Notification

×

Iklan

Iklan

Dinilai Blunder, DPRD Samosir Minta Bupati Evaluasi Direktur RSUD

19 Apr 2020 | 15:45 WIB Last Updated 2020-04-27T16:47:20Z
Ketua Komisi I DPRD Samosir Saur Tua Silalahi (Kedua Dari Kanan)
SAMOSIR,GREENBERITA.com- Komisi I DPRD Samosir meminta Bupati Samosir untuk melakukan evaluasi kepada Direktur RSUD Hadrianus Sinaga karena dianggap telah beberapa kali melakukan blunder atas kebijakan dan informasi kepada warga.

Penegasan itu disampaikan Ketua Komisi I DPRD Samosir Saur Tua Silalahi menyikapi beberapa kejadian di RSUD Hadrianus Sinaga setelah melakukan konfirmasi bersama Anggota DPRD Samosir dariKomisi I lainnya seperti Nasib Simbolon, Noni Situmorang dan Romauli Panggabean. Komisi I DPRD Samosir menganggap Direktur RSUD Hadrianus telah merugikan pasien yaitu mengirim seorang pasien balita satu tahun ke rumah sakit rujukan Corona RSUD Tarutung dengan pengantar disebutkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.

"Menurut kami dari Komisi I DPRD Samosir setelah kami melakukan konfirmasi kesana, Direktur RSUD kurang profesional atau menyatakan hal-hal blunder, karenanya sudah layak di evaluasi Bupati Samosir atau perlu dikasih surat peringatan atau teguran," tegas Ketua Komisi I DPRD Samosir Saur Tua Silalahi ketika diwawancara greenberita pada Sabtu, 19 April 2020 di Kantor DPRD Samosir, Sumatera Utara.

Terkait kasus merujuk pasien balita satu tahun ke RSUD Tarutung namun kemudian dipulangkan hanya karena ruangan yang tidak ada, Komisi I DPRD Samosir yang menangani bidang kesehatan menyatakan kekecewaannya.

"Seharusnya Direktur RSUD Hadrianus Sinaga ( dr. Friska Situmorang, red) melakukan konfirmasi dulu ke RSUD Tarutung. Ketika itu saya bilang kepada beliau (direktur, red), seharusnya anda tau juga kenapa anda kirim kesana, kondisi pasien ngga tau anda seperti apa, apa memang PDP atau ODP, tapi direktur tetap menyatakan menunggu hasilnya," jelas Saur Silalahi.

Menurutnya, RSUD Hadrianus Sinaga seharusnya melalukan rapid tes yang telah dimiliki RSUD sebelum merujuk pasien balita tersebut. "Dan ketika pasien dipulangkan, harusnya diisolasi di Rumah Sakit karena waktu kami monitoring kesana, direktur bilang sudah ada ruang isolasi katanya, tapi ngga tau untuk apa itu disiapkan," jelas Saur Silalahi.

Sebelumnya juga terjadi ketakutan ditengah warga ketika media ini memberitakan ada 26 ODP di Samosir berdasarkan wawancara dengan Bupati Samosir dan amini oleh Direktur RS.Hadrianus Sinaga yang berada disebelahnya, namun langsung disangkal Juru Bicara Covid-19 Samosir keesokan harinya.

"Kenapa bisa seperti ini komunikasi antara Bupati Samosir dengan Kepala RSUD? Seharusnya juga Bupati sebelum memberikan berita benar-benar ditanya ke gugus atau ke Kepala RSUD, dan Kepala RSUD juga harus memberikan informasi benar kepada Bupati, jangan juga nanti Bupati kita yang disalahkan masyarakat memberikan berita bohong padahal kepala rumah sakitnya yang memberikan informasi yang nggak benar," tegasnya.

Kedepannya, Komisi I DPRD Samosir meminta Direktur RSUD Hadrianus Sinaga untuk tetap standby di RSUD saja. "Kepala RSUD itu banyak di RSUD saja, ngga usah ikut-ikut ke Bupati aja, artinya kepala RSUD memberikan informasi kepada Kominfo, kepala RSUD di rumah sakit aja," tegasnya.

Ketika hal ini dikonfirmasi nelalui telepon selulernya kepada Direktur RSUD Hadrianus Sinaga, dr. Friska Situmorang namun belum berhasil dihubungi, dan ketika dihubungi melalui pesan dan telepon whatsapp, juga tidak dijawap.

Ketika media ini menghubungi kakek sang Balita di Kecamatan Nainggoalan, mengaku kecewa dengan pelayanan RSUD Hadrianus Sinaga ini.

"Gagal paham itu RSUD Hadrianus, padahal anak saya (ayah balita, red) sudah minta rapid tes namun jawapannya tidak ada, setelah saya hubungi seseorang pejabat ternyata ada, dan setelah itu baru mereka mau rapid tes dan hasilnya negatip tapi tetap dirujuk," tegas sang kakek.

Sebelumnya diberitakan seorang anak laki-laki Balita berumur satu tahun diduga Pasien Dengan Pengawasan (PDP) Covid-19 dan berasal dari Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir dirujuk ke RSUD Tarutung, Tapanuli Utara yang merupakan rumah sakit rujukan Covid-19.

Hal ini dibenarkan oleh Direktur RSUD Tarutung, dr. Janri Nababan ketika dikonfirmasi tagar pada Rabu, 15 April 2020 melalui selulernya.

"Ya, ada pasien yang dirujuk dari rumah sakit (Hadrianus Sinaga,red) Samosir kesini dan berdasarkan pengantar dari Samosir mengatakan itu diduga PDP," ujar dr. Janri.

Namun karena saat itu ruang isolasi 4 bed sedang penuh dan pihak RSUD Tarutung pun sedang sibuk mengurus perpindahan seorang pasien Covid-19 disana ke RS.Pirngadi Medan.

"Kami akhirnya melakukan assessment disini, hasil dokter mengatakan ini perlu isolasi mandiri saja dan kami kembalikan lagi ke Samosir," tambahnya.

RSUD Tarutung mengaku tidak ada melakukan pemeriksaan laboratorium atau rapid tes karena sebelumnya pihak RS.Hadrianus Sinaga sudah melakukan pemeriksaan.

Simak Pernyataan lengkap Ketua Komisi I DPRD Samosir:


(gb-AS-01)