Notification

×

Iklan

Iklan

Mantan Napiter Lamongan Deklarasi Jaga Pemilu 2019 Damai

2 Apr 2019 | 14:59 WIB Last Updated 2019-11-10T13:26:21Z
Mantan Narapidana Teroris gelar Deklarasi Indonesia Damai
LAMONGAN, GREENBERITA.com - Mantan narapidana teroris (napiter) yang tergabung dalam Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) memiliki komitmen menjaga kondisi Pemilu 2019 tetap aman dan damai. Komitmen ini dituangkan dalam deklarasi yang juga dihadiri Mabes Polri.

Ketua Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP), Ali Fauzi menyampaikan pihaknya juga menolak segala bentuk hoax, kekerasan, intoleransi dan ekstremisme.

Para mantan napiter lanjut Ali, yang dulunya anti terhadap pemerintah dan tidak pernah ikut andil selama pemilu kini mengubah pola pikirnya. Kini mereka mulai ikut mensukseskan Pemilu 2019.

"Deklarasi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir dan ingin ikut andil dalam Pemilu 2019 tanpa memaksakan pilihan," kata Ali Fauzi usai acara Deklarasi Indonesia Damai yang digelar di sekretariat YLP Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Senin (1/4/2019).

Ali Fauzi menuturkan, pihaknya juga mengajak semua komponen bangsa dan mendorong pemerintah dan Polri untuk menjaga stabilitas kamtibmas.

"Kami juga mengimbau seluruh lapisan masyarakat Indonesia, khususnya di Lamongan untuk memelihara perdamaian dan persaudaraan dalam bingkai NKRI berdasar Pancasila, UUD 45 dan Bhinneka Tunggal Ika, guna menjaga keutuhan bangsa dan negara," tandasnya.

Dirinya menjelaskan tidak akan membatasi para mantan napiter untuk menggunakan hak politiknya. Dia membebaskan mereka sesuai dengan hati nurani mereka.

"Yang terpenting adalah mereka mau menggunakan hak pilihnya untuk pemilu kali ini," ujarnya.

Ditanya ancaman teror menjelang pemilu, Ali Fauzi mengaku ancaman tetap selalu ada sehingga untuk menjaga keamanan dan ketertiban ini bukan semata tugas polisi dan TNI.

Namun masyarakat juga harus ikut andil menjaga keamanan agar tetap kondusif. Suasana kondusif ini, lanjut Ali Fauzi, tidak hanya menjelang Pemilu tapi juga pasca pemilu.

"Tugas kita bersama untuk menjaga suasana agar tetap kondusif baik menjelang maupun pasca Pemilu," katanya.

Sementara Kanit 3.1 Dit Kamneg Baintelkam Polri, AKBP Syuhaimi menuturkan, pertemuan antara polisi dengan mantan napiter ini silahturahmi dan menyamakan persepsi seiring dengan situasi dan kondisi menjelang Pemilu.

Harapannya, kata Syuhaimi, menjelang pelaksanaan dan pasca pemilu tetap berjalan dengan baik dan kondusif.

"Dengan pertemuan ini, kita harapkan kita bisa saling bersinergi, apalagi saat ini dalam rangka Pemilu 2019, kita harapkan supaya berjalan secara damai, kondusif, aman dan menyejukkan," paparnya kepada wartawan.

Syuhaimi menuturkan saat ini lebih 600 napiter selesai menjalani hukuman atau yang sudah bergabung dengan masyarakat yang ada di lingkungan mereka. Namun, kata Syuhaimi, ada lebih dari 60 orang yang kembali ke dunia mereka.

"Harapan kita, tentu hal semacam ini tidak terulang lagi. Dan cara-cara preventif seperti ini saya rasa lebih efektif," ungkap Syuhaimi.

Deklarasi yang bertajuk Deklarasi Indonesia Damai ini diikuti puluhan mantan napiter dan mantan kombatan. (dtc/g5)