![]() |
Arnold Thenu, Mantan Aktivis 98 |
Bahkan, pemilihan presiden yang akan digelar 17 april mendatang sudah dikatakan curang. Padahal, pemilihan presiden belum digelar apalagi dihitung dan di umumkan secara resmi hasilnya oleh KPU. Jadi, issue pemilihan presiden curang sebelum pemilu itu dilaksanakan adalah issue provokatif. Hal ini disampaikan Arnold Thenu salah satu mantan Aktivis 98 dalam keterangan tertulisnya ke media Kobarpapua.com, Kamis malam (4/4).
Lanjut, Ia mengatakan bahwa dalam pilpres, wajar kalau setiap capres dan cawapres ingin merebut hati rakyat. Tetapi, harus dengan cara-cara yang sportif. Bukan berarti, ingin naik kepuncak sebagai pemenang harus menginjak dengan segala cara agar pesaingnya terjungkal jatuh.
Ironis, kata Arnold yang Lebih parah lagi, mencari pembenaran dengan cara menyalahkan pesaingnya dengan fitnah keji agar dianggap benar. Dan, anak sekolah dasarpun mengetahui kalau fitnah itu lebih kejam dari pembuhuhan.
Parahnya lagi, orang yang mengaku dewasa malah menyebarkan fitnah dengan penuh percaya diri, ujarnya.
Kini, fitnah itu berkembang menjadi issue menyesatkan di masyarakat. Berpotensi memecah belah masyarakat. Salah satunya adalah issue pemilu curang tersebut. Padahal, issue pemilu curang sudah pernah dimainkan pada pilpres 2014 yang lalu oleh kubu Prabowo yang saat itu dikalahkan oleh Jokowi, terang Arnol Thenu
Dalam pilpres 2014 lalu, Prabowo mengatakan bahwa pemilu curang. Issue pemilu curang secara terstrukur, sistematis dan masif (TSM) menjadi jargon kubu Prabowo yang saat itu berpasangan dengan Hatta Rajasa. Miris memang, ketika mereka memainkan issue tersebut pasca kalahnya pasangan tersebut dalam perhitungan perolehan suara. Karena, Prabowo ternyata tidak mampu membuktikan apa-apa perihal pemilu curang secara TSM seperti yang dia lontarkan. Atau, mungkin memang Prabowo sendiri tidak mengerti arti sekaligus makna dari kecurangan TSM itu sendiri. Sehingga, dalam persidangan kubu Prabowo tidak mampu menjelaskan apalagi membuktikannya secara hukum perihal kecurangan pilpres secara TSM, pungkasnya.
Tambah Arnold Thenu. Lucunya, sekarang pion politik kubu Prabowo dikorbankan untuk menggoreng issue usang pemilu curang seperti yang mereka pernah mainkan 2014 lalu. Aneh, seharusnya seorang kakek-kakek mengajarkan kepada anak cucunya agar tidak boleh suudzon. Tetapi, kakek-kakek itu justru memaksa anak cucunya untuk berpikir suudzon. Dan, tanpa disadari pion politiknya kubu 02 itu sedang menunjukan kepanikan. Karena, sepertinya tidak ada cara lagi untuk memenangkan kubu 02 secara sportif, tegasnya.
Sumber: kabar65news.com