lingkungan Danau Toba dari perspektif kami.


Hal yang sama ketika saya telepon ito Togu Simorangkir, dia juga agak malas. Apalagi taulah, ito ini ada "jugul"nya juga. 


Tapi kala itu, jugulnya lagi ngga kumat, 


"Ku usahakan ya Ibe", katanya. 


Respon yang sama dengan Roganda dan Rocky.  Memang mereka sedang ada jadwal ke lapangan.


Akhirnya, kami bertemu kemaren sore, 26 Agustus 2021 di Balige. 


Kami ada sembilan  orang, Saya, Amang Pdt. Nelson Siregar, Bang Tigor, ito Togu, kak Vera, Roganda, Bang Sebastian, Rocky dan Hengky. 


Kami ngobrol sampai empat jam dengan suasana yang sangat santai.  Satu per satu kami didengar.  


Dokumen yang disampaikan Ito Togu ke Presiden Jokowi juga kami sampaikan. Dia merespon dengan baik kisah-kisah dan harapan yang kami sampaikan.


Sangat menarik, kami juga berbincang tentang perlunya penerapan "restoratif justice" oleh pihak kepolisian dalam menangani konflik-konflik agraria di Kawasan Danau Toba. Sehingga tidak ada lagi orang yang memperjuangkan wilayah adatnya dan lingkungan  dikriminalisasi. 


Ternyata beliau juga salah satu yang sangat setuju dengan prinsip "restoratif justice" tersebut.  Itulah sebabnya pertemuan ini berlangsung. 


Prinsip imparsial  juga salah satu topik yang kami diskusikan. 



(Penulis adalah Direktur KSPPM dan Aktivis Lingkungan)