Notification

×

Iklan

Iklan

Warga Desa Lumban Suhi-Suhi Punya Cara Atasi Masalah Ekonomi Saat Pandemi

11 Jun 2020 | 16:29 WIB Last Updated 2020-06-11T09:29:17Z
Tidak ada syarat khusus bagi warga yang ingin mengikuti pelatihan. Anggota PKK Desa Suhi-Suhi membuka peluang besar kepada warganya yang ingin ikut pelatihan
SAMOSIR, GREENBERITA.com || Penurunan omzet dialami pada perajin tenun, pedagang, dan nelayan yang berada di Desa Lumban Suhi-Suhi, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara (Sumut). Hal ini tidak terlepas oleh pandemi virus Corona COVID-19 yang masih terjadi.
Melihat kondisi tersebut, Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Limban Suhi-Suhi, Stela Florensia Hutajulu, mengembangkan ide kreatif dengan para warga setempa dengan membuat warung hidup.
Dijelaskan Stela, warung hidup yang dimaksud seperti menam sayur di halaman rumah. Tujuannya meminimalisir pengeluaran uang belanja sayur. Pihak perangkat desa kemudian menyuplai bibit-bibit sayur untuk warga desa.
"Warga diajak mengaktifkan lahan tidur. Misalnya menanami jagung atau tanaman jangka pendek untuk mengantisipasi harga bahan pangan naik atau kelangkaan bahan pangan," kata Stela, Rabu (10/6/2020).
Tidak hanya itu, warga juga diberi pelatihan, seperti cara pengasinan ikan, membuat tempe, dan membuat produk bawang goreng. Mengenai pelatihan pengasinan ikan dikhususkan untuk para nelayan.
Kemudian pelatihan tempe dan bawang goreng untuk para ibu-ibu penenun, yang ekonominya terdampak akibat pandemi COVID-19. Warga lain yang ingin menambah pengetahuan juga bisa mengikuti pelatihan.
"Kegiatan ini untuk menggerakkan industri kecil atau rumahan. Target menolong ibu-ibu, sambil menunggu kondisi pasar tenun membaik," sebutnya.
Diterangkan Stela, alasan dilakukannya kegiatan ini karena berbasis skill atau ketrampilan, dan mudah dipelajari. Bahan pokoknya juga terbilang murah, serta pangsa pasarnya ada. Sebab, di masa pandemi COVID-19, paling laku adalah produk makanan.
"Makanya, anggota PKK dan warga fokus ke produk makanan," ujarnya.
Untuk produk tempe dan bawang goreng dibeli oleh pihak kabupaten. Tidak hanya membeli, pihak kabupaten juga siap membantu sistem pemasaran, karena saat ini pemasaran dari rumah ke rumah sangat banyak permintaan.
"Nah, ini dapat menambah pemasukan keuangan warga. Kegiatan ini sudah berjalan sejak April 2020 hingga saat ini," terangnya.
Dilansir dari liputan6, Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Desa Limban Suhi-Suhi kurang lebih 475. Untuk pelatihan tempe dan bawang goreng diikuti 22 orang, sedangkan pelatihan pengasinan ikan diikuti 20 orang yang berprofesi sebagai nelayan di Danau Toba.
Tidak ada syarat khusus bagi warga yang ingin mengikuti pelatihan. Anggota PKK Desa Suhi-Suhi membuka peluang besar kepada warganya yang ingin ikut pelatihan. Setelah pelatihan pertama, warga menginginkan untuk membuka pelatihan berikutnya.
Terkait pandemi COVID-19, Stela berharap segera berakhir, agar perekonomian warga, khususnya di Desa Lumban Suhi-Suhi pulih kembali, dan tak banyak pengangguran. Harapan dari pelatihan, warga Desa Lumban Suhi-Suhi menerapkan apa yang sudah dilatih.
"Tidak hanya menerapkan dalam praktik di rumah, tetapi mengembangkan menjadi bisnis," Stela menandaskan.

(gb-ars/rel)