Notification

×

Iklan

Iklan

Secara Estafet Mimbar Khotbah Ini Dibawa Menuju Mesjid Al Hasannah Samosir

26 Mar 2021 | 19:08 WIB Last Updated 2021-03-27T05:59:38Z

Mimbar Khutbah Mesjid Al Hassanah yang dibawa estafet dari Medan menuju Samosir 

GREENBERITA.com
Mesjid dan mimbar Khutbah merupakan satu kesatuan kuat, Seruaan Adzan dari Mesjid di sambut Siraman dakwah dari mimbar oleh Khatib saat pelaksanaan sholat merupakan satu kesatuan yang mencerminkan betapa bermaknanya persatuan dan kesatuan dalam mencapai ridho Allah.swt


Hari ini , Jum'at (26/03/2021) BKM mesjid Al Hasannah Pangururan,Samosir  bahu membahu saling kerja sama membawa mimbar Khutbah yang di sedekahklan seorang muslim dari Tebing Tinggi, mimbar tersebut di bawa secara estafet dari medan menuju Samosir dan saat ini sedang menyeberangi danau Toba  menuju Samosir. 

Begitu besarmya perhatian baik dari muslim maupun pemerintah luar Samosir untuk pembangunan mesjid yang penuh sejarah di Samosir ini. Mesjid yang mencerminkan indahnya keberagaman suku budaya dan Agama di Samosir , mesjid yang melambangkan rasa syukur luar biasa dari Muslim Samosir atas emua limpahan berkah Allah buat Samosir dan penduduknya .

Kerjasama gontong royong dan kebersamaan merupakan ciri paling kuat rakyat Samosir, rasa saling berbagi dan keinginan u7ntuk saling memna persaudaraan menjadikan kehidupan rakyat Samosir menjadi contoh kuatnya rasa NKRI di pulau yang merupakan kepingan syurga di muka bumi ini.

Perlahan tapi pasti pembangunan mesjid Al hasannah mulai menuju rampung dan lantai dua mesjid sudah bisa di gunakan untuk ibadah sholat Jum'at, tinggal lantai satu yang akan di beri lantai tegel seperti lantai dua dan menyelesaikan tiang dan beberapa bagian sedangkan nRamadhan sudah menjelang .

Harapan Muslim Samosir semoga Allah memberi kemudahan dan pertolongan sehingga penyelesaian mesjid ini bisa di lakukan sebelum bulan Ramadhan , bulan yang suci buat masyarakat Muslim.

Masayarakat muslim Samosir adalah warga samosir yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat lainnya di Samosir, Semoga Pemerintahan yang baru dengan semboyan Pro perubahan mendatangkan perubahan bagi semua Rakyat Samosir .

Cerita awal mimbar Khotbah

Dalam berkhotbah Jumat, Rasulullah pernah bersandar pada benda-benda tertentu. Ada riwayat yang menyebut sandaran Rasulullah adalah busur, sementara riwayat lain menyebut pangkal pohon kurma.

Riwayat-riwayat itulah yang kemudian menjadi dasar disunahkannya penggunaan tongkat bagi khotib dalam berkhotbah Jumat.

Tetapi, pada suatu waktu, Rasulullah menyampaikan khotbah di atas mimbar. Sejak saat itu, Rasulullah selalu menggunakan mimbar ketika berkhotbah.

Pembuatan mimbar itu sebenarnya merupakan gagasan dari salah satu sahabat Rasulullah, Tamim bin Aus bin Kharijah bin Sud bin Jadzimah bin Dari' bin Adi bin Al Dar bin Hani' bin Habib bin Nuramah.

Dia dulunya adalah pendeta Nasrani yang menjadi mualaf ketika Rasulullah masih hidup dan dinamai Abdullah.

Dalam kitab Al Thabaqat Al Kubra karya Ibnu Sa'ad, termuat riwayat mengenai gagasan pembuatan mimbar untuk Rasulullah. Suatu hari, Rasulullah berkhotbah dengan berdiri dan bersandar para pangkal pelepas kurma.

Usai khotbah, Rasulullah bersabda, " Sesungguhnya khotbah sambil berdiri benar-benar melelahkan saya."

Mendengar perkataan Rasulullah, Tamim segera menemui Rasulullah dan mengusulkan pembuatan mimbar. Dia mengatakan pernah melihat mimbar sewaktu di Syam.

Rasulullah menampung saran itu, lalu bertanya kepada para sahabat lainnya. Para sahabat akhirnya sepakat membuatkan mimbar untuk Rasulullah.

Mimbar itu dikerjakan oleh pandai kayu yang juga budak dari Abbas bin Abdul Mutthalib bernama Kilab. Kilab membuat mimbar itu dari kayu Atsilah, dengan tiga anak tangga dan dilengkapi tempat duduk.

Mimbar itu diletakkan di tempat Rasulullah menaruh pangkal pohon kurma setiap kali menyampaikan khutbah pada Jumat sebelum-sebelumnya. Kemudian, Rasulullah naik mimbar itu dan melewati pangkal kurma yang dulu sering digunakan Rasulullah bersandar.

(gb-rizal /rel)