Notification

×

Iklan

Iklan

Dihina di Media Sosial, Dokter Hewan Ini Lapor ke Polres Samosir

10 Jan 2020 | 18:24 WIB Last Updated 2020-01-10T11:35:32Z
Pencemaran Nama Baik di Media Sosial Facebook
PANGURURAN,GREENBERITA.com- Seorang dokter hewan yang sering melakukan kegiatan sosial dengan menolong ternak warga yang sakit disekitaran Samosir mengaku telah difitnah dan dicemarkan nama baiknya oleh seorang pria melalui media sosial. 

Dokter Hewan Carter Silverius Sitanggang (31 tahun), penduduk Desa Ronggurnihuta, Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir, Sumatera Utara mengaku telah melaporkan kasus pencemaran nama baik yang terjadi padanya pada Kamis (10/1/2020) di media sosial kepada Polres Samosir dengan dengan no STPL 06/1/2020/SNR/SPKT.

Korban menjelaskan bahwa pelaku berinisial PS telah melakukan fitnah atau pencemaran nama baik melalui sosial media facebook.  Sebelumnya korban tidak begitu mengenal pelaku.

"Saya tidak begitu mengenal yang bersangkutan dan mengetahui status facebookitu dari abang saya, sungguh saya sangat terkejut dan sangat terhina dengan kejadian ini," ujar Drh. Carter Sitanggang.

Sebelumnya pelaku PS membuat status di media sosial facebook dan dishare di group kabar samosir dan par samosir dengan kata-kata penghinaan:
 "Menyandang gelar sarjana tau tau pargabus, cukupma holan au digabusiho amang Dokter....!!!! Sai rojanon maho" dengan melampirkan foto dokter hewan yang dimaksud.

Korban berharap Polres Samosir dapat segera menangkap pelaku dan menjeratnya sesuai dengan hukum yang berlaku. "Agar kejadian ini menjadikan stiap orang berhati-hati dalam bermedsos dan menghindari melakukan pencemaran nama baik kedepanya serta menghargai profesi orang lain," tambah Carter.

Ketika hal ini dikonfirmasi kepada Kapolres samosir melalui Kasat Reskrimnya, AKP.Jonser Banjarnahor membenarkan adanya laporan pengaduan atas nama Carter Silverius Sitanggang.

"Kita sudah terima laporan dugaan tindak pidana fitnah atau pencemaran nama baik melalui sosial media dan akan kita pelajari serta berikan atensi," ujar Jonser Banjarnahor.

(gb-pardo)