Pdt. Dr. SAE Nababan, LID pada hari ini, Sabtu, 8 Mei 2021, pukul 16.18 di RS Medistra Jakarta. |
GREENBERITA.com - Bekas Presiden Gereja dunia, Pendeta Soritua Albert Ernst (SAE) Nababan meninggal dunia. Brita duka ini di bagikan mantan anggota DKPP yang juga seorang Pendeta di media sosialnya Sabtu (8/5/2021).
"Gereja-gereja di Indonesia kehilangan tokoh gereja yang sangat berpengaruh dalam gerakan Oikoumene, baik di kancah nasional maupun internasional, dengan berpulangnya Pdt Dr Soritua AE Nababan, LLD," kata Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Gomar Gultom kepada wartawan, Sabtu (8/5/2021).
Postingan facebook Saut Sirait (postingan FB Saut Sirait) |
"Peran penting Nababan dalam gerakan Oikoumene internasional adalah kegigihannya memperjuangkan keadilan lebih daripada sekadar perdamaian. Selama keadilan ekonomi utara-selatan tidak diperbaiki, perdamaian dunia tidak akan tercapai. Olehnya, beliau selalu mendesak Dewan Gereja se-Dunia untuk mengagendakan bantuan gereja-gereja di utara kepada gereja-gereja di selatan. Dan itu bukan sebagai hadiah, tetapi adalah hak dari negara-negara di selatan, karena telah diisap selama ini oleh ketimpangan utara-selatan," tutur Gomar Gultom.Pendeta SAE Nababan lahir pada 1933.
Menempuh pendidikannya di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta dan lulus pada 1956 dengan gelar Sarjana Teologia. Ia mendapat beasiswa dan melanjutkan pendidikannya di Universitas Heidelberg dan lulus dengan gelar Doktor Teologia pada 1963.
Pada 1987-1998 ia menjabat sebagai Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), sebuah gereja beraliran Lutheran di Indonesia. Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia pada 1967-1984 dan kemudian Ketua Umum MPH PGI pada 1984-1987.
Pada Sidang Raya ke-9 Dewan Gereja-gereja se-Dunia di Porto Alegre, Brasil, pada 2006, ia terpilih menjadi salah seorang Presiden WCC.
Ia meninggalkan istri, Alida Nababan, dan tiga anak serta enam cucu.
(GB-RIZAL/REL)