Notification

×

Iklan

Iklan

DPRD Samosir Monitoring Corona di RS.Hadrianus Sinaga, Ini Yang Ditemukan

20 Mar 2020 | 12:01 WIB Last Updated 2020-03-20T05:04:21Z
Ketua Komisi I DPRD Samosir Saur Silalahi Melakukan Pemeriksaan Suhu Tubuh di Depan IGD RS. Hadrianus Sinaga, Kamis (19/3/2020)
SAMOSIR,GREENBERITA.com- DPRD Samosir melakukan monitoring ke RS. Hadrianus Sinaga Kabupaten Samosir untuk melihat lebih dekat terkait kesiapan RSUD ini dalam menangani bila ada pasien suspect virus Corona pada Kamis, 19 Maret 2020.

Ketua Komis I DPRD Samosir menyatakan dari hasil pemeriksaan tidak ada pasien suspect Corona yang dirawat di RS. Hadrianus Sinaga.

"Tidak pasien PDP atau pasien dengan pemantauan Corona di RS. Hadrianus Sinaga," tegas Ketua Komisi I DPRD Samosir, Saur Silalalhi.

Saur menilai kesiapan RS. Hadrianis Sinaga juga sudah cukup baik namun perlu ditingkatkan dalam jumlah APD untuk melindungi para petugas medis rumah sakit negeri ini.

"Kita melihat di RS.Hadrianus Sinaga mereka sudah mempersiapkan segala sesuatunya dalam penanganan virus Corona ini dan hasil tinjauan kita semua peralatan dan ruangan sudah disiapkan walau masih ada peralatan yang kurang," tegas Saur Silalahi.

Menurutnya, Komisi I DPRD Samosir sudah mengajukan kepada Kementrian Kesehatan dan bahkan sudah sampai ke Menteri Kesehatan.


Komisi I DPRD Samosir Usai Monitoring ke RS. Hadrianus Sinaga
Rombongan DPRD Samosir yang membidangi masalah kesehatan dipimpin Ketua Komisi I Saur Silalahi bersama anggotanya Drg. Magdalena Sitinjak, Polten Simbolon, Romauli Panggabean, Renaldi Naibaho dan Noni Silvia Situmorang, langsung menuju ruang IGD RS. Hadrianus Sinaga dan disambut petugas IGD dengan lebih dahulu melakukan pemeriksaan suhu tubuh kepada seluruh team.

"Ini merupakan standard rumah sakit sesuai dengan SOP penanganan dan pencegahan penularanvirus Corona ini," ujar Direktur RS. Hadrianus Sinaga dr.Friska Situmorang.

Para wakil rakyat ini langsung menuju ruangan Observasi, sebuah ruangan bagi orang yang sebelumnya masuk ke ruangan IGD (Instalasi Gawat Darurat) namun ketika pemeriksaan dicurigai ada indikasi Corona,sehingga tidak bergabung dengan pasien umum lainnya dii ruang IGD.

Diruangan ini, Anggota DPRD Samosir Magdalena Sitinjak langsung melakukan pengecekan APD (Alat Pelindung Diri) para petugas medis yang ada diruangan Observasi tersebut berdasarkan list standard dari Kementrian Kesehatan RI yang dipegangnya.

"Apron nya mana ya? Terus ini kacamata ini belum standard harusnya  kacamata N95 karena kalau pakai kacamata ini masih bisa masuk virusnya,? Jangan takut, bila tidak ada supaya kita lengkapi dengan dana tanggap darurat kita," ujar Magdalena ketika melakukan pengecekan.

Setelah ditegur tentang APD yang harus standard tersebut, petugas perawat di Ruang Observasi langsung mengeluarkan kacamata standar N95 serta apron dan APD lainnya.

"Sudah kita cek, pada dasarnya semua item nya ada namun jumlahnya yang kurang dan ini harus segera dilengkapi. Kami dari DPRD akan ikut serta membantu untuk mengajukannya ke Dirjen Kesehatan untuk dapat segera dilengkapi jumlahnya," ujar Magdalena.

Dari pemeriskaannya, ada kekurangan jumlah APD di ruang Observasi RS.Hadrianus Sinaga yaitu Masker Bedah, Pelindung Wajah, Kacamata Google, Antiseptic Surgied, Desinfektan spray serta  antiseptic handrup.

Dari ruang observasi, rombongan DPRD Samosir lalu menuju ruang Isolasi yang telah disiapkan RS.Hadrianus Sinaga sebanyak 2 (dua) ruangan dengan memakai ruang VIP yang untuk sementara dikosongkan.

Ruang Isolasi berguna digunakan bagi pasien dalam pengawasan (PDP) yang diduga suspect Corona dan hanya dihuni oleh satu pasien dalamsatu ruangan.

Diruangan ini para wakil rakyat melihat ruangan isolasi dalam keadaan baik dan siap digunakan sebagai ruang isolasi untuk sementara.

Terkait ruang isolasi bagi pasien PDP Corona yang belum standard ini, Direktur RS.Hadrianus Sinaga dr.Friska Situmorang meminta kepada DPRD Samosir untuk membantu mengusulkan pembangunan ruang khusus Isolasi dengan memakai dana tanggap darurat.

"Kita berharap bantuan DPRD Samosir untuk dapat mengusulkan pembangunan ruang khusus isolasiyang steril untuk rumah sakit mungkin untuk 3 atau 4 kamar dari dana tanggap darurat dan  tanah rumah sakit masih ada memungkinkan," pinta Friska Situmorang.

Hal ini dipandang perlu karena saat ini ruang isoalasi khusus yang tidak tergabung dalam satu gedung dengan ruang pasien umum lainnya dirasa urgent. "Kita kita tidak tau sampai kapan perkembangan kasus corona ini atau kasus penyakit lain yang mungkin terjadi, dan ini perlu untuk menjaga kepada pasien yang lain tidak tertular,mungkin 2-3 bulan selesai," tegas Friska.


(gb-Andrey Siregar)