Notification

×

Iklan

Iklan

Pesan Indah Dari Festival Sigalegale Carnival

10 Jun 2019 | 15:10 WIB Last Updated 2019-11-10T13:59:01Z
SIMANINDO,GREENBERITA.com-Dari sekian banyak even pariwisata Samosir dalam beberapa tahun penyelenggaraan bertajuk "Horas Samosir Fiesta", even Sigalegale carnival menurut saya adalah yang paling baik.

Walau bersifat penilaian pribadi, tapi saya menyiapkan sejumlah alasan untuk itu.

Pertama, misi budayanya sangat kental, bukan hanya karena namanya Sigalegale, yang diangkat dari kisah boneka kayu dari cerita raja manggale.

Tapi karena konten acara itu sendiri berusaha sebanyak mungkin mengangkat ulos dari jaman old $lalu) ke jaman now kekinian.

Kedua, konsep budayanya moderat, tidak kuno tetapi juga tidak liberal.

Acara yang berwujud fashion show adalah budaya modern dan diharapkan masih akan terus berkembang di masa depan.

Maka budaya modern yang menyerap nilai nilai lokal jaman lampau dan dihidupkan di jaman sekarang sangat baik dipersiapkan untuk menyeberang  ke masa depan.

Ketiga, acara ini paling banyak melibatkan talen talen lokal, mulai dari even organizer penyelenggara lokal sampai kepada anak anak muda, remaja bahkan anak anak TK/SD berani unjuk gigi menjadi bintang bukan sebagai figuran apalagi sekedar penonton.

Keempat, banyak kejutan yang terjadi setiap tahunnya, khususnya dari kemampuan para seniman lokal untuk memvisualisasikan secara apik bahkan cantik.

Karakter-karakter dari mitologi batak yang selama ini hanya diceritakan dan dikisahkan turun temurun dalam lingkup terbatas namun diekspresikan melalui event ini.

Anak-anak muda Batak selama ini lebih mengenal tokoh tokoh pewayangan, atau kisah mitologi hindu, dan disayangkan buta sama sekali akan mitologi batak, padahal  itu adalah kekayaan budaya kita yang sarat nilai dan makna bagi kehidupan.

Kelima, kesuksesan membuat acara semacam ini akan membentuk branding pariwisata lokal.
Berbeda dengan penyelenggaraan konser musik bahkan yang bertajuk internasional sekalipun, karena mendatangkan artis, sarana prasarana, sponsor luar dan kemudian selesai dan pergi begitu saja tanpa meninggalkan pesan kearifan budaya sendiri bagi warga lokal.

Masyarakat hanya menjadi penonton, meskipun merasa puas bahkan terpesona, tetapi tidak membangun imajinasi.
Karena konser dan artis terkenal identik dengan kemahalan dan hedonisme yang hanya murni tergantung kepada kemampuan membayar.

Semoga event ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan kedepannya.
Sukses terus Sigalegale Carnival.

(Oleh Marojahan A. Situmorang)