Notification

×

Iklan

Iklan

Nasib Simbolon : Gugus Tugas Covid-19 Samosir Buang Badan Saat Karyawan Hotel Pingsan

26 Mei 2020 | 16:39 WIB Last Updated 2020-05-26T09:39:37Z
Karyawan hotel yang pingsan, Putra Hasibuan (19) saat dirawat di RSUD Hadrianus Sinaga, Senin  (25/5/2020), malam. 
SAMOSIR, GREENBERITA.com || Seorang karyawan hotel Oyo Wisata Pangururan, Putra Hasibuan (19), tiba-tiba pingsan, Senin malam (25/5/2020), sekira pukul 21.00 WIB.

Karyawan tersebut diinformasikan sudah 5 bulan bekerja di hotel yang berada di pusat Kota Pangururan itu. Ia sempat lama tergeletak karena warga takut memberi pertolongan akibat pandemi Covid-19.

Wakil Ketua DPRD Samosir, Nasib Simbolon, yang kebetulan berada di lokasi kejadian, langsung berinisiatif menghubungi Gugus Tugas Penanganan Percepatan (GTP) Covid-19 Kabupaten Samosir.

"Namun sangat disayangkan, beberapa petugas di Gugus Tugas buang badan," jelas Nasip Simbolon, yang dilansir dari SIB, Selasa (26/5/2020), di Gedung DPRD Samosir di Parbaba.

Dijelaskan, karena sekarang ini masa pandemi Covid-19, masyarakat takut memberi pertolongan. Oleh karena itu, ia menghubungi GTPP agar mengevakuasi ke rumah sakit.
"Ambulans baru tiba setelah 2 jam dan hanya sopir yang datang tanpa didampingi tim medis lainnya," ujar Nasib kecewa.

Nasib mengaku menghubungi Kadis Kesehatan, tapi handphonenya tidak aktif. Sementara Direktur RSUD Priska Situmorang meminta karyawan hotel itu ditangani Puskesmas.

Wakil Ketua DPRD Samosir itu pun meminta Bupati Samosir Rapidin Simbolon mengevaluasi kinerja jajarannya. "Ini khusus bagi Kadis Kesehatan dan Direktur RSUD Hadrianus Sinaga," kata Nasib.

Juru Bicara GTPP Covid-19 Kabupaten Samosir, Rohani Bakara menjelaskan, karyawan yang tergeletak dan dibawa ke rumah sakit itu tidak termasuk kategori ODP/PDP.

"Berdasarkan pemeriksaan skrining Covid-19 di RSUD Hadrianus, pasien dirawat dengan epilepsi,"kata Rohani.

Dia mengatakan, setelah diberi penanganan oleh tim medis, pasien dipulangkan karena kondisinya sudah stabil. "Berdasarkan riwayatnya, sejak usia 3 tahun sudah menderita epilepsi," sebut Rohani. 

(gb-as/rel)