Notification

×

Iklan

Iklan

Menko Luhut: Kembangkan Mesin Pertanian dan Gunakan Selalu Produksi Dalam Negeri

28 Jan 2021 | 08:17 WIB Last Updated 2021-01-28T07:43:46Z

 

 (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan

GREENBERITA.com- Jakarta, “Untuk memajukan food estate di Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah serta pertanian di Indonesia, kita perlu menggarap sektor pertanian secara modern agar mendapatkan hasil yang lebih baik,”  ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan pada kunjungannya ke Balai Besar Pengembangan Mekanisme Pertanian tinjauan kesiapan alat dan mesin pertanian, Tangerang, pada hari Rabu (27 - 01 - 2021). 


Didampingi oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Kepala BPPT Hammam Riza, Menko Luhut mengatakan bahwa terdapat tiga pokok utama dalam pengembangan sektor pertanian yaitu pupuk, bibit, dan alat dan mesin pertanian (Alsintan). Saat ini, Kementerian Pertanian telah mengembangkan berbagai teknologi, seperti alat mesin penanam tebu dan pemasang dripline irrigation, traktor perahu, alat penggulud (traktor roda 2 dan 4), alat pemanen, serta drone penebar pupuk granuler. 


Peralatan pertanian yang memiliki potensi full mechanized perlu diupayakan berasal dari produksi dalam negeri untuk mendorong Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) seperti pada pekerjaan persiapan lahan, penanaman, panen, dan pasca-panen. 


“Pengembangan food estate di Sumatera Utara telah banyak menggunakan peralatan produksi dalam negeri, seperti PT Pindad dan UMKM,” jelas Menko Luhut. Kemandirian teknologi akan alat dan mesin pertanian ini juga perlu diperkuat, agar daya saingnya dapat dibandingkan dengan alat dan mesin impor. Melalui penggunanan alat dan mesin buatan masyarakat, hal ini dapat membantu dan menambah penghasilan masyarakat. 


“Dengan pengembangan alsintan (Alat dan Mesin Pertanian), hasil tani juga dapat semakin banyak dan semakin memperbesar cakupan pasar,” tambah Menko Luhut. Dengan koordinasi dan sinergi antar kementerian dan lembaga, pengembangan teknologi ini dapat mendukung industri pertanian dalam negeri. 


Pemerintah mendorong implementasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tidak hanya untuk budidaya, melainkan untuk semua sektor agribisnis mulai dari sektor sarana produksi (saprodi), produksi, maupun pasca produksi serta jasa penunjangnya. “Bukan hanya teknologi, tetapi telah dilakukan training kepada anak-anak muda terkait pertanian untuk meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat kita,” ujar Menko Luhut. 


Kemenko Marves, tambahnya, mendukung Kementerian Pertanian untuk dapat berkolaborasi dengan BPPT dan industri. "Agar teknologi yang sudah dihasilkan dapat diproduksi massal dan bermanfaat bagi pertanian di Indonesia,” tutup Menko Luhut. 

(gb-rizal/rel)